Rahasia

1 0 0
                                    

Pemuda manik safir itu sudah menguap untuk ke lima kalinya, dia bosan karna menunggu Stofert yang katanya ke toilet hanya untuk mencuci tangan namun tak kunjung kembali hingga 20 menit

"Kemana anak itu!? Dia selalu berhasil membuatku kesal!! "

Zasya pergi menuju toilet untuk memeriksa keberadaan Stofert

"Hei bisakah kau cep-"

Kalimat Zasya terhenti karna ketika memasuki toilet, dia langsung di suguhkan oleh pistol dari seorang pria bertopeng

"Siapa kau.. "

"Lama tak bertemu Vampire atau perlu ku panggil penyihir bulan sabit.. Aku datang hanya untuk memberitahu bahwa kami akan memusnahkan kaum kalian terutama kau.. Musuh paling berbahaya bagi penyihir kegelapan seperti kami. "

"Huft! Memusnahkan? Apakah kau sudah benar mengatakan itu? Karna kurasa aku yang akan memusnahkan spesies biadab seperti kalian" Zasya berkata dengan dingin dan datar

"Dasar tidak tau diri! Kau pikir hanya karna kau berasal dari keturunan penyihir bulan sabit dan vampire kau akan menang hah! Mau bagaimana pun kau hanya seorang manusia lemah!"

"Lalu bisakah anda berkaca pada diri sendiri? Sudah seberapa tangguhkan anda sampai anda mampu memandang rendah kepada orang lain."

"..... "

Zasya memasang smirk jahat di wajahnya, lalu pemuda manik safir itu langsung memelintir tangan pria itu dan melemparkan pistol itu hingga jatuh dan menjauh dari jangkauan pria bertopeng

"Penyihir apanya, setahu ku penyihir kegelapan itu memiliki sihir kuat dibanding yang lain karna tingkat mereka yang tinggi, aku ragu kalau kau hanya berpu- ugh!"

Tanpa aba aba leher Zasya langsung di cekik oleh pria itu, kuku kuku hitam nya yang panjang menancap dan menembus kulit leher Zasya

"Nggh.. Ugh!" Zasya mencoba melepaskan diri dari cengkraman pria itu namun nampaknya dia tak memiliki kekuatan saat ini

"Aku sangat lemah, mungkin karna aku sudah sangat lama tidak menghisap darah.. Ini benar-benar sulit!"

Di tengah perjuangan nya tiba-tiba pria itu terjatuh dan tergeletak di lantai

"Hah!?" Zasya melihat Stofert yang berdiri dengan sapu di tangannya

"Ka.. Kau tidak apa apa kan Zasya?" tanya Stofert dengan wajah cemas

"Ngh.. Yes.. Aku baik baik saja, terimakasih banyak atas bantuan nya"

"Ya, yokatta.. Ku pikir kau akan mati tadi.. "

"Yokatta..? Kan, dia pasti orang Jepang!" pikir Zasya

"Ugh! Dasar sialan! Mati saja kalian!!!"

Pria itu bangkit dan dia langsung menggunakan sihir nya. Lampu berkedip kedip, semua barang di toilet berterbangan

Stofert langsung mendekati Zasya dan menggenggam tangan pemuda itu dengan erat, akan tetapi ini berpengaruh kepada Zasya, dia terlalu responsif terhadap kekuatan sihir gelap, dia langsung merasakan sakit di dada nya

"Sialan! Kenapa harus sekarang!? Aku butuh darah..." Zasya mencari cara agar dia bisa memulihkan kekuatan nya kembali

"Zasya apa kau baik baik saja?" tanya Stofert yang menyadari keanehan dari pemuda di samping nya

"Kita harus pergi.. Hhh... Sebelum.. Sihirnya benar benar terkuasai oleh pria itu.. "

Stofert mengangguk, dia langsung menarik Zasya keluar dari toilet, mereka terus berlari menerobos banyak orang yang sedang berjalan

"Maaf.. Permisi.. Kami sedang buru buru.. "

-🌙-

Mereka akhirnya bersembunyi sementara di sebuah gedung tua

"Hh.. Hhh.." Stofert mengatur nafasnya karna lelah seusai berlari jauh

"Harusnya kita aman, tidak mungkin pria gila itu bisa menemukan kita di jarak sejauh ini" ujar Stofert sambil melihat Zasya yang nampak kacau

"Hei, ada apa?" tanya Stofert khawatir

"Kurasa pria itu akan menemukan kita.. "

"Hah!? Ke... Kenapa? Bagaimana bisa!? "

"Dia penguasa sihir gelap tingkat tinggi, aku bisa merasakan nya.. Sihirnya begitu kuat.. Aku.."

"Kau seharusnya mampu mengalahkan nya kan!? Kau tinggal memakai busur biru mu itu dan memanah nya persis seperti apa yang kau lakukan pada Cherly"

"Tidak semudah itu bodoh!! "

Stofert sedikit tertegun dengan bentakan tiba tiba dari pemuda manik safir itu

"Aku.. Aku sudah lama tidak meminum darah, dan itu membuat ku tidak bisa memakai sihir semaksimal mungkin!" sambung Zasya

"Bu.. Bukankah kau seorang penyihir? Kau tidak memerlukan darah untuk memulihkan keku-"

"Aku adalah penyihir tapi juga memiliki darah vampire bodoh! Aku terlahir dari keturunan penyihir dan vampire!" sela Zasya sambil mendengus kesal

"....... "

Zasya kembali mendengus, dia memalingkan wajahnya dari Stofert dan berpikir

"Ini akan sangat berbahaya... Pria itu menginginkan kematian ku.. Aku tidak boleh melibatkan vampire ini! Kalau tidak nyawanya juga akan dalam bahaya!"

"Stofert! "

"Hah? Ada apa? "

"Pergilah! Cepat pergi ke hotel dan ambilkan buku di kamar hotel!" titah Zasya

"Oh.. Ta.. Tapi bagaimana dengan mu? "

"Jangan cemaskan aku, aku bisa bersembunyi, cepatlah pergi aku membutuhkan buku itu"

"Baik!" Stofert pun melangkah kan kaki bersiap untuk kembali berlari

"Stofert"

Yang terpanggil pun menoleh

"Cari buku itu sampai dapat. " sambung Zasya dengan tatapan tajam, serius dan gelapnya

Stofert menelan salivanya dengan susah payah, dia mengangguk kecil lalu langsung berlari pergi

"Semoga saja dia tidak kembali lagi.. "

Inilah strategi yang dibuat penyihir bulan sabit itu, menyuruh Stofert pergi dengan alasan mencari hal yang sebenarnya memang tidak ada

"Huft.. Kalau aku menyuruhnya pergi alias to the point pasti kita akan beradu argumen! " gumam Zasya

Zasya memang sejak awal tidak ingin melibatkan siapapun dalam misi nya, dia tidak ingin melukai orang yang di dekatnya

-🌙-

Zavir'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang