34

9 1 0
                                    

・───・★・───・

H

ari hari kami lalui dengan canda tawa karena sudah lama sejak zia menjauhi Sho karena alasan alea.

Meski begitu, Zia selalu menemani Sho agar tak mengingat alea lagi walaupun tak mudah.

Di sela sela kesempatan, Sho kadang menelpon, pergi ke rumah alea bahkan stress karena tak kunjung menemui Alea.

Zia duduk di belakang kelas bersama ceu qoqom dan vanilla yang sedang membahas toko makanan manis yang baru di buka Lavinsa group.

Zia melihat Sho yang tertawa namun hati nya masih terluka, dia pasti masih memikirkan tentang alea. Cara apa lagi agar dia tak memikirkan Alea.

Zia mulai stress...

Namun pandangan nya teralihkan dengan Toro upi yang saling berbisik. "Sho justru butuh kita" kata Toro sama upi.

"Lu sama Sho lagi saling menghindar?" tanya kiki tiba tiba

"hah..."

MALAM HARI

"OOOH!!!"

Teriakan orang orang terus membara dengan ada nya pukulan di setiap gerakan nya karena mereka sudah bertaruh banyak kepada orang taruhan di bawah.

Dan Zia disini untuk mengawasi salah satu penghasilan kotor William, papa nya.

Mata Zia kian membelalak saat melihat salah satu peserta adalah orang yang sangat ia kenal, Sho.

"Otto menang haha mana sini 50 rebu"
"ni ah rugi gua, judi tarung besok all in otto ajalah"

Tangan Sho di angkat sebagai pemenang sekaligus bintang malam ini.

"WAAA!"
"WOOO!"
"OTTO!"
"OTTO!"

Zia mengeraskan rahang nya, dia sudah benar benar tak waras. Zia turun dari podium penonton dengan tergesa-gesa sampai membuat Liam yang menjaga nya sedikit kewalahan.

Saat sampai bawah. "Judi sambung orang di bubarkan" ujar Liam membuat semua orang pergi karena mereka tau Liam adalah salah satu tangan lavendra.

Kini, tempat ini hanya menyisakan merkea bertiga.

Ekspresi Sho sedikit terkejut namun dengan cepat dia menyembunyikan nya. "kenapa? kaget?" tanya Zia kesal dengan sikap Sho.

Zia mencoba tak mengeluarkan emosi nya, "Sho..." panggil Zia tak kuat mengungkap nya dengan banyak kata.

Zia mengusap lengan Sho. "aku tau... kamu belum sepenuh nya move on dari dia, tapi bukan ini cara nya. ada cara yang lebih sehat, bukan cara kayak gini" ujar Zia agar Sho sadar.

Sho menatap Zia. "bukan cara kotor Sho.... walaupun lama tapi ber proses."

"kamu mencari obat, tapi obat itu ada di diri kamu sendiri, sadar Sho" ujar Zia menguncang pelan bahu Sho.

Zia memeluk tubuh Sho dengan erat dan nyaman, agar dia lebih tenang dan bisa merilekskan pikiran nya.

Beberapa menit, Sho melepaskan pelukan nya dan berjalan pulang dengan lunglay seolah tak ada tenaga.

PAGI HARI

Kini...  Sho seolah menghindari zia, setiap kali bertemu Zia atau apapun itu, dia akan mencari celah agar tak bertemu dengan Zia.

Di luar ataupun di sekolah...

Zia menghela nafas panjang, memijat pangkalan hidung nya. bukan hanya Sho tapi zia juga sedang ada masalah.

Liam menaruh amplop dengan tanda tangan merah itu di dashboard mobil.  itu surat sakit zia entah berapa lama.

Zia kini berada di depan rumah amu, memandangi rumah nya dari jauh di dalam mobil. Liam mengetuk kaca mobil saat melihat amu berjalan keluar rumah.

Pintu mobil terbuka dan Zia yang duduk di dalam kursi mobil nya. "amu" panggil Zia, dan amu menoleh lalu lari menghampiri Zia.

Amu melihat keadaan zia "loh?!!! zia kenapa?!!" tanya Amu panik.

Gimana ga panik, tangan Zia di infus, hidung nya menggunakan alat pernafasan dan tubuh nya yang penuh dengan berbagai alat menempel.

Dan Zia masih bisa tersenyum setelah itu semua?
"Amu, aku minta tolong boleh?" Pinta Zia tersenyum kecil, ingin rasa menggenggam tangan kecil amu tapi ga mau amu terkena sedikit efek sakit Zia.

Amu mengangguk semangat. "iya, kenapa zia?"

zia menatap tanah sejenak lalu menatap amu. "Jaga dan buat Sho sibuk dengan berbagai kegiatan supaya dia ga ingat tentang pikiran nya, bisa?"

Zia menatap Amu dengan tatapan memohon tapi tetap dengan wajah tenang nya.

Amu tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. "iya, bisa zia" Jawab Amu mengusap kepala Zia.

Liam memberikan se keranjang buah apel sebagai ucapan terimakasih karena sudah mau membantu Zia.

Zia terdiam lalu melihat Amu lagi. "cepat sehat zia, nanti kita makan makanan Toro sambil gambar bareng" Perkataan Amu membuat zia diam beribu bahasa.

Zia tersenyum lalu mengangguk "iya"

┊┊┊┊
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧

"memang nya kamu izin sakit berapa hari?"

"2 bulan, mungkin"

"LAMA NYA?!!!"

ᴀʟᴜɴᴀɴ ᴍᴜsɪᴋTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang