Matahari terbit dengan indah menghiasi kota Moskow, di saat yang bersamaan pemuda bermanik safir itu sudah mengenakan kemeja dan jubah andalannya, dia berjalan keluar menuju lobi utama
"semoga bocah itu tidak menemukan ku, akan sangat merepotkan jika dia bertemu deng-"
saat pikirannya berkata kata, di saat bersamaan dia menginjakkan kaki keluar hotel
"oi Zasya!!"
yang dipanggil pun kaget dan terkejut
"Kuso!! kenapa dia sudah ada di sini!!?" berbagai sumpah serapah ia sebutkan satu persatu untuk pemuda itu
"hei kau lambat sekali sih, bahkan siput saja menang dari mu~" ujarnya sambil dengan nada bermain main
"kenapa kau disini!!?"
"ee.karna aku rekan mu sekarang ^-^"
"-_-+"
akhirnya Zasya menyerah dan mengizinkan Stofert untuk mengikutinya
di sepanjang perjalanan, si manik merah pekat itu tak henti hentinya mengoceh, apa lagi disaat Zasya berpaling darinya dalam sedetik saja.. Stofert sudah menghilang karna mengikuti objek yang menurutnya menarik sekali
"kenapa kau nampak lelah seperti itu Zasya?" tanyanya dengan polos
"hu..hu... karna nampaknya ada yang selalu menghilang hanya untuk sesuatu yang konyol.." timpal Zasya sambil terengah engah
sedangkan pemuda manik merah itu malah kembali melirik seorang badut dan hendak berjalan menghampiri badut itu. Untungnya sebelum Stofert ke sana Zasya sudah lebih dulu menarik ikat pinggangnya lantas menyeretnya pergi
"mendokusai.." gerutu Zasya
-🌙-
Kini kedua pemuda unik itu melenggang masuk ke dalam sebuah kantor, mereka berjalan didampingi oleh beberapa pengawal yang memang di tugaskan menjaga gedung ini.
Mereka sekarang berdiri di depan pintu besar berlapis perak itu, pintu terbuka lantas mereka langsung memasuki ruangan
"aku harus bisa menyakinkannya!" batin Zasya menyemangati dirinya sendiri
Di sisi lain Stofert terus menerus mengagumi kemegahan dari bangunan bergaya kuno itu, dia terlalu bersemangat untuk sekarang
"Zasya, kita akan pergi kemana?"
"ke kuburan -_-." jawab Zasya acak
"....."
saat pintu ruangan yang diketahui sebagai tempat kerja seorang boss bisnis terbesar di seluruh dunia itu terbuka tiba tiba sebuah pisau langsung melayang ke arah mereka, namun dengan sigap Zasya mendorong Stofert dan mengumpan balik pisau itu kepada sang pelempar
"wah wah... kemampuanmu ternyata persis seperti nenek mu ya.. Zasya Minamoto." sahut perempuan bergaun minim hitam itu
"karna aku memang Lina bodoh!" pikir pemuda manik safir itu
"maaf mengganggu waktu anda nyonya Iva, saya hanya ingin meminta beberapa berkas dan file yang dulu pernah di serahkan nenek saya kepada anda" ujar Zasya dengan sopan
"oh.. begitu ya.. tapi maaf sekali, aku sudah membuang beberapa berkas tidak penting itu, lagipula nenekmu itu terlalu kompetitif terhadap suatu hal, haha.. aku jadi ingat ketika dia masih dalam masa pelatihan.. oh itu sang-"
"maaf, tapi saya tidak memiliki banyak waktu untuk mengobrol atau sekedar basa basi dengan anda, ini sudah dalam keadaan darurat, apalagi menyangkut sihir jahat, tidakkah anda mengetahui berita itu?"
"..... kau ini menyebalkan juga ya, baiklah kalau begitu.. Cary! tolong ambilkan beberapa berkas di dalam brankas ku!!" titahnya kepada pengawalnya
lantas pengawal laki laki itu pergi menuju ruangan yang dimaksud
"Zasya.. apakah masih lama? aku lapar nih.." bisik Stofert di tengah tengah keseriusan ini
Zasya hanya melirik dan menggelengkan kepalanya, yang benar saja!? di saat seperti ini dia masih bisa memikirkan makanan, padahal untuk bertemu boss bisnis di seluruh dunia itu butuh perjuangan yang keras dan dia malah... sudahlah lupakan saja -_-
"oh ya ku dengar kau meneruskan profesi Lina ya.." ujar Iva sambil mendekati Zasya
"menurut anda?" timpal Zasya
"huft.. wajah yang sangat beringas dan sifat yang sangat berani.. kau memang mewarisi sifat gadis konyol itu.."
"aku tidak konyol!! dasar perempuan tua menyebalkan!!" teriak Zasya dalam batinnya
dalam waktu bersamaan tiba tiba seseorang menerobos masuk ke dalam ruangan dengan keringat yang membanjiri tubuhnya karna lelah berlari, orang itu memakai topi dan masker hitam bisa di bilang misterius
"Civani! ini darurat sekali!!" ujarnya dengan tergesa gesa
"bertenanglah Rick, coba jelaskan apa yang terjadi?" timpal Iva sambil menghampiri pria yang dipanggil Rick itu
"aku mendapat kabar bahwa para Vampire sudah menyebar di beberapa wilayah persenjataan kita! para penjaga tidak mampu menahan mereka, banyak yang sudah jatuh berguguran karna popularitas vampire yang meningkat secara tiba tiba!"
"bagaimana bisa para Vampire itu meningkat dengan waktu singkat seperti itu?! bukankah seharusnya mereka membutuhkan waktu beberapa bulan untuk meningkatkan keturunan mereka?" potong Zasya di sela sela percakapan
"itu karna para Vampire itu bukan hanya menjangkiti sesama nya, tapi manusia juga! entah apa penyebab mereka menjadi liar seperti itu.. ngomong ngomong anda siapa?" tanya Rick kepada Zasya dengan wajah tertarik
"a..aku..namaku-.."
"namanya Zasya Minamoto, cucu dari Lina Angie Sirius Hikari" potong Iva
"Lina? oh Lina si agen yang juga menjadi pembunuh bayaran itu kan?"
" ......"
"......"
Stofert nampaknya sedikit terkejut dengan pernyataan itu, dia benar benar ingin mengetahui apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh pemuda bermanik safir itu, Stofert sendiri bingung karna baru pertama kalinya ia melihat seseorang seperti Zasya dapat melakukan transportasi kekuatan, dan penggunanaan busur sihir.
"apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Zasya? apakah itu sesuatu yang sangat besar?" otak Stofert berpikir keras dan bertanya tanya.
-🌙-
KAMU SEDANG MEMBACA
Zavir's
VampireDi abad modern ini siapa sangka Vampire ternyata masih bertahan dan berkembang di beberapa penjuru dunia, namun ada salah satu Vampire dengan kekuatan unik yang tak pernah di ketahui kaum Vampire maupun manusia. manusia yang terlahir dengan keturuna...