{8}

124 10 1
                                    

••

Seperti tiada hari tanpa masalah, hidup dengan damai tanpa adanya kecohan dari sang ibunda tercinta. Haekal menutup telinganya seperti orang frustasi dan membaca mantra pagi agar selalu happy

"ayah, liat anak mu itu dikasih paham malah ngeledek", sang ayah pun menggelengkan kepalanya heran, tiada hari tanpa anaknya yang membuat masalah dan tiada hari pula sang istrinya mengomeli

Karena sudah stress dengan kecohan sang bunda, Haekal memutuskan untuk pergi terlebih dahulu

"bunda ku sayang, bunda itu cantik. kalo ga ngomel aja HAHAHAHA... Bye bunda bye ayah", saat ia tertawa ayahnya juga ikut tertawa, lalu ia pergi begitu saja karena telinganya sudah panas

" HAEKALLLLLLLLLL", finish yeri

Haekal menghentikan motornya saat lampu merah di jalan menyala, sebelah motor Haekal terdapat mobil mewah berwarna hitam. Haekal melihat orang yang berada di dalam mobil tersebut

walaupun tidak begitu terlihat namun wajah orang itu bersinar membuat senyuman Haekal mengembang waktu itu juga. Haekal mengetuk jendela kaca mobil itu lalu melambaikan tangannya

perlahan kaca itu terbuka, menampakkan wajah cantik seseorang. matanya, hidungnya, bibirnya, kulitnya, semuanya adalah pemandangan sempurna yang di ciptakan oleh Tuhan

"Haekal", Carlo menatap Haekal kagum, pasalnya Haekal tampak keren dengan motornya. aahh sungguh dia juga ingin menaiki motor itu

ntah apa yang di pikiran Haekal, ia langsung mengucapkan kalimat ajakan tanpa memikirkan dua kali

" mau bareng? ", Carlo mengedipkan matanya lalu ia melebarkan senyumannya

"nepi didepan dulu yya", Beruntung Carlo menerima ajakannya, jika di tolak maka ia akan malu setengah mati. mobil Carlo menepi di pinggiran, begitupun dengan Haekal, ia menunggu sang bidadarinya turun dari mobil

Carlo berjalan mendekati Haekal, ia menatap motor Haekal lalu menatap Haekal yang tengah melepaskan helm fullface nya

"kenapa di copot? ayoo", Haekal memasangkan helmnya ke kepala Carlo, tak lupa ia juga menguncikan perekat pada helm agar tidak kabur terbawa angin

"aku cuma bawa helm ini, kamu yang pakai biar aman"

"terus kamu gimana? ", tatapan lembut dari Haekal kembali hadir, senyuman manis dari bibir itu kembali terukir. di balik helmnya, Carlo menyembunyikan telinga yang memerah dan pipi yang bersemu merah

"aku udh kebiasaan gini, kalo kamu mau berangkat bareng aku terus aku bakal bawa 2 helm", Carlo hanya menganggukkan kepalanya lalu ia ragu untuk menaiki motor tinggi itu

" Aku minta izin, tapi kamu jangan marah ya", Carlo nampak bingung dengan ucapan pria ini. Haekal turun dari motornya lalu ia mengangkat tubuh Carlo ke motornya. tentu saja siapa yang tidak terkejut dengan perlakuan ini, apalagi tangannya memegang perutnya

"Haekal! ", Carlo kesal dengan Haekal, tangannya pun terangkat untuk memukuli pria yang ada di dekatnya

" Carlo, keburu telat nanti", Haekal menaiki motornya lalu membawa tangan Carlo ke dalam saku jaketnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE WINNER (HYUCKREN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang