15

38 4 0
                                    

"Jadi intinya, bapak mau saya ngajarin mereka dan mereka ngawasin saya?" Tanya sho kaget + kesal karena tak mau hal ini.

"Ogah saya pak." Tolak sho mentah mentah.

"Kelompok belajar efektif buat nambah nilai." Timpal pak eko agar sho menerima hal itu.

"Gak." Tolak sho lagi.

Sho yang tak bisa menahan kesal nya lagi pun angkat bicara. "Ga usah si perhalus pak, mereka tuh bego, bloon, tolol, goblog." ucap sho sambil mengetuk jari nya ke meja.

"Mau Einstein yang ngajarin juga ga bakal bisa pak! Otak nya pada ga nyampe!" Jelas sho.

Pak eko menghela nafas lelah. "Belum di coba belum tau, ini juga buat masa depan kamu. Kamu mau ga naik kelas lagi?" Tanya pak eko namun di respon beda olah sho.

Aura gelap mengelilingi Sho. "Oh... Bapak ngancem saya?" Tanya sho.

Pak eko terdiam karena salah mengambil kata kata malah kata kata buruk yang keluar.

"Maaf saya ngga seharusnya berbicara begitu" Ujar pak eko mencoba lagi, sho mulai duduk dengan punggung menyentuh punggung kursi sambil menghela nafas.

"Nak shoto, biar saya jelaskan dulu situasi nya"

"Amu, upi kalian boleh ke kelas duluan" Upi dan Amu pun mengangguk lalu keluar dari ruangan ini.

"Kapan sho ga naik kelas?" Tanya upi membuka topik yang di jawab tak tau.

"Mungkin pas SMP? Atau SD?" Tebak Amu namun ia juga tak yakin.

Sosok wanita berdiri di depan Amu dan upi dengan wajah datar tanpa ekspresi seperti biasa.

"Hai zia" Sapa Amu dan zia hanya tersenyum kecil membalas sapaan amu.

Zia membuka pintu ruangan itu dan perlahan masuk sembari menutup pintu itu kembali.

"Sho?" Panggil ku karena familiar dengan bagian belakang rambut nya.

Pria yang di panggil pun menoleh melihat sosok yang memanggilnya.
"loh? Kok ada zia pak?" Tanya Sho curiga lalu menarik kursi agar zia duduk di samping nya.

"Jangan bilang bapak mau zia jagain saya?" Tebak Sho menatap pak eko tajam.

"correct" Tukas pak eko membuat Sho semakin kesal.

"Dan zia akan mengajarkan upi, Amu pelajaran bahasa Inggris. Jadi kamu ngajarin mereka matematika dan zia mengajarkan bahasa Inggris" Jelas pak eko seolah itu adalah berlian yang di temukan di pedalaman bumi.

Sho menatap zia yang duduk di samping nya.
"Lo di sogok apa sama pak eko sampai lo mau ngelakuin hal ini? Lo bukan tipe orang yang langsung nerima ini tanpa ada alasan di balik nya?!" Tanya sho yang tau sikap zia.

Zia menatap balik sho dengan tatapan kosong yang jarang ia perlihatkan. "Mama..."

───

"Oi" Panggil sho yang membuat 2 perempuan itu menoleh.

"2 minggu lagi kita les privat, gue yang ngajar dan pak eko, zia yang ngawas" Ujar sho singkat, datar, malas.

Upi dan Amu pun senang mendengar keputusan akhir sho.
"Waa pak guru! Pak guru shooo!!" Ujar amu semangat
"Waaa di ajarin bebeb" Ucap upi senang juga.

Sho berjalan lebih cepat melewati mereka berdua. "Mau kemana?" Tanya upi karena Sho mempercepat langkah nya.

Sho menjawab upi datar. "Kelas lah."

Sho teringat sesuatu. "Oh iya" Sho membalikkan badan.

"Zia juga ngajarin kalian di bahasa Inggris" Ujar Sho yang membuat upi Amu semakin senang mendengar nya

┊┊┊┊
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧

"A yeee guru kita ada dua"
"Pak Sho dan bu zia"

ᴀʟᴜɴᴀɴ ᴍᴜsɪᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang