🍁. Setitik Harap.✓

126 12 0
                                    

🍁Begitu Besar kasih-Mu Allah. terhadap si Dzolim penuh kepekatan Dosa, menghitam dalam setiap Sel Darah memenuhi Raga.🍁

🌸🌸🌸

......................................................
*Happy reading*
............................................................

Hasan masih terpaku dalam lekat, saat lelaki didepannya menyebut nama sang Ayah. kilasan wajah penuh senyuman dan pelukan hangat Sang Ayah, seketika jadi nyata ada didepan mata.

"Ayah, Hasan menang kontes di salah satu Radio di Bandung!" Dia berlari dari Kamar langsung ke Ruang kerja Arman, dengan netra yang membulat girang terima pesan dari panitia, yang mengabari groupnya jadi pemenang kontes Jingle yang mereka adakan. Dan akan dipromosikan di radio music zone. Seperti yang dijanjikan Pihak tersebut.

Hasan menunjukan layar ponselnya pada Arman "Yah, Hasan bakal siaran
di Radio, liat deh !" Arman mendongak heran dan cuma nyengir lihat selebrasi dia yang goyang pinggul karna happy luar biasa.

"Yakin Gak salah info San, ?" Goda Arman.

"Itu Ayah baca dong, masa San ngibul--" tekannya agak sebal "Gak bangga apa Anaknya berprestasi? Bentar lagi anaknya jadi Artis loh ..." Sahutnya mengotot menunjuki isi pesan di ponsel. Tidak lupa berbangga diri.

Arman tertawa geli melihat ekspresi
Hasan yang kesal terima sindirannya.

"Percaya kok, Ayah selalu bangga dengan Anak-Anak Ayah." Arman memeluk sambil menepuk bahu Hasan Juga mengucek puncak kepalanya.

Dia merangkul dan menggiring Anaknya ke tengah Rumah lalu menjabarkan pada Ke para saudaranya yang tengah asyik bermain Game ular tangga.

"Perhatian semuanya, Liat sini!" Lantang Arman. Bak pengawal tengah mengabari sebuah sayembara besar. Hasan sudah bersidakep dada, Dan tersenyum tengil Saat saudaranya Menoleh kepada Ayah Mereka.

"Hasan, dan Band-nya akan tampil di Radio music zone mereka menang Jingle Competition !" Papar Arman.

"Wah, enggak pada Rusak, kan. Kuping mereka, masa Suara rombeng Hasan bisa menang!" Lontar Ariel menggoda kakaknya itu, Hasan berdecak. Spontan melempar bantal di sofa ke arah Si adik, yang sudah berani mengatai dirinya

Ray, Zain ,dan Doni meringis ngeri saat Bantal itu melayang lewati mereka dan kenai Wajah Ariel.

Tawa pun pecah mengisi ruangan tengah, Hasan berlari hendak buat perhitungan dengan si mulut petasan, alias adik kurang akhlak Itu.

Tapi Nazriel dengan sigap langsung ngacir sambil meledeki Hasan dengan Wajah Usil, makin senang menggoda
Pemuda berkulit coklat tersebut.

"Wah, sini lu Riel, minta gue smackdown yah hah?!" Pekik Hasan.

"Emang bisa? Badan kerempeng gitu juga, wleek."meletnya ejek sang Abang.

Keduanya alhasil malah saling kejar-kejaran bak Tom and Jerry,
yang kemudian tingkah konyol mereka jadi bahan lelucon juga hiburan Arman dan ketiga putranya. Zain terbahak sambil memukul paha dengan tawa recehnya, Doni juga Raihan cuma bertatapan lalu menggeleng malas. Arman tersenyum masam menyaksikan kehangatan dan interaksi dari kelima pilar jagoannya.

Cahaya penerang di tiap lembaran perjalanan hidupnya.

"Seharusnya, Saya menemuimu
Setahun lalu Hasan." Untai Biru, membuyarkan lamunan indah miliknya.

Hasan mendengus dan tersenyum hambar. "Mungkin memang sudah jalan takdir saya begini. " sahutnya, santai melirik hambar Biru. Seolah itu bukanlah masalah besar yang patut dia sesali.

Lentera dalam jeruji_ Haechan. (sequel #Lentera)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang