🍁Pelarian tuan Beringin🍁

61 7 0
                                    

Hasan masih menodongkan jarum infus di belakang leher Aruna, sebagai ancaman keras kalau sampai gadis itu, berbuat macam-macam, atau berniat kabur.

Aruna cuma bisa mengangguk pelan ,bagaimana pun ia tidak boleh memancing emosi Sang Napi, dia harus mencari moment yang pas jika ingin melakukan perlawanan, jangan sampai pria dibelakangnya curiga.

Mata Hasan yang mengkilat penuh Siaga, menelisik setiap orang yang lewat dari jarak pandangannya, hati nya sudah luar biasa gelisah, tapi dia harus mempertahankan diri, demi bisa mencapai Tujuan utamanya, melarikan diri dan membalaskan dendam pada Dalang di balik semua penderitaannya.

Tepat di depan Lift Kedua nya pun masuk dengan penuh kesiagaan, saling menjaga kewaspadaan pada satu sama lain. Sampai di ambang Pintu, keduanya masuk dan. Pintu lift pun tertutup rapat, keduanya saling menarik napas lega dengan Alibi yang berbeda.

Belum usai Hasan menelan salivanya,
Bak sekelebat angin, Aruna berhasil membalik badannya dan menangkis Jarum infus ditangan Hasan lalu dia memberikan satu pukulan keras di Bahu Lelaki di hadapannya sampai terdorong ke dinding Lift.

Suara decitan kecil dari Hasan bisa Aruna dengar, pria itu meringis perih, Tindakan Gadis itu berhasil membuat Luka Di perutnya terusik.

Kedua manik hitam sejoli pun saling bertaut, Dia pun mendongak dengan tercekat, melihat sosok yang dirinya Ancam adalah orang yang telah dua kali menyelamatkan hidupnya.

Belum sempat Ia mengambil Kembali jarum itu, Aruna sudah lebih dulu meraih Benda tersebut dan berbalik mengarahkannya pada Hasan dengan Nada tegas penuh perlawanan.

"Mundur... Jangan Mendekat, atau saya bisa bertindak jauh lebih kasar
Dari pada ini, Heuh.. lihat Kamu masih lemah, Jangan sok mau berbuat onar !" Sergasnya.

Hasan terkekeh mendengar kalimat yang terdengar seperti ancaman tersebut, batinnya geli mendengar hal demikian, dari seseorang yang telah mengobati lukanya. Entah ia tertawa karena Lucu akan posisi yang kini berbalik, atau kah sikap Sarkas sang gadis yang terdengar lucu, dan berhasil membuatnya sadar betapa dia sudah kalah telak, dan Kalimat remeh Aruna yang terdengar bergetar tapi semua yang di lontarkan nyata adanya.

Tanpa mau membuang waktu meski menahan ngilu, Hasan berdiri dengan kaki yang sempat goyah, ia pun tak bisa lagi berpikir jernih, Dia memilih meladeni Aruna hingga dengan melucuti harga dirinya, Hasan telah bertarung dan beradu teknik bela diri melawan seorang wanita yang tak seharusnya ia jadikan saingan.

Pertarungan pun cukup sengit, Tapi sehebat-hebatnya tenaga wanita, Tenaga Hasan masih jauh lebih besar apalagi dibarengi dengan amarah yang bergejolak.

Hasan berhasil menangkis kaki
Aruna sampai tumbang dan Ia pun mengunci pergerakannya dengan menindih Aruna lalu mengangkat kedua tangan Si gadis tersilang, sambil ia cengkram keras sampai tak bisa berkutik, Dia mendekatkan wajahnya hingga Aruna meringis ketakutan karena terlanjur di doktrin pikiran Aneh di kepalanya.

Pemuda itu Cuma menyunging kan senyuman, lalu membisikan sesuatu yang membuat Aruna terdiam dan menahan malu.

"Saya minta maaf, Kamu Bukan Kriteria yang pantas di sentuh, Jangan menyulitkan Saya, Diam dan cukup Ikuti perintah saja. Cuma syal mu yang aku butuhkan." bisiknya sambil mengikat kedua pergelangan tangan Aruna dari Tali syal milik sang gadis yang dia pakai jadi ikat rambutnya.

Dengan perlahan dan lembut, Ia membantu memapah Aruna kembali berdiri, tak lama pun pintu terbuka dengan sedikit memasang senyum kapital pada beberapa orang yang hendak memasuki lift, Aruna dengan tangan terbalut Blazer putihnya, segera ditarik Oleh Hasan bak Kekasih yang saling menempeli pujaan hatinya.

Sampai keduanya kini sudah masuk di ruang staff rumah sakit, pemuda itu melancarkan aksinya mengganti kostum dengan seragam cleaning service tak tanggung-tanggung Ia pun menyodorkan Aruna seragam yang sama.

Lentera dalam jeruji_ Haechan. (sequel #Lentera)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang