Permulaan

0 0 0
                                    

"Το σκοτάδι θα καταπιεί το λευκό φως, πλάσματα με αιώνιες καρδιές τεράτων, όσοι χάνουν θα ουρλιάζουν από αγωνία, τότε δεν θα συμβεί καμία ιστορία"

Zasya termenung mencerna kalimat asing itu

"apa ini? aku sama sekali tidak mengerti, bahasa apa ini?!!"

nampak ia berpikir keras namun sayang nya ia tidak dapat mengartikannya

"sepertinya aku harus menghubungi kak Dion, mungkin dia tau sesuatu"

pikir Zasya, lantas ia melipat kembali kertas itu dan menaruhnya di saku celana nya

-🌙-


jam pelajaran telah usai, Zasya keluar dari kelas dan sudah menadapati adik perempuannya menggandeng lengan seorang pria

"dasar bocah itu!!!!"

Zasya segera menghampiri adiknya yang centil itu, ia segera menarik tubuh adiknya agar menjauh dari pemuda itu

"eh onii-chan!? apa yang nii-chan lakukan!!?" protes Hinako

"Hinako kakak dari tadi mencari mu, ayo pulang bersama.." tegas Zasya dengan ekspresi dingin seolah olah tak peduli dan mata nya yang berwarna biru menggelap nan tajam seperti elang

tatapan kakaknya membuat gadis itu takut dan merinding

"onii-chan sangat menyeramkan..!!"

"b..baiklah, Shiroku aku akan pulang bersama onii-chan jadi aku minta maaf" ucap Hinako kepada pemuda yang tadi ia gandeng

"o..oh hai'k" balas pemuda itu

lantas kakak nya pun menarik Hinako menjauh keluar dari sekolah. Saat perjalanan pulang

"sudah berapa kali kakak bilang bahwa kau tak boleh terlalu dekat dengan seorang laki laki, berteman boleh tapi jangan lupa dengan batasan!!" Tegas Zasya sekali lagi

"iya iya... aku mengerti!" balas Hinako  dengan malas

"onii-chan terlalu posesif -_-"

kakaknya itu hanya mendelik, karna Zasya tau persis bahwa adiknya itu tidak menghiraukan peringatannya

"oh iya! aku masih harus menyelidiki tulisan asing itu!"

dia pun menoleh ke arah adiknya

"Hinako aku titip tas ku ya!" ujar Zasya sembari memberi paksa tasnya kepada Hinako

"eh? memangnya onii-chan mau kemana?!!"

"kakak ada urusan, bilang kepada kaa-saan bahwa aku ada ekstrakulikuler tambahan!!"

Hinako yang kebingungan hanya dapat melihat punggung kakaknya yang mulai menjauh

"kalau tau akhirnya aku sendiri lebih baik tadi aku bersama Shiroku -_-#"

-🌙-

Pemuda manik safir itu berlari terus menerus, keringat mengucur membasahi pelipis nya, dan akhirnya dia sampai di depan rumah dengan papan nama yang sudah usang bertuliskan "kediaman Matsumoto"

"akhirnya.. sampai juga.."

pemuda itu mendongak melihat rumah itu yang masih terawat, tentunya karna Zoya -ibu Zasya- sudah membayar seorang pegawai agar datang setiap pagi ke rumah ini untuk membersihkan dan merawatnya

*Traak*

pintu pagar dibuka perlahan, Zasya melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah nya dulu

"sudah sebulan aku tidak kemari.. nostalgia, disini tempatku menjalin kasih sayang, mendapat keluarga bersama orang yang paling ku cintai.."

ia membuka pintu dan melenggang masuk, ruang tamu, ruangan pertama yang ia pijaki sekarang. tanpa sadar air mata keluar begitu saja

"Rayn... aku merindukanmu..."

Disinilah sebuah kisah terjalin, banyak sekali memori dan kenangan indah yang pernah di alami rumah ini, dan sekarang dia kembali kesini namun bukan sebagai Lina melainkan Zasya, cucu sang gadis tangguh itu.

kemudian ia segera menuju pintu di bawah tangga dan membuka kunci kode itu, untungnya ia masih dapat mengingat kode nya.

"yosh! ternyata aku masih bisa mengingatnya :)"

Di dalam ruangan terdapat tiga pintu, pintu kanan adalah ruang Laboratorium, pintu kiri terdapat lorong yang menghubungkan ke suatu tempat dan pintu tengah adalah ruang kerja Lina dan Rayn dulunya

Zasya membuka pintu tengah, perlu diketahui bahwa setiap pintu disini memiliki passwordnya masing masing yang hanya di ketahui Lina dan Rayn

dia langsung membuka pintu nya dan melenggang masuk, pemuda itu langsung terduduk di kursi officer dan menatap layar komputer.

"wow ternyata masih berfungsi ya.." Zasya terkekeh

manik safirnya menelisik sebuah situs, tak lupa menghubungi Dion. Namun sangat disayangkan karna dia tidak dapat dihubungi saat ini

"kalau begini akan lama sekali, baiklah! aku bisa mencari tau sendiri!"

-🌙-

1 jam telah berlalu dan akhirnya Zasya dapat mengartikan kalimat tersebut, nampak layar komputer sudah menampilkan hasil dari kalimat tersebut

"kegelapan akan menelan cahaya putih, mahkluk berhati monster abadi, mereka yang kehilangan akan menjerit dalam penderitaan, dan tiadalah cerita yang akan terjadi"

Zasya tertegun sejenak dan menerka nerka kalimat tersebut

"nandayo? apa maksudnya?"

*Triing!*

sebuah surel masuk menampilkan info terkini mengenai kemunculan monster di beberapa negara

INFO TERKINI!
Dikabarkan telah terjadi berbagai kasus di seluruh penjuru dunia, hingga saat ini ada keyakinan bahwa ini adalah ulah sihir dan vampire. Polisi dan aparat setempat kewalahan mengatasi kericuhan di kota, benarkah vampire dan penyihir itu ada? ataukah ini adalah teror dari seseorang?

"gawat! sepertinya ini benar benar serius!"

Zasya mencari beberapa sumber penting dan mendapat fakta bahwa Rusia belum terdampak kasus kasus tersebut

"itu artinya..."

"jika Rusia belum terdampak maka roh itu pasti akan ke negara itu, apalagi Rusia adalah negara terbesar! aku harus pergi ke sana sebelum terlambat!"

tanpa disadari Zasya mengepalkan lengannya dengan kencang dan menggertakkan giginya, dia kesal dan frustasi.

-🌙-


Zavir'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang