"Selalu tersenyum, apapun yang kamu hadapi hari ini pasti akan berlalu. Jika yang baik maka jadikanlah sebagai kenangan dan jika yang buruk maka jadikanlah sebagai pelajaran."
✨ Happy Reading ✨
Selasa
1 PMJam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah. Seperti biasa Mika dan Nayyara berjalan bersama dan berpisah di depan gerbang sekolah. Sebelum benar benar berpisah, Mika sudah memberi tahu Nayyara kalau besok tidak diperintahkan untuk membawa apapun karena besok adalah waktunya demo ekskul.
Mika, gadis itu baru saja menaiki angkutan umum. Beberapa saat kemudian seorang gadis juga menaiki angkutan umum yang sama dan diikuti oleh siswa yang lainnya.
Tapi tampaknya, Mika mengenali gadis
yang duduk dihadapannya. Gadis itu hanya fokus pada layar handphonenya. Hingga akhirnya dia melihat kearah Mika."Eh kamu yang tadi kan." sapa gadis itu pada Mika.
"Iya." jawab Mika.
"Tadi kita belum kenalan loh. Kenalin aku Ruby." ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya dan Mika membalas uluran tangan itu.
"Aku Mika."
Ruby, gadis berbandana merah itu tersenyum kepada Mika.
"Gak nyangka ya kita pulangnya searah." ucap Mika.
"Ya iyalah tuhan kita kan sama."
"Maksud aku bukan gitu, Ruby."
"Haha, aku bercanda Mika."
"Kamu bercandanya gelap banget."
"Hidup itu jangan terlalu serius Mik. Kita itu harus nikmatin hidup, bukan?"
"Iya Ruby kamu benar." tidak tahu mengapa Mika bisa langsung akrab dengan orang yang baru ia kenali beberapa saat yang lalu.
Mika merasa nyaman berbicara dengan Ruby."Oh iya Mika, aku udah sampai. Aku duluan ya."
"Iya Ruby hati hati."
Beberapa menit kemudian, Mika sudah sampai di depan rumahnya. Dari luar, sudah tercium aroma makanan yang paling Mika sukai. Mika segera masuk dan pergi ke dapur. Ternyata ibunya sedang memasak makanan kesukaannya.
"Eh udah pulang, gimana tadi sekolahnya?"
"Seru kok mah."
"Seru gimana nih, cerita dong."
"Tadi temen aku, Nayyara, lupa bawa tanaman. Dia panik banget mah, aku mau bantuin dia cari pot, biar bunganya dari aku aja. Tapi pas kita cari di taman belakang ternyata gak ada. Tapi tadi ada yang bantuin, orangnya kaya bule, cuma dia jamet mah." Cerita Mika itu mengundang tawa Kalina, sang ibu. Mika heran melihat ibunya.
"Hahaha ya ampun Mika kamu itu terlalu jujur ya."
"Apaan sih kan memang gitu ceritanya. Udah ah, aku herman sama mamah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Baru di Hidupku
Teen FictionPersahabatan kita itu ibarat sekotak crayon. Masing masing punya warna yang berbeda. Warna warna itulah yang bisa membuat kertas polos menjadi sebuah lukisan yang indah. Satu warna memang bagus, tetapi lebih banyak warna lebih bagus. Layaknya seper...