{6}

74 11 1
                                    

••

Didalam ruangan besar bernuansa putih yang amat terlihat rapi dan bersih itu adalah kamar Carlo, pemuda ini tengah mengerjakan pekerjaan sekolahnya dengan damai.

jari lentiknya kini berhenti menulis saat ketukan pintu terdengar. manik mata Carlo menangkap wanita cantik yang tengah membawa segelas susu untuknya, dan terbitlah senyum hangat dari keduanya

"masih belajar sayang? ", Carlo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. wanita itu meletakkan susu di atas meja belajar Carlo lalu mengusap kepala anaknya pelan

Windy, ialah sang ibunda Carlo. memiliki paras yanh cantik dan turur kata yang sopan, suara lembut dan pergerakan halus. ya semua yang ada pada Windy turun ke anaknya yaitu Carlo

"terimakasih mama atas susunya", Carlo meminum susu rasa strawberry, ia selalu menyukai hal yang berbau strawberry dan selalu menghindari coklat

Windy melihat kamar anaknya yang begitu bersih, bukan karena pembantunya namun karena anaknya sendiri yang sangat menyukai kebersihan. matanya berhenti saat melihat jaket hitam dengan sedikit kecoklatan berada di kasur anaknya, ia berjalan menjemput jaket itu lalu mengambilnya

"ini jaket punya siapa adek? mama ga pernah tau kamu punya jaket seperti ini", bukan merasa tak nyaman, tapi sungguh jaket ini sangat keren, dari jahitan dan bahan kulit yang asli, lalu Windy tertarik untuk memakainya

Carlo melihat ke arah mamanya dan melihat mamanya yang tengah memakai jaket dari Haekal

"ohh itu jaket punya temen adek ma, tadi di pinjemin karena anginnya besarr sekali", jelas sang anak pada mamanya. seperti anak kecil yang tengah bercerita dengan sang ibunda

Windy tertarik akan hal itu, ia mengambil salah satu kursi kecil untuk duduk di sebelah anaknya lalu bertanya tanya soal seseorang yang memiliki jaket ini

dengan senang hati juga Carlo menjawab beberapa pertanyaan mamanya walau ia tidak tau tentang Haekal, hanya murid pindahan, bernama Haekal, dan sebangku dengannya

sang mama mengangguk paham, ia melepaskan jaketnya lalu menyuruh anaknya untuk segera tidur. Carlo hanya mengiyakan dan mengantarkan mamanya ke depan pintu kamar

setelah sang ibunda sepenuhnya pergi, ia kembali menutup pintunya lalu berlari ke arah kasur, di pandangnya jaket kulit bewarna hitam kecoklatan itu

------

semilir angin menyapa kulit halus nan lembut milik si cantik, saat ini Haekal tengah menemani Carlo menunggu mobil jemputannya. sebenarnya Carlo sudah menyuruh Haekal untuk pulang terlebih dahulu tapi hanya didengarkan saja

melihat Carlo yang memasukkan tangan nya ke dalam tas lantas ia melepaskan Jaketnya dan berjalan mendekati Carlo

"anginnya cukup dingin ya", Carlo hanya berdehem untuk menjawab Haekal

Haekal lebih mendekat ke arah Carlo, tentunya membuat Carlo terkejut

" Haekal kamu ngapain!!", Carlo mendorong tubuh Haekal namun tangannya malah di pegang oleh Haekal

"sutttt jangan berisik", ntah apa yang membuat Carlo menurut, ia langsung diam dan menerima pergerakan Haekal. Haekal memasangkan jaket pada tubuhnya

" udah, jangan sampai kedinginan, nanti pilek", Haekal menjauhkan tubuhnya dari Carlo, ia membuat batuk supaya tidak kaku saja

mobil mewah berwarna hitam kini telah berhenti di depan mereka, Carlo mengucapkan terimakasih lalu masuk ke dalam mobil. Haekal menyapa sang supir dan mengucapkan untuk menjalankan mobil dengan hati hati

----------

Pagi hari ini terasa berbeda, cuacanya sangat dingin dan matahari belum menampakkan sinarnya. Haekal mengeluarkan motornya dari parkiran khusus, ia melihat ke arah langit yang masih gelap

"gua kira gua yang kepagian, ternyata mendung. asem emang", ia mengambil jas hujan untuk berjaga jaga lalu segera berangkat ke sekolahnya

hari ke 2 ia sekolah sudah sial saja di hadang oleh cuaca yang tidak mendukung, dan benar saja saat hampir dekat dengan sekolah. hujan langsung turun dengan deras

Haekal ingin menghentikan motornya dan memakai jas hujan, namun tanggung sedikit lagi akan sampai jadi ia tetap menerobos hujan itu

Baju nya sedikit basah karena hujan dan membuat tubuhnya sedikit tercetak kekar, apalagi ia tidak memakai jaket membuat bulu kuduk di lengannya merasakan kedinginan

Haekal terkejut saat jaketnya memeluk tubuhnya, ia melihat ke arah belakang dan tampak lah senyuman cantik yang mengembang

ia menarik kata kata sialnya hari ini, ini adalah hari spesial, melihat senyuman indah si cantik yang diberikan hanya kepadanya. Hatinya tak berhenti berdegup kencang, kedua matanya terus memandangi wajah cantik itu

"baju kamu basah, kehujanan? ", Carlo tidak mendapatkan respon dari Haekal, ntah apa yang sedang di pikirkan pria itu, dia hanya termenung dengan menatapnya

Carlo mengibaskan tangannya guna menyadarkan Haekal dari lamunannya

"Haekal? are you okey?? ", Haekal tersadar dari lamunnya lalu memasang wajah bingung

" kayanya gara gara hujan kamu jadi sedikit bodoh", Haekal menelan salivanya dalam dalam, ia takut jika akan salah bicara. Carlo menarik tangan Haekal untuk ke ruang kesiswaan, disana ada beberapa seragam yang disediakan untuk kebutuhan atau ganti seragam siswa yang terkena masalah

tentunya semua pasang mata tertuju kepada mereka, mulai membicarakan mereka dan tak lupa menyapa sang Raja

"waahh mereka cocok ya"
"Eh Carlo sama siapa itu? "
"Carlonya cantik, Orang yang berada di belakangnya sangat tampan, mereka serasi"
"Pagi Carlo"

ya seperti itulah kurang lebihnya yang tertangkap pada gendang telinga Haekal

Mereka memasuki ruangan tersebut, Haekal duduk disofa dan menunggu Carlo yang sedang memilihkan seragam untuknya

"ini", Carlo menyerahkan seragam dengan ukuran Haekal, dengan penuh hati Haekal mengambil seragam itu lalu masuk ke ruang ganti

Sembari menunggu Haekal, Carlo duduk di sofa lalu membaca sebuah majalah, tidak, lebih tepatnya hanya ia lihat dan tidak di baca

ceklek

pintu ruangan itu terbuka lebar dan menampakkan seseorang siswa bertubuh tegap dan tinggi

"Ceyo? ngapain kamu di sini? ", Carlo melihat ke arah pintu lalu menarik ujung bibirnya ke atas, ia meletakkan majalah tersebut dan mengajak seseorang itu duduk di sampingnya

Ceyo adalah panggilan kesayangan dari seseorang yang telah mengenalnya dengan dekat, hanya beberapa yang memanggilnya seperti itu dan ada pula panggilan lain yang khusus untuk seseorang tersembunyi

" aku sedang menunggu teman sebangku ku mengganti seragam aksa, kamu sendiri? ", ya orang itu adalah Aksara, seorang ketua OSIS yang terkenal lembut dan penyayang

"aku ingin mengambil jurnal kelas, taunya ketemu kamu", Carlo tertawa pelan mendengar nya

Haekal telah selesai dengan ganti baju nya, ia keluar dari ruangan itu dan langsung melihat mereka berdua. begitu pun dengan Carlo dan Aksa, mereka langsung melihat ke arah Haekal

"wahh pas di tubuh kamu", Carlo melihat seragam yang dikenakan oleh Haekal. Berbeda dengan Haekal yang kini tengah memandangi Aksa dengan sebal

pasalnya tangan Aksa berada di pundak Carlo, rasanya ia ingin memukuli pria itu. tak kalah dengan Haekal, Aksa memasang wajah tengil nya, seolah dia tau pria yang tengah berdiri ini sedang merasakan cemburu. hey?! siapa pria ini, jika ia suka dengan Carlo, maka ia harus bersaing untuk mendapatkan hati Carlo. seperti ia bersaing dengan Gara dan lainnya













TBC

ges maap yak aku abis tepar di kasur RS 🙏

THE WINNER (HYUCKREN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang