Siapa dia?

37 4 0
                                    

"Hidup itu bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang seberapa berusahanya kita dalam meraih sesuatu yang kita inginkan."

Happy Reading ✨


Namaku Ruby Dwi Tamara. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Umurku 12 tahun. Aku memiliki mata coklat yang lebih terang, itu disebabkan oleh faktor genetik keluarga ku. Banyak orang bilang bahwa mata coklat ku ini adalah sebuah keberuntungan. Tapi aku tidak pernah percaya keberuntungan, karena tanpa usaha keberuntungan itu tidak akan pernah menjadi nyata.

Rabu
06.31 A.M

Seorang gadis sedang terduduk di bangku kantin yang masih terlihat sepi. Gadis itu tidak memesan apapun, dia hanya sedang membaca buku novel kesukaannya.
Dia membuka halaman buku itu satu persatu. Saat sedang fokus dengan keseriusannya, tiba tiba setangkai bunga kertas ada dihadapannya.

 Saat sedang fokus dengan keseriusannya, tiba tiba setangkai bunga kertas ada dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~ Mawar kertas ~

Gadis itu langsung menutup buku novelnya, lalu segera beranjak pergi dari tempat itu. Namun, itu tidak semudah yang dia pikirkan, tangannya dicekal oleh seseorang.

"Ruby tunggu." ya gadis itu adalah Ruby dan orang dihadapannya adalah hal yang sangat Ruby hindari, karena menurutnya orang itu sangat mengganggu.

Ruby melepas cekalan itu dengan kasar, lalu ia menatap tajam orang dihadapannya.
"Apa?" ucap Ruby.

"Kamu gak mau nerima bunga dari aku?"

"Gak." singkat, padat, dan jelas. Ruby pun segera pergi dari tempat itu, meninggalkan seseorang yang sekarang sedang menatap kepergiannya.

"Kenapa susah banget sih dideketin." gumam orang itu.

***

Aku pikir hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagiku, karena hari ini adalah MPLS terakhir. Tapi ternyata aku salah, pagi pagi saja sudah buruk. Aku malah bertemu buaya, ya buaya darat, yang sekarang ini sudah merajalela di dunia para remaja. Aku hanya akan membuang buang waktu jika meladeninya.

Aku berjalan melewati setiap lorong koridor, banyak sekali tempat yang pas untuk ku melanjutkan aktivitas membaca novelku, tapi entah mengapa sekarang aku malah tidak ingin melakukannya. Pandanganku kini tertuju pada seseorang
yang sedang terduduk di bangku taman.
Aku tersenyum, lalu berniat untuk menghampirinya.

"Hai, ih buat siapa itu?" sapaku pada gadis itu. Aku tidak sengaja melihat nya sedang memasukkan sesuatu ke dalam kotak kado.

"Enggak kok Ruby, bukan buat siapa siapa."
jawab gadis itu yang langsung menyembunyikan kotak kadonya kebelakang punggungnya.

Warna Baru di HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang