8. Lestar et Chelsea

580 98 5
                                    

Cerita ini murni pemikiran saya, fantasi, dan (mungkin akan) mengandung beberapa hal tidak baik untuk di tiru. Bijak dalam membaca ya guys.

Don't forget for follow me. Comment and like.
.

Sorry for typo's.
.

Enjoy and Happy Reading.
_


‘;Lestar dan Chelsea.’

“Helmy?”

Redit.”

Iterum reversus est.

“Jean. Kakak.” Helmy memandang berkaca mata Jean yang menyala biru.

“Adek?” Helmy mengangguk cepat.

Jean menarik nafas cepat, memeluk hangat perasaan senang juga sesak yang menghampiri dirinya sekarang.

Ingatan masa lalu Helmy kembali.

Ingatan yang harus hilang sebab ia dan Helmy yang selama delapan tahun menjadi manusia harus berubah menjadi peri saat umur mereka menginjak sepuluh tahun.

“Adek say sorry, Kakak.” Helmy semakin mendekap erat pelukan yang Jean berikan.

Never. Adek nggak perlu minta maaf dan nggak akan pernah salah. Semua bukan salah adek.”

“Mereka disini, Kak?” Jean mengangguk membenarkan.

“Iya. Kita tahan mereka disini, sudah hampir satu bulan disini dek.” Jean mengelus surai sang adik yang kini berwarna coklat madu, menandakan bahwa ada perasaan sedih besar yang Helmy timba.

“Ayo habiskan waktu bareng mereka. Sampai waktunya habis, ayo beri kebahagiaan untuk terakhir kalinya, Kak.” Helmy turun dari tempat ia memejamkan mata selama tiga hari itu.

Selama tiga hari ia tertidur, menerima kembali ingatan juga perasaan di masa lalu. Semua. Ingatan baik, dan buruk sekalipun, semuanya kini telah kembali.

Dan sebelum ‘ibu’ meminta mereka benar-benar tak dapat melihat teman-teman masa kecil mereka, mereka harus cepat. Agar tak lagi ada penyesalan.

•••

Flashback, Hutan Jati 1994.

Oh My God. Ini beneran?” gumam wanita cantik dengan dress putih selutut.

Terlihat Johan di belakangnya tersenyum teduh, “Ya, itu istri saya, cantik bukan?”

Chelsea mengangguk cepat, melanjutkan langkahnya menuju sesosok wanita teramat cantik yang tersentrong sinar mentari sore, membuatnya terlihat cantik berkali-kali lipat, membuatnya yakin bahwa wanita ini bukan manusia.

Terlalu cantik. Sampai mata manusia milik Chelsea tak dapat mendeskripsikan seperti apa rupa cinta Johan.

“S-salam.” Chelsea menarik masing-masing ujung dress-nya, membungkuk sedikit sebagai tanda hormat.

Sang cinta Johan itu menoleh ke belakang kaget, lalu gelagapan dengan rona merah mulai menjalar di pipi putihnya.

“Salam juga, maaf tidak menyadari kedatangan kalian.” ucapnya sembari menggapai tangan halus Chelsea.

“Perkenalkan, aku Lestar, kamu pasti Chelsea kan?” tanyanya merdu, membuat Chelsea hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Mas, aku nggak mau ah nikah sama kamu! Nggak jadi, Mas gila ya mau ninggalin Kak Lestar demi Mama?!”

ParamartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang