Siapa aku?
Setelah menjalani operasi dan dokter menyatakan berhasil mengangkat tumor di otak, dan kemungkinan besar yang terjadi memang akan terjadi, Azalean tidak mengingat sebagian kenangan yang dilewati.
Hampir 5 jam operasi, akhirnya mata Azalean sedikit terbuka saat hari ke2 setelah operasi, menyambut sinar lampu yang mengilaukan. Perlahan terbangun, perlahan juga ia merasakan sakit bekas operasi dikepala. Ia berusaha menetralkan rasanya tapi semakin ia berusaha untuk sadar semakin terasa sakit.
"Aza, kamu sudah sadar sayang?" Suara lembut dengan derai air mata di pipi.
Gadis itu melihat kedua orang yang saling berpelukan dan menangis memanjatkan rasa syukur karena putrinya tersadar diambang kematian.
"Siapa...kalian?" Tanya Azalean masih berusaha.
Mungkin akan terasa canggung dan asing setelah ini, namun kedua orang tua Azalean mengulurkan tangan secara bergantian, seakan berkenalan.
"Aku, Kim Laila berasal dari Indonesia, Mamamu. Dan ini Kim kyungsoo Papamu yang berasal dari korea, kami bertemu melalui facebook dan pacaran jarak jauh selama...."
"Selama 3 tahun pas tahun baru 1995 Papa datang ke Indonesia untuk meet up dan langsung menemui orang tua Mama untuk melamar lalu Papa balik lagi ke Korea buat melaksanakan pernikahan di Indonesia, 2 tahun menikah jadilah aku." Lanjut Azalean sangat hapal dengan kisah pertemuan kedua orang tuanya yang sangat singkat.
Ny.Laila memeluk putrinya, terseduh meminta maaf karena tidak tahu jika putrinya sekarat dan berjuang hidup selama ini. Ia merasa gagal menjadi orang tua, bagaimana jika takdir berkata lain, jika tidak ada yang membiayai semua operasinya, kemungkinan mengerikan akan terjadi, baik Ny. Laila dan Tn. Kyunsoo merasa hancur sehancurnya kehilangan putri semata wayangnya yang masih belum bisa menyentuh kebahagiaan karena terlilit hutang.
Tn. Kyunsoo tidak bisa membendung perasaannya, ia memeluk istri dan anaknya. Sebagai kepala rumah tangga, ia yang paling bertanggung jawab atas yang dialami keluarganya. Setelah kejadian ini, Tn kyunsoo bertekad untuk bangkit dan mencari pekerjaan yang layak untuk menghidupi keluarga kecilnya.
"Maafin Papa!"
Azalean tidak tahu mengapa mereka selalu meminta maaf, kesalahan apa yang diperbuat sampai-sampai mereka teramat menyesalinya.
"Aku sudah bangun, dan kemungkinan akan sehat lagi. Insya Allah." Kata Azalean menenangkan kedua orang tuanya.
Dokter datang bersama beberapa suster. Mereka memeriksa keadaan Azalina.
"Aza, apa kamu ingat mengapa kamu di sini?"
"Karena sakit."
"Apa kamu tahu, kita berada dimana?" Tanya Dokter Jang teman Suga, pertanyaan sederhana untuk mengetahui kesadaran.
"Di rumah sakit. Seoul." Jawab Dokter Jang melihat tak ada jawaban.
"Seoul! Kenapa kita jauh-jauh datang ke sini Ma, Pa? Bukankah Mama Papa enggak punya uang. Sudah waktunya aku bayar uang SPP, besok ujian semester." Suara gadis itu pelan sambil menahan rasa sakit.
Tn. kyunsoo dan Ny. Laila saling pandang.
Dokter Jang mencatat setiap respon Azalean. Sama seperti dugaan sebelumnya. Bahwa pasien mengalami kemunduran ingatan, ia mengira dirinya masih SMA padahal sudah umur 28th dan tentu ia lupa tentang Suga.
Azalean baru mengenal BTS saat duduk dibangku SMA kelas 2, artinya dia mengira saat ini tahun 2013, waktu itu ia menemani sahabatnya melihat penampilan BTS di salah satu stadion, pada saat itulah Azalean merasa jatuh cinta pada sosok Suga. Meskipun dulu tak setenar sekarang.
"Apa kamu tahu, tahun berapa ini?"
"2013."
Tn. Kyunsoo dan Ny. Laila saling menatap, ada semburat sedih dan kebahagiaan secara bersamaan.
"Seperti dugaan sebelumnya, Aza mengalami hilang ingatan, kami tidak tahu sampai kapan ingatan itu bisa kembali, ada beberapa kasus ingatan bisa kembali, ada yang tidak. Untuk saat ini yang paling utama kesehatan Aza. Dia butuh orang tuanya untuk menenangkan." Dokter Jang, lalu meminta bicara berdua dengan sang pasien, suster dan kedua orang tua Azalean keluar. Setelah dirasa aman. Lelaki itu berikan ATM yang titipkan Azalean sebelumnya.
"Apa ini dok?" Tanyanya.
"Ini milikmu, gunakan kartu ini untuk kuliah dan keperluanmu, Paswordnya 90391." Jelas Dokter Jang. Azalean menerima tanpa bertanya. Pikirannya masih fokus pada rasa sakit. Dia tidak tahu jika kartu ini dari Suga, Lelaki itu keluar membiarkan keluarga Kim berbincang."Mama, Papa, kenapa aku disini?" Tanya Azalean, suaranya seolah sudah mengingat betul siapa kedua pasangan yang menanti kesadarannya.
"Kamu baru selesai operasi, tapi tenang saja, semua akan baik-baik saja setelah ini." Ny. Laila meraih tangan Azalean dan menciuminya. "Terima kasih sudah berjuang dan kembali sama Mama Papa."
"Kami berjanji akan memberikanmu perhatian dan kasih sayang untuk menebus kesalahan mama papa."
Azalean melihat sekeliling dengan wajah bingungnya. Lalu rasa sakit kepala menyerang, mereka menidurkan putrinya, membiarkan agar pikirannya tenang.
Gadis itu memegang kepalanya yang terbungkus perban. Tiba-tiba saja air matanya menetes, bukan karena sakit, tapi sesuatu tanpa alasan membuatnya menangis. Dia menekan dadanya, sesuatu yang ingin keluar dari dadanya, sebuah nama yang tak dikenal, bahkan tidak ada huruf-huruf yang melayang diatas pikirannya, kumpulan huruf yang nantinya menjadi sebuah nama.
Diujung lidahnya tertahan, ingin memanggil tapi tidak tahu siapa yang dipanggilnya.
****
Dokter Jang memberitahukan keadaan Azalean pada Suga. Terdengar dari sebrang sana yang sangat bahagia mendengar kabar baik itu, hampir gila menunggu kabar operasi Azalean sampai-sampai ia berhasil menciptakan 6 lagu sekaligus dalam waktu 48jam. Rasa sedih, khawatir dan beban yang dialami membuatnya menemukan sederet nada yang semburat diatas kepalanya, dan disempurnakan tangga nada lengkap dengan liriknya. Suga memang komposer handal, ia mampu berdiam diri di studio untuk menciptakan lagu.Andreas mengetuk pintu dan disambut pelukan Suga.
"Ap yang terjadi? Kenapa kamu memelukku? Mimpi apa semalam sampai tiba-tiba jadi hangat."
"Operasi Aza lancar." Terang Suga.
Andreas balas peluk. Setelah menyadari tidak ada balasan pelukan dan sudah berlebihan, lelaki 6 tahun lebih tua dari Suga, merenggakan pelukannya.
"Terus? Apa dia ingat kamu??" Tanya Andreas.
Suga menggeleng, lalu tertunduk. Air matanya jatuh di lantai. Tangisan tersedu tanpa suara. Itu yang semakin sesak didada.
Andreas menyadari bahwa kali ini, Suga terlihat menyedihkan. Sudah jelas Azalean hanya penggemar, tapi sepertinya ia sudah jatuh sama gadis yang terpaut 6 tahun itu.
*****
To be continue....

KAMU SEDANG MEMBACA
You're not Idol
AdventureMencintai itu bisa dengan siapa saja, lumrah jika seorang Suga digandrungu banyak orang dan berharap jadi milik seperti aku. Sebelum kematian datang lebih cepat, aku usahakan untuk bertemu dia untuk pertama dan terakhir kalinya tapi Tuhan bekehendak...