Fantasi Liar Suami

2.1K 13 0
                                    

Fantasi eksib seorang suami dan istri yang ingin mendominasi suaminya.

Mengandung CMNM, CFNM, HUMILIATI0N

James POV

Aku berdiri di kamar mandi hotel melihat refleksiku di depan cermin besar. Jantungku berdegup kencang dengan campuran kegembiraan dan ketakutan. Aku mencoba untuk menenangkan diri. Kata-kata 'kamu bisa melakukannya!' terus berputar-putar di dalam kepalaku.

Aku terlihat sangat baik untuk usia 30 puluh tahun. Itu adalah kelebihan dari tidak memiliki anak. Semua temanku sudah tidak lagi memedulikan penampilan mereka setelah bahagia berumah tangga. Sementara itu, aku masih punya waktu dan energi untuk pergi ke gym setiap hari sepulang kerja.

Aku baru saja selesai menata rambutku. Aku menggunakan produk yang membuat rambut pirangku terlihat runcing dan basah karena embun. Aku ingin terlihat seolah-olah baru saja selesai mandi. Aku memusatkan perhatian pada mata coklatku. Memperhatikan bagaimana pinggir luarnya berwarna madu, sementara bagian tengahnya berwarna hijau hutan.

Aku tidak bercukur hari ini, karena aku pikir aku terlihat paling menarik ketika aku memiliki janggut. Bersamaan dengan rahang yang lebar dan persegi, memberi kesan wajah maskulin. Aku tersenyum, seolah-olah sedang berlatih untuk menghilangkan ketegangan yang mungkin akan muncul selama satu jam ke depan. Aku bahkan mengangkat bahu sedikit untuk memastikan bahwa bahasa tubuhku terlihat natural.

Dengan tinggi badan 185 cm, aku tahu bahwa tinggi badanku merupakan kelebihan sekaligus kelemahan. Hal ini membuat diriku terlihat lebih menarik dan juga membuatku tidak bisa benar-benar menghilang ke dalam latar belakang. Tubuhku penuh dengan otot. Aku mencoba mempertahankan kebiasaan lamaku sebagai gelandang di tim sepak bola kampus.

Bisepsku cukup besar sehingga tampak seolah-olah flexing setiap saat. Otot dadaku besar menonjol ke depan dan bidang. Jika seseorang melihat lebih dekat, mereka akan tahu bahwa aku telah mencukur bulu dadaku. Aku mengusap-usap perut sixpack milikku. Jari-jariku merasakan bentuk kotak-kotak perutku. Aku sangat bangga dengan perutku. Aku telah melakukan sit up berkali-kali untuk membentuknya. Aku merasa tidak sia-sia dan pantas mendapatkan hasilnya.

K0ntolku menggantung di antara kedua pahaku yang kencang. Dengan panjang 20 cm, aku adalah seorang tukang pamer. Di kampus dulu, ketika mandi di shower selepas bertanding, aku sering diejek karena ukuranku lebih besar dari rata-rata. Aku berpikir mereka iri karena punya mereka kecil. Aku selalu mencukur rapi rambut jembutku. Buah zakarku terlihat proporsional mengikuti k0ntolku.

Aku berputar sehingga punggungku menghadap ke cermin dan aku memutar leher untuk melihat ke belakang. Aku bisa melihat pantat bulatku yang kencang dan berotot. Butuh beberapa waktu bagiku untuk menyukainya. Aku tidak menyukainya dulu ketika aku kuliah. Aku selalu berpikir itu tidak cocok dengan tubuhku yang lain yang karena itulah aku mengetahui bahwa orang-orang menyebutnya bubble butt. Seiring berjalannya waktu, aku mulai menyukainya. Aku melompat-lompat kecil dan pantatku bergoyang menanggapi lompatanku.

Tok! Tok! Tok!

Pintu mulai terbuka saat istriku, Mary, masuk. Tidak seperti diriku yang telanj4ng, istriku berpakaian lengkap. Dia mengenakan celana jeans ketat dan blus. Ketika berdiri bersebelahan, kami terlihat sedikit jomplang. Tingginya hanya 150 cm dan beratnya setengah dari berat badanku. Sama sepertiku yang rajin pergi ke gym setiap hari, dia juga berlatih yoga.

Mary memosisikan dirinya di depanku dan melingkarkan tangannya di pinggangku. Dia menatap mataku dan tersenyum. Aku membungkuk untuk mencium rambutnya yang berwarna merah. Hari ini rambutnya beraroma madu.

"Kamu terlihat bagus seperti biasa," katanya. "Gimana perasaanmu?"

Jantungku berdegup kencang begitu aku mulai merenungkan perasaanku. Mulutku menjadi kering saat aku mencoba untuk menemukan kata-kata. Aku merasakan Mary memelukku lebih erat dari biasanya. Dia pasti bisa merasakan betapa gugupnya diriku.

Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang