Informasi

2 0 0
                                    


Seperti biasa Zasya sudah siap dengan seragam sekolahnya sedangkan berbanding terbalik dengan adik perempuannya

"hei Hinako! cepat lah! aku tidak mau menunggu terlalu lama!"

sudah 2 menit Zasya selalu menggerutu dan mengoceh, ia kesal dengan adiknya yang setiap pagi susah di bangunkan dan kini adiknya itu baru akan mandi, oh ini adalah ujian yang selalu dihadapi Zasya setiap hari

"onii-chan, apa nii-chan sudah lama menunggu?"

Zasya menoleh mendapati adik perempuannya sudah berada di sampingnya sedang menggunankan sepatu

"Baka! kenapa setiap hari kau harus terus terlambat hah!? kau pikir aku ini apa? aku juga manusia yang kadang tidak bisa menahan kesabaran!!!"

"ah itu sih jangan salahkan aku, lagian nii-chan sendiri yang bersiap siap terlalu pagi, hei kau harus tau bahwa hidup ini harus dijalani dengan santai"

Mata biru safir itu menyipit dan menatap tajam kepada gadis bermanik mata ungu itu

"lain kali aku akan meninggalkan mu di dalam hutan saja!"

Zasya pun berdiri sambil membenarkan tasnya, ia melangkah membuka kenop pintu.

-🌙-

"ohayou gozaimasu Zasya-kun!"

"konnichiwa Zasya-kun!"

"hallo Zasya-san, kau nampak mempesona..."

sapaan demi sapaan terlontar dari mulut para gadis gadis ketika Zasya melangkahkan kaki di sepanjang kolidor sekolah

"huh, apakah tidak ada yang ingin menyapaku? dan onii-chan kenapa dingin sekali sih! mereka sudah menyapa kakak, minimal senyum dong!"

"........"

"huft!"

Hinako mendengus kesal, manik mata safir Zasya melirik ke arah Hinako sekilas dan kemudian menghela nafas panjang

"maaf Hinako-chan, aku sungguh minta maaf, asal kau tahu ini bukanlah diriku yang sebenarnya. maaf kau tidak bisa bertemu dengan diriku di kehidupan sebelumnya.."

mereka memasuki kelasnya masing masing, ketika Zasya memasuki kelas banyak sekali sapaan dan pujian dari para gadis di kelas itu

"dasar bodoh, mereka menyukai ku yang padahal jiwaku ini seorang perempuan! aku selalu mengabaikan mereka tapi mereka tidak mau menyerah!!" Zasya terus menggerutu di dalam hatinya

jujur dia mulai kewalahan dengan sikap para gadis di kelas bahkan satu sekolah ini, padahal menurut Zasya sendiri dia tidak terlalu tampan tampan banget toh lagipula masih ada Keichi yang status nya kapten basket dan friendly lalu ada juga Sogaku yang juga most wanted di kota ini

lantas mengapa mereka hanya mengincar Zasya? itu Zasya sendiri bingung

*Kriing*

bel masuk berbunyi, kelas pun di awali dengan pelajaran geometri. Sensei Koburo memasuki kelas dengan membawa sebuah gulungan kertas yang cukup besar

"huaa..." Zasya menguap bosan

"oh astaga dari dulu aku bosan dengan pelajaran ini, dan nampaknya sensei tidak berubah dari dulu saat aku menjadi Lina hingga sekarang saat aku masuk ke tubuh cucuku sendiri dia benar benar pria yang tangguh"

-🌙-

*Tok Tok*

di tengah pelajaran Zasya mendengar suara ketukan, dia menoleh kesana kemari mencari sumber suara, dan mendapati burung gagak hitam yang mengetuk kaca jendela sedari tadi

untungnya Zasya memang menduduki kursi pojok yang bersebelahan dengan jendela

Zasya membuka jendela nya dan memperhatikan burung itu yang mendekat

"ada apa dengan burung ini?, perilaku nya aneh sekali ditambah burung gagak? siang siang begini?"

Zasya menatap datar kepada gagak yang berdiam diri itu

"kurasa dia hanya terse- tunggu! apa itu?"

Zasya mengambil sebuah kartu perak yang terselip di cakar gagak itu, ketika kartu itu tercabut maka gagak itu langsung terbang, dan sialnya gagak itu bersuara hingga membuat sensei dan yang lainnya menoleh ke arah Zasya

"Minamoto! tolong perhatikan kedepan!" tegur sensei

"ah su..sumimasen sensei.."

ia kembali lebih tepatnya berpura pura memperhatikan, di saat semuanya kembali berjalan seperti biasa Zasya mengambil kesempatan untuk mengamati kartu itu

"oi.. sepertinya ini..."

pemuda itu menekan sebuah tombol yang ada pada kartu itu dan membuat kartu itu menjadi sebuah gulungan kertas besar

"chotto.. aku tidak boleh membacanya disini!"

"Sensei!" pemuda itu berdiri

"ya ada apa Minamoto?"

"aku ingin permisi!"

"baiklah silahkan"

pemuda itu mengangguk dan segera keluar dari kelas, ia berlari menuju toilet, dia mengunci pintu lantas membuka lagi gulungan kertas tadi dan mulai membacanya

untuk penyihir bulan sabit

tolong para vampire kehilangan kendali, seminggu yang lalu ada sebuah Roh jahat yang mengendalikan kami, para warga berubah menjadi monster yang saling memakan dan membunuh! aku mohon bantuanmu, hanya kau sang penyihir bulan sabit yang mampu menghabisi Roh itu!

-K-

Zasya tertegun setelah membaca pesan dari kertas itu, kini hal yang selama ini ditakuti nya benar benar terjadi, roh jahat itu ternyata selama ini berkembang di belahan dunia lain

"masaka.. itu artinya vampire dan manusia akan musnah kalau terus begitu, dan para penyihir bisa saja berubah menjadi monster yang tak berhati, lebih mengerikan lagi kalau semuanya menjadi kanibal"

pupil mata Zasya mengecil dan gemetar, dari dulu dia selalu berharap agar situasi seperti ini tak pernah terjadi namun sayangnya sepertinya takdir berkehendak lain

pemuda itu membalik kertas nya dan mendapati beberapa tulisan dengan bahasa asing

"Το σκοτάδι θα καταπιεί το λευκό φως, πλάσματα με αιώνιες καρδιές τεράτων, όσοι χάνουν θα ουρλιάζουν από αγωνία, τότε δεν θα συμβεί καμία ιστορία"

-🌙-

Zavir'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang