"Jangan pernah membandingkan siapa yang lebih baik antara Matahari dan Bulan, karena mereka mempunyai tempat dan tanggung jawab yang sama untuk bersinar, walau pada waktu yang berbeda."
✨ Happy Reading ✨
Jum'at
07.10 A.MSuara bel masuk telah berbunyi. Semua murid akhirnya masuk ke kelas mereka masing masing. Berbeda dengan kelas kelas yang lainnya, kelas 7A (kelasnya Mika) sekarang begitu hening, tidak ada seorang pun yang berbicara. Mungkin juga karena mereka duduk perorangan, jadi sedikit sulit untuk saling berinteraksi.
Tiba tiba dari arah pintu, sosok wanita dengan keanggunannya dan tatapan dinginnya masuk kedalam kelas. Wanita itu terlihat masih cukup muda. Usianya mungkin sekitar 30 tahunan.
"Selamat pagi anak anak."
"Selamat pagi bu."
"Perkenalkan nama ibu, Nada Shabita. Ibu akan menjadi wali kelas kalian sekarang. Dari dulu, ibu selalu terpilih menjadi wali kelas, dan kelas yang selalu ibu bimbing adalah kelas yang dipenuhi oleh siswa-siswi berprestasi....."
*Sudah ketebak apa maunya.*
".....Jadi, semoga kalian tidak mengecewakan ya. Ibu juga sudah melihat nilai rata rata kalian di ijazah SD kalian, cukup bagus. Jadi tingkatkan lagi kemampuan kalian, karena ibu ingin kalian menjadi siswa siswi terbaik di sekolah ini."
Wanita itu terus saja berbicara dengan nada lembut tapi penuh penekanan. Ada yang merasa senang, ada juga yang merasa kecewa dengan sikap wali kelas mereka.
"Mari kita mulai dengan perkenalan diri kalian masing masing. Ibu akan memanggil kalian dengan menyebutkan no absen kalian satu persatu. Ibu tidak akan memanggil secara berurutan. Ibu acak saja ya."
"Baik bu."
"No absen 23 silakan maju, perkenalkan diri kamu!"Perhatian seluruh siswa, kini tertuju pada seorang gadis yang berdiri dari tempat duduknya. Sosok yang tidak terlalu tinggi, tatapan mata yang tajam, serta rambut yang tergerai dengan poni tipis, seakan menjadi kombinasi yang sempurna untuk gadis itu.
Cantik dan kejam menjadi satu. Tidak mungkin jika para siswa tidak mengenali gadis itu. Mereka hanya tidak mengetahui namanya.Gadis itu berjalan ke depan kelas. Dengan wajah datarnya, gadis itu mulai memperkenalkan diri.
"Namaku Renata Arselia. Panggil saja Arselia atau El. Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Baru di Hidupku
Fiksi RemajaPersahabatan kita itu ibarat sekotak crayon. Masing masing punya warna yang berbeda. Warna warna itulah yang bisa membuat kertas polos menjadi sebuah lukisan yang indah. Satu warna memang bagus, tetapi lebih banyak warna lebih bagus. Layaknya seper...