BAB 4

592 33 0
                                    

Typo bertebaran
~~~~~~~~~

Setelah kejadian tak terduga di ruang makan tadi sekarang Alvin sudah berada di parkiran sekolah terlihat banyak murid yang berlalu lalang di sana.

Sebelum turun dari kendaraannya Alvin melihat keberadaan teman-teman kakak nya berserta adek angkat nya tidak jauh dari sana.

"Lix bukannya itu adek lo"tanya seorang pemuda dengan menatap Alvin dengan lekat perkenalkan dia adalah Bryan Albert teman dari Felix.

"Adek gue cuman Alvaro"jawab nya sambil mengusap kepala Alvaro dan menatap Alvin dengan tajam.

Sedangkan Alvaro menghela nafas nya "bang...ka Alvin juga adek Abang jadi abang gak boleh ngomong gitu"Alvaro berusaha menyatukan mereka agar tidak ada lagi permusuhan ia sudah berusaha namun Abang angkat nya itu sangat keras kepala.

"Ini urusan Abang Al kamu gak usah ikut campur"ucap nya dengan tegas membuat Alvaro terdiam.

"Al benar Lex"timpal seorang pemuda sambil menatap Felix dengan datar perkenalkan dia adalah Marvin Addison.

"Lo gak tau masalah gue Vin sama anak sial itu "Felix menatap balik pemuda tersebut dengan tatapan tajam nya.

"Gue emang gak tau masalah Lo dan Alvin tapi setidak nya Lo hargain dia sebagai manusia"ucap marvin panjang lebar dengan tatapan dingin nya membuat Bryan melongo.

"Buat apa gue hargain dia gara-gara anak pembawa sial itu gue harus kehilangan dia,kerena salah dia yang memiliki fisik lemah gue harus kehilangan nya"desis nya mata memancar kesedihan bersama juga memancar kan kebencian.

"Maksud Lo kehilangan dia?"tanya Marvin dengan mengerutkan keningnya.

Alvin yang tidak sengaja mendengar ucapan Felix tertegun saat ingin berjalan menuju kelas nya dan bertanya-tanya  "apa yang di maksud Felix tentang kehilangan dia?apa benar gue pembunuh?"tapi ini tidak pernah terjadi di kehidupan sebelumnya?"gumam nya sambil berfikir dengan keras

"Seperti nya gue harus mencari informasi tentang dia"sambung nya dengan menghela nafasnya.

sekali lagi Alvin melihat keberadaan mereka yang masih di sana sekali lagi ia harus menghela nafas nya "bakalan ada drama lagi nih"batinnya dan melanjutkan jalan nya yang tertunda namun ia harus melewati most wanted di sekolah ini dulu siapa lagi kalau bukan Felix dan teman-teman nya.

"Eh itu Alvin mau kesini kah?"tanya Bryan sama teman nya.

"Cih palingan juga mau caper"sahut Felix dengan sinis.

Alvin terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan mereka alvin bisa melewati mereka sontak membuat Mereka terkejut tidak seperti biasanya Alvin melewati mereka.

"WOOOI CIL"teriak Bryan memanggil alvin namun ia terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan Bryan.

"Lo manggil siapa anjir?"tanya angga atau lebih tepat nya Angga Pratama sambil menggeplak kepala Bryan.

"Manggil Alvin lah emang siapa lagi tapi dia gak menghiraukan teriakan gue."jawab Bryan dengan muka sok sedih.

sekali lagi Angga menggeplak kepala Bryan "Lo bego atau bodoh sih,Lo kira nama Alvin bocil!! Gimana mau menjawab teriakan Lo kalau Lo aja manggil nya gak pake namanya"jelas Angga gemes dia tuh ingin menenggelamkan teman bego nya ini.

"Oh iya yah"balas Bryan dengan tampang yang tidak berdosa membuat Angga tersenyum paksa.

°°°°°°°

Sementara disisi Alvin ia terus berjalan menelusuri koridor sekolah tanpa menundukkan kepala nya banyak para siswa dan siswi melihat Alvin dengan tatapan datar nya membuat suasana mencekam.

"Cok Lo merasa gak aura dia berbeda"

"Hooh, merinding gue"

"Dasar caper"

Seorang perempuan yang sedang duduk ia melihat Alvin berjalan melewati nya dengan sengaja perempuan tersebut menyenggol kaki Alvin dan membuat nya tersandung namun ia bisa menyeimbangkan berat badannya.

"Upsss...sorry gak sengaja"ucapnya dengan menutup mulut nya ia tersenyum sinis menatap Alvin.

Sedangkan Alvin hanya mendatarkan wajahnya dan tersenyum miring "gak papa mungkin mata kakak lagi bermasalah makanya gak liat saya lagi jalan"balasnya dengan tersenyum polos membuat perempuan tersebut naik pitam.

"Oh ya mau saya bantu ka menuju kelas kakak?"sambung nya lagi dengan menawarkan bantuan.

"Lo kira gue buta?"sahut nya dengan muka yang memerah menahan amarah.

"Oh gak yah?kirain buta gak liat saya jalan soalnya"Alvin tersenyum miring melihat senior nya menahan amarah "Lo gak bakalan bisa bully gue lagi sekalipun Lo perempuan gue bakalan balas"ucap nya di dalam hati.

"LO!!!"

"hm?? kenapa ka?ucapan saya benar yah?"

"Dasar anak sial"ia beranjak dari kursi nya dan berjalan menghampiri Alvin namun naas saat ingin menghampiri nya ia tidak sengaja menginjak tali sepatu nya membuat diri nya jatuh.

Semua murid menahan tawanya agar tidak pecah melihat perempuan tersebut tersungkur sementara di tempat lain Felix, Alvaro dan yang lain nya terkejut  melihat keberanian Alvin.

"Sejak kapan Alvin bisa melawan kakak kelasnya"pekik Bryan dengan berdecak kagum.

"Dengan santai nya dia bisa menumbang lawannya"timpal Angga sedangkan Marvin menatap Alvin dengan tersenyum menyeringai.

Sementara Felix hanya memutar bola matanya malas "palingan juga cuman caper"ucap nya dengan nada santai sedangkan temannya menatap Felix dengan sinis.
"Gini banget punya teman"pikir mereka sambil menatap felix dengan datar

"Ka Alvin keren sekarang bisa melawan"batin Alvaro dengan tersenyum tipis sambil menatap Alvin yang masih berada di koridor sekolah.

°°°°°°°°
Bersambung

Gimana ceritanya?

Jangan lupa vote and komen

TRANSMIGRASI KEMASA LALU [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang