BAB 8

5 0 0
                                    

Aku kehilangan diriku yang dulu atau aku sudah lupa, kini aku jadi sunyi, tidak berwarna, yang aku lihat hanyalah putih abu-abu, seolah tidak seorangpun yang mengetahui keberadaanku. Adakah disana yang mengharapkan aku hidup dengan kenangan yang lama?

Aku butuh pengakuan bahwa diriku baik-baik saja, pada siapa aku berucap. Saat ini aku rasa akan hilang sebelum ada yang tahu keberadaanku.

Aku tidak memaksa untuk berputar kembali ke masa lalu, kini aku hidup lebih lama dari yang di diagnosis dokter waktu masih ada tumor dikepala. Aku tidak mengira, masih ada orang sebaik itu menyumbangkan banyak uang untuk seorang gadis sepertiku.

Setiap kali aku bertanya siapa, mereka tidak tahu. Karena rumah sakit tidak bisa mengatakan siapa donatur atas operasi ini.

Aku mencintai bukan karena ingin, hanya saja banyak hal yang terlewati, sayangnya setiap detik tidak bisa kembali

Dan gurat wajah Mama papa, Seperti berusaha sembunyikan sesuatu, aku tidak bisa mengoreknya, terlebih lagi aku tidak tahu apa yang dipertanyakan.

Hanya satu yang tersisa, sebuah atm asing dari Dokter Jang. Ini rahasiaku setelah bangun dari meja operasi.

*****

Tidak ada yang kupercayai, termasuk Mama Papa bahkan aku tidak percaya diriku sendiri. Semua yang ada dipikiranku seakan banyak pintu tertutup.
tidak ada kunci untuk membukanya.

Aku adalah diriku yang hilang, tidak mengenal diri sendiri, tak memikili masa lalu tapi berusaha untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Aku adalah diriku yang hilang, sudah kujelajahi kota ini, berteman dan menjalin kasih, tak kutemui sosok yang yang aku rindukan. Namun siapa yang membuatku rindu yang teramat dalam menyiksaku?

Mencoba mentelaah cara Mama Pap selalu menolak jika ke kota. Aku yakin ada sesuatu yang buatku ingat tentang sesuatu yang aku cari. Iya, aku tidak tahu apa dicari itu benda atau orang.

Berusaha mengingat tapi kepala terasa pecah. Aku tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu sesuatu yang membuatku tidak bisa melangkah secara lelauasa di bumi.

Dan ini, siapa sebenarnya dia yang selalu mengirimkan uang di atm berwarna hitam ini, setelah operasi dan pindah ke Pulau Jeju, kedua orang tuaku hidup sederhana sambil berjualan toko kecil-kecilan. Sebenarnya aku bisa saja memakai uang ini untuk bayar hutang mama papa. Tapi jika mereka bertanya dari mana asal uang itu, aku tidak bisa berikan jawaban,mengingat aku amnesia. Aku lupa segala yang terjadi dibeberapa tahun lalu, apa yang aku sukai dan Cintai, Seakan aku harus mencari jati diri kembali. ditempat baru ini.

Pulau Jeju, aku telah sering menikmati pemandangan pantai, air bergelombang hingga sadari bahwa diriku bagian dari sunyi itu sendiri, tidak bisa keluar dari tempat ini. Toh aku tidak tahu kemana akan pergi,

Saat ini aku terserat, aku pulang tapi tak merasa rumah, aku bahagia tapi terselimuti sedih yang tak berasalan. Lalu aku ini apa? seonggok daging yang berpura-pura baik-baik saja setelah Melawan kematianku. Bersyukur itu pasti, masih sesak entah mengapa. Aku ingin menggali informasi tapi

aku jauh. Jauh dari diriku sebenarnya.

Hampir 1 tahun dirumah. Menorehkan Tinta di buku yang sudah ada tumpukan cerita diatas meja. Aku tidak tahu akan kemanakan Cerita itu. Aku mengalami kemunduran yang parah.

"Aza! Waktunya makan! "seru Mama.

"Baik, Mama." Aku tutup buku dan keluar kamar, duduk dikursi dekat meja makan. Berpura-pura senyum, seolah menerima takdir yang ada.

"Papa mau ngasih tau kabar baik. "Papa buka suara.

"Soal apa?"

"Syukurlah, hutang Mama Papa lunas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're not IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang