Balas Dendam 2: Presentasi

449 3 0
                                    

Saat presentasi dimulai, Rizky dengan percaya diri menyampaikan pembukaan sambil berdiri di tengah ruangan, di depan meja panjang yang penuh dengan audiens. Untungnya, saat berdiri, rasa tidak nyaman di pantatnya tidak terlalu mengganggu, membuat Rizky berpikir setidaknya dia bisa menyampaikan presentasi dengan lancar. Namun, pemikiran itu ternyata keliru! Tangan Rizky bergerak dengan luwes saat dia menjelaskan poin-poin penting, layaknya seorang presentator profesional yang terbiasa menarik perhatian audiensnya. Namun, di tengah-tengah presentasi, tanpa disadarinya, tangannya tiba-tiba bergerak dengan cara yang aneh. Kedua tangan Rizky mulai meraih dasinya, melepasnya, dan membiarkannya jatuh ke lantai tanpa alasan yang jelas. "Maaf, Pak, saya nggak tahu kenapa..." kata Rizky terhenti beberapa saat, matanya melotot terkejut, menyadari bahwa dia baru saja melepas dasinya tanpa sadar. Salah satu audiens berkomentar, "Loh, Pak Rizky kenapa berhenti presentasinya? Ayo lanjutkan, penyampaiannya udah bagus looo...." Hahhhh? Rizky bingung. Kenapa mereka seakan tidak peduli dia baru saja melepas dasinya? Yaudalah, lebih baik gua selesaiin ini biar beres, pikir Rizky dalam hati. Dia mencoba untuk mengambil dasinya kembali, tapi tangannya seakan-akan memiliki kemauan sendiri dan menolak untuk memungutnya. Perasaan bingung menguasai Rizky kembali, membuatnya bertanya-tanya ada apa lagi dengan tubuhnya hari ini. Tiba-tiba, Rizky merasakan tatapan tajam dari para audiens yang tampak tidak sabar menunggu dia melanjutkan presentasi. Akhirnya, Rizky tidak punya pilihan selain mengabaikan dasi yang terlepas dan terus melanjutkan presentasinya. Rizky kembali berbicara, menyampaikan poin-poin yang ada di materi presentasinya, tapi tangannya kembali berulah seperti sebelumnya. Kali ini, tanpa kendali, tangan Rizky bergerak sendiri melepas ikat pinggangnya dan menjatuhkannya ke lantai. Audiens tetap cuek meski suara ikat pinggang yang jatuh terdengar cukup keras. Sambil terus berbicara, tangan Rizky mulai melepas satu per satu kancing kemejanya, hingga akhirnya kemeja itu terlepas dan tergeletak di lantai, memamerkan bahu lebar dan bicep besar Rizky ke audiens. Di dalam hatinya, Rizky sadar betul bahwa dia sedang melakukan semua ini, dan pipinya mulai memerah karena merasa malu yang sangat mendalam. "ANJINGGG, ini gua kenapa hari ini, bangsaatttt!!! INI PRESENTASI PENTING ANJINGGG, KOK GUA MALAHHH...!!!!" Rizky mengomel dalam hati, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Sementara itu, para audiens tetap duduk diam tanpa ekspresi, mendengarkan poin-poin yang disampaikan Rizky, seolah-olah mereka tidak peduli bahwa Rizky perlahan-lahan melepas pakaiannya di depan mereka. Di dalam hatinya, Rizky bertanya-tanya kenapa audiensnya hanya terdiam. Seharusnya mereka marah, atau setidaknya mengusir Rizky karena tidak senonoh selama presentasi penting ini. Rizky ingin kabur saja, keluar dari ruangan dengan alasan mendadak sakit perut, mencoba menyelamatkan harga dirinya yang masih tersisa. Namun, tiba-tiba Rizky menyadari dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Tubuhnya mulai bergerak dengan sendirinya, seolah-olah ada kesadaran lain yang mengambil alih. Rizky bisa merasakan tubuhnya bergerak, tapi dia sama sekali tidak memiliki kendali atas gerakannya. Tangannya kembali bergerak, membuat Rizky menunduk untuk melepas sepatu dan kaus kakinya, hingga kakinya telanjang. Kemudian tangan Rizky mulai membuka kancing celananya, menurunkan risleting, dan melepas celana panjangnya, diikuti oleh kaos dan celana pendeknya. Kini, semua pakaian Rizky berserakan di lantai, menyisakan dirinya yang berdiri di depan audiens di ruang presentasi, hanya mengenakan celana dalam.


Cerita lengkap di LYNK ya. Terima kasih! 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang