{5}

76 13 0
                                    

••

Jam sekolah telah berakhir, Haekal melihat ke kursi samping nya namun kosong. setelah Cantiknya itu pergi ntah kemana dia tidak kembali lagi

Haekal mengambil satu note book lalu menuliskan pesan untuk Carlo sebelum ia beranjak pulang

"apa yang kamu lakukan? ", Haekal melihat ke arah pintu, Cantiknya ada disana

"aku cuma mau minta maaf", Carlo menghampiri Haekal lalu mengambil Note yang tadinya akan di letakan dibukunya. Carlo membaca dan menghembuskan nafasnya pelan

"aku gpp, bukan karena kamu", Haekal berfikir, pasti Carlo adalah orang yang selalu exited,ingin berteman dengan banyak orang, riang gembira, pemaaf, dan tidak enakan. namun sifatnya seolah terpendam dengan luka ataupun batin yang menumpuk

" kalo gitu, can i be ur friend Carlo? " , kedua mata itu saling bertemu, mata Carlo yang sangat kesepian dan mata Haekal yang penuh kebinaran. Carlo melepaskan pandangan dari Haekal

"terserahlah, dan jangan menyentuh barangku secara sembarangan lagi", ketus Carlo

Haekal menarik kembali pikirannya tadi, gembira apanya, ternyata galak juga. apa orang orang cantik selalu bersifat galak?

Brak

pintu kelas terbuka secara lebar dan membuat kedua makhluk didalamnya terkejut. Haekal melihat ke arah pintu tersebut, dan Carlo bergegas mengemasi barang barangnya

"apa apaan? siapa orang ini? ", pria dengan tinggi hampir 2 meter itu menunjuk ke arah Haekal. orang ini, siketua basket

Gara geram karena tidak mendapatkan jawaban dari Carlo, ia menarik kasar tubuh Carlo agar berhadapan dengannya. Carlo takut, ia takut

" punya mulut kgk lo? bisu apa gmn? ", Gara sedikit meninggikan suaranya dan membuat Carlo semakin takut. Haekal? jujur ia tidak terima Carlo diperlakukan seperti itu, apa maksud Gara melakukan hal itu?

" woi bro, sok jagoan amat dh lo", Gara tertawa mendengar ucapan Haekal, ia melepaskan tangannya dari pundak Carlo lalu berjalan mendekati Haekal

"Haekal Raharja? ", semakin tertawa dibuatnya ternyata hanya murid pindahan yang belum memiliki kasta

Gara menepuk pelan pundak Haekal, ia mendekatkan wajahnya dengan telinga Haekal

" bro, gausah ikut campur ini urusan sepasang kekasih, shut ur mouth n let go from here ", Haekal berdiri dari duduknya lalu melihat ke arah Carlo yang diam termenung

" sepasang kekasih? sebelum gua tanya ke Carlo aja gua udh tau jawabannya ", Carlo melihat ke arah Haekal ia bertengkar dengan batinnya

'ni orang udah gila apa ya? mau mati di depan aku atau gimana si, orang aneh orang aneh' batin Carlo

" lo mau mati? ", final Gara

" lo mau punya julukan mantan narapidana kasus pembunuhan? ", Emosi Gara semakin meluap, ia ingin melayangkan satu pukulan untuk anak baru ini, namun

" GARA STOP" , suara cantik itu terbuka dengan keras, suara yang memihak kepada Haekal. Haekal tersenyum, hatinya berbunga seakan diisi oleh Carlo

Carlo menarik Haekal untuk mendekat kepada dirinya. Haekal hanya menuruti dan memasang muka tengil berserta songongnya

"lo juga mau mati, sayang? " Gara menekankan pada kata 'sayang', sungguh Carlo takut dengan pria satu ini. namun karena Haekal yang tadinya ikut berani dengan Gara, maka dia juga bisa berani dengan Gara

"apa yang Haekal ucapin bener, kita ga ada hubungan apa apa Gara, kita ga pacaran ", menahan emosi, hanya yang bisa Gara lakukan saat ini. Gara mendekat kepada Carlo dan mengusap pelan bibir Carlo. sedangkan Carlo masih mempertahankan menggenggam tangan Haekal, tangannya ia genggam dengan sangat erat

peka apa yang dirasakan oleh Carlo, Haekal mengawasi pergerakan Gara, matanya tak lepas dari Gara sedetik pun. ia mengelus pelan punggung tangan kecil itu guna menenangkan sang pujaan hati

Gara meninggalkan kelas tanpa kata lagi. Kelas itu kembali kosong hanya ada mereka berdua, Carlo jatuh. kakinya tidak kuat untuk menahan rasa takutnya

"Carlo, are u okey? ", Carlo hanya bisa menganggukkan kepalanya, sungguh ia sangat takut

" Haekal... "

"i'm here, what's wrong? kamu butuh sesuatu? ", jawab Haekal dengan lembut

Carlo menatap Haekal, wajah itu, wajah dengan penuh keberanian, atau kekonyolan? mengapa ia bergitu bodoh hingga ikut campur?

"dumbas", Haekal yang mendengarnya hanya tersenyum kecut, sungguh? hanya satu kata makian?, untung cantik

"kamu ngebahayain diri sendiri Haekal, kamu dalam bahaya, kenapa kamu ikut campur? dia bahaya Haekal", Mata indah yang tadinya melihat dengan angkuh sekarang terbendung dengan air, mungkin beberapa detik lagi air cantik itu akan keluar

"hei, aku gpp Carlo, it's fine aku ga bakal kenapa kenapa cuma karena cecunguk satu itu, jangan khawatir oke? ", hatinya getir melihat Carlo akan menangis, ia tidak tega, sungguh sakit

suara detik jarum jam menjadi saksi bisu diantara dua makhluk adam itu, pada hari itu, sore itu, Haekal mampu menghapus air yang turun di pipi Carlo, tangisan tanpa isakan, tangisan yang muncul karena kekhawatiran

Carlo hanya takut jika Gara memperlakukan keburukan kepada seseorang yang tak bersalah, yang hanya ingin melindunginya, namun ia terkena dampak nya juga. jika kalian bertanya apakah Carlo di rundung oleh gara, jawabannya tidak, Gara hanya terobsesi kepadanya, dan hal itu membuat Gara menjadi gila

seseorang yang mendekati Carlo, berbicara kepada Carlo, disisi Carlo akan mendapatkan hukuman dari Gara. bukan hanya seseorang itu namun Carlo juga akan mendapatkan peringatan. Carlo tidak pernah menyetujui untuk berpacaran dengan Gara, namun dia yang selalu mengatakan jika kami adalah sepasang kekasih

.
.
.
.
.

Dalam perjalanan pulang, Haekal larut dalam pikirannya, sebenarnya rasa apa ini? apa benar ia jatuh cinta dengan carlo? atau dia hanya mengaguminya saja? toh ini baru pertama kali bertemu, pasti ia masih dalam tahap pengaguman saja

Haekal memasukkan motornya kedalam parkiran rumahnya, jika biasanya ia melepaskan jaket tapi sekarang tidak, jaketnya telah dibawa oleh cantiknya, ya Carlo, bukan apa apa namun angin sore hari ini terasa sedikit dingin jadi ia pinjamkan untuk Carlo. dan ini hal pertama yang Haekal lakukan untuk seseorang.











TBC

VOTTTTTTTTTTTTTEEEEE

THE WINNER (HYUCKREN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang