*Saat luka di biarkan terpatri lama, pada akhirnya."
*******************************
Seruan penuh riang menggema di kepalanya bersamaan dengan sekilas ingatan, semua terputar bak sebuah film rusak dan hanya menampilkan bagian menyakitkan dan mengerikan saja, segala moment yang dia alami sepanjang terkurung dalam penjara pun kini mengusik dan kacau kan jiwa raganya, menyiksa nya dengan luar biasa.
Segala penderitaan itu seakan memasuki puncak batas kesabaran. Diambang kesadaran yang kembali ia genggam. Aroma obat-obatan sudah menyengat aliran pernapasannya.
Samar percakapan penuh remeh tersebut menusuk indra dengarnya. Tidak ada yang bisa ia lihat, semua gelap gulita. Mata Hasan tengah di bungkus perban. Jelas ia menangkap suara tawa penuh ejek dari salah
satu lelaki di sana. Hasan yang tidak berdaya cuma bisa terbaring di atas bangsal di dalam sebuah ruang operasi dengan Hati berkecamuk, sambil membuka lebar menguping setiap perbincangan tersebut."Gila... Ini Manusia kenapa Gak mati aja sih ?" Seru salah satu perawat yang tengah menyiapkan alat operasi.
"Nyusahin ajah, Ello tahu kan soal Kasus dia, Gue sempet Dengar katanya Kebakaran ini di sengaja
oleh salah satu petinggi, Biar Dia
bisa melarikan diri. ""Mungkin gak sih, ini karena ada sangkut pautnya sama lambang organisasi terlarang itu. "
"Maksudnya lambang yang persis sama dengan Tato milik ini Napi ?"
Timbal perawat.Mendengar itu rahangnya mengeras, sedikit besar ia mendapat clue pertama soal dalang atas segala
hal yang menimpanya tiga tahun ini."Gue rasa iya sih, dasar apes deh, Udah susah-susah bikin konspirasi buat bebas, Tahunya celaka, eh udah gitu temen nya sendiri yang malah Kabur "
"Kalo gue jadi Si Alex sih pasti gue akan lakuin hal yang sama, hidup itu kan soal mencari kesempatan demi sebuah keuntungan" pungkas
Dibalik kain penutup mata itu tanpa siapapun tahu, mata yang memanas akibat terbakar amarah pun jatuh tanpa seijinnya, sebab apa yang di perbincangkan bertolak belakang dengan kenyataan yang ada, Dia tidak terima, Sebab Kebenarannya bukan seperti apa yang mereka katakan. Sebuah penyesalan kini telah bertanggar di dadanya.
Dokter pun datang membuat kedua perawat itu bergegas mengakhiri kegiatannya, dan melanjutkan tugas sesuai arahan sang ahli medis untuk memberi anastesi agar operasi segera dilakukan.
Operasi pun segera dilakukan dibawah kendali Mona, tak lama setelah itu Aruna menyusul dan berdiri disampingnya. Pada malam kejadian, Aruna adalah orang pertama yang menemukan Hasan,
ia pun menghubungi Mona sebab sahabatnya adalah penanggung jawab utama dalam pos klinik, Dan situasi pun cukup genting yang tak mungkin ia kerjakan sendiri. Sesaat manik Aruna menatap iba sebelum ia melakukan Setiap intrupsi Yang
Mona berikan.🍁......................................🍁
Suara riak air keran yang Seruni biarkan mengalir begitu kala ia membersihkan bahan-bahan sayur soup, untuk ia masak sebagai sarapan pagi ini. Berhasil menjadi Alarm yang membuat sang putra terbangun dari tidurnya.
Biru menggeliat di ranjang kamar, yang posisi ruangannya berada tepat di sebelah dapur dalam hunian petak rumah minimalis mereka itu.
Dengan mata yang masih cukup lengket, Pemuda itu mengangkat bahunya dan turun dari singgah Sanah nya. "Bu.. Jam berapa ?" Todong Biru mendekat ke arah pantry.
"Jam Tujuh pagi, cepetan mandi sana,
Nanti kesiangan loh kerjanya bi... "Biru tak menggubris intrupsi sang ibunda, Ia lebih memilih menegak Segelas Teh hangat yang telah tersedia di atas meja, ia pun meraih remote lalu menyalakan televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera dalam jeruji_ Haechan. (sequel #Lentera)
AksiSebuah ketidak beruntungan seorang Hasan prakasa Putra, Hidupnya berubah 180 derajat. Senyumannya perlahan Luntur karena harus berpisah dengan orang terkasih, Kebaikannya berbalas petaka, Dia dituduh menjadi seorang Pengedar Narkoba, dan Harus mend...