Cinderella 2

676 101 6
                                    

Cintaku habis untukmu, cintamu habis untuk orang lain yang jatuh cinta dengan orang lainnya lagi.

•••

Kenapa dia bilang hanya Resa yang mendaftar, dan seolah menerimanya secara terpaksa. Padahal, Resa yakin bahwa yang dia lihat tadi adalah setumpuk CV orang-orang. Tidak mungkin kan, Defandra menyimpan CV orang asing begitu saja? Pasti itu adalah CV para pelamar kerja yang juga punya jadwal interview.

Wah, apakah Resa baru saja diterima kerja dengan cara yang spesial? Bukan melalui jalur orang dalam, tetapi melalui masa lalu mereka.

Dia tertawa memikirkan hal konyol itu. Apakah Defandra masih menyukainya? Tapi mana mungkin cowok itu masih menyukai Resa yang jelas-jelas sudah mematahkan hatinya berkeping-keping. Kalau ada perasaan yang tersisa, seharusnya itu adalah perasaan benci dan dendam, bukan cinta.

Apa Defandra menerimanya untuk balas dendam? Wah, ini lebih masuk akal lagi. Pasti benar lelaki itu menerimanya kerja untuk membalas perbuatannya di masa lalu. Seharusnya Resa memikirkan ini sejak awal, bukannya malah senang karena akhirnya dapat kerja dengan gaji UMR. Seharusnya dia lebih bersabar untuk dapat kerjaan.

Tujuan anda ada di sebelah kanan.

Resa buru-buru menghidupan sein setelah mendengar arahan dari Google Maps. Dia baru akan berbelok ke kanan, tapi tiba-tiba suara klakson terdengar beruntun.

Brak! Brak! Brak!

"Aaakh!"

Motornya yang masih berusia dua hari itu jatuh ke aspal dan tubuhnya terduduk tepat di sebelahnya.

"Coopy? You okay, Coopy?"

"Heh Mbak, naik motornya pakai aturan dong jangan asal belok!"

Perhatiannya teralihkan kepada pengguna mobil yang menabrak motornya. Lelaki itu baru saja turun dan melihat ke sekeliling. Dua orang satpam di dekat lokasi mendekati mereka dan mendirikan motor Resa. Seorang lainnya segera mengatur lalu lintas.

"Kalau mau belok kanan ambil jalan tengah Mbak, lihat kanan kiri, baru belok. Jangan asal belok. Baru belajar naik motor ya?"

"Saya udah hidupkan sein loh, Mas. Masnya aja nggak lihat-lihat," balas Resa nggak terima.

"Mbak hidupkan sein sebelah mana? Coba dicek lagi. Mbak hidupkan sein kiri tapi belok kanan memangnya bisa?"

"Masa sih? Perasaan di kiri deh." Resa melihat mesin motornyan yang masih menyala dan melihat sein kirinya berkedip-kedip. Dia langsung menatap lelaki itu dengan wajah bersalah.

"Aduh, maaf Mas. Saya tanggung jawab kok, saya yang salah."

"Lain kali hati-hati ya Mbak."

"Bicaranya ke pinggir aja. Jangan di jalan bikin macet soalnya." Satpam yang membawa motor Resa memintanya ikut menepi, sedangkan lelaki itu memasuki mobil dan memarkirnya di pinggir jalan.

Resa menyiapkan ponselnya dan menyodorkan kepada lelaki itu tanpa ragu.

"Mas simpen nomor saya aja nanti kabari berapa biaya yang harus saya ganti."

"Kenapa ini?"

Resa langsung menoleh ke suara lain yang menginterupsi mereka. Dia menatap lelaki dengan setelan kasual itu dengan rasa terkejut dan deg-degan, bahkan lebih mendebarkan melihatnya daripada lelaki yang menabraknya.

"Ini Mas, Mbak ini hidupin sein kiri tapi belok kanan mendadak. Saya kaget jadinya ketabrak."

Resa langsung menimpali. "Kan saya mau tanggung jawab, Mas. Bukannya nggak tanggung jawab. Saya minta maaf loh."

Bukan CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang