Pengganggu

9 2 0
                                    

"Tetaplah menjadi diri sendiri, terus semangat dan berusahalah."

Happy Reading✨

[Flashback]

Terpaan angin yang menyejukkan tubuhku. Dedaunan berjatuhan di depan batu nisan yang ku pandang sedari tadi. Rasa rindu yang tertahan dan kata yang tidak bisa aku ucapkan. Aku mengusap batu nisan itu, dengan sedikit helaan napas.

"Bunda maaf, aku tidak mengikuti apa kata Bunda....."
"Maaf karena aku tidak bisa menerima rumah baru. Aku ingin rumah ku yang dulu kembali. Aku tidak yakin jika aku bisa bertahan....."

Aku tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi aku tahan. Akhirnya tubuhku pun luruh memeluk batu nisan itu, dengan derasnya air mata.
Tidak lama, aku merasakan usapan lembut di pundak ku. Saat aku menengadah untuk melihat, senyuman manis itu terukir di wajahnya.

"Hapus air matamu, Nak. Tidak baik jika seorang gadis menangis sendirian di sini."

Seseorang itu menghapus air mata ku dengan lengan bajunya.

"Ayo ikut ibu, kita bicara di sana!!"

Aku mengikutinya perlahan. Dia membawa ku ke sebuah bangku di bawah pohon rindang yang berhadapan dengan persawahan yang masih asri. Begitu indah menurutku.

"Lagi kangen ya?" tanyanya padaku, aku pun hanya membalasnya dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lagi kangen ya?" tanyanya padaku, aku pun hanya membalasnya dengan senyuman.

"Kalau lagi kangen boleh kok nangis. Tapi kita juga harus merelakan yang sudah pergi. Jangan terus terusan membuat diri seperti ini ya." Dia tersenyum sambil mengelus kepala ku.

"Siapa nama mu, Nak?" tanyanya.

"Nama aku Aily, bu."

"Nama yang bagus. Perkenalkan nama ibu Astri, kebetulan ibu memang tinggal di dekat sini."

"Ini kan daerah yang lumayan terpencil, penduduk disini juga tidak terlalu banyak. Ibu emang gak takut?"

"Untuk apa takut, Nak. Meskipun ini daerah terpencil dan penduduknya sedikit, tapi orang orang disini baik-baik dan ramah. Tidak seperti di kota."

"Hehe, iya ibu bener. Ibu disini tinggal sama siapa?"

"Ibu disini cuma tinggal sama suami ibu."

"Anak ibu dimana?"

"Ibu gak punya anak. Tapi ibu memiliki seseorang yang sudah ibu anggap seperti anak ibu sendiri. Dia itu anak majikan ibu dulu. Dia sering berkunjung kemari. Kalau dilihat lihat sepertinya dia seumuran dengan kamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warna Baru di HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang