304. -5

8 0 0
                                        

𓍢ִ໋🌷͙֒₊˚*ੈ♡⸝⸝🪐༘⋆⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𓍢ִ໋🌷͙֒₊˚*ੈ♡⸝⸝🪐༘⋆⋆.˚🦋༘⋆

Dilahirkan dari keluarga ini sebenarnya ada plus mines nya bagi Sentari, plus nya dia menjadi anak yang tidak terlalu dituntut orang tua untuk ini itu sesuai keinginan mereka, hidup berkecukupan semua permintaannya terpenuhi selagi Sentari mampu memenuhi apa syarat mereka. Menjadi anak yang tidak bandel, nurut perkataan orang tua, tidak pacaran tentunya.

Mines nya, ia jadi tidak sebebas teman-temannya yang mau ini itu tinggal pergi, Sentari lahir menjadi anak yang strict parents. Sebenarnya itu bukan mines melainkan rasa kasih sayang nya pada orang tua yang tidak menginginkan anaknya terjun ke dalam pergaulan bebas apalagi setelah mendengar anak tetangga nya hamil sebelum nikah. Ya memang semua anak bakalan kaya gitu, mikir-mikir juga kali kecuali pacarnya Kim Soo-Hyun itu beda lagi.

Jadi anak strict parents bukan cuma ngga boleh pacaran tapi kebebasan main kesana kesini juga sedikit terganggu, Sentari harus izin h- satu minggu sebelum acara mainnya kecuali main sama Dara, itu beda lagi mungkin karena tetanggaan jadi ayah nya tau bagaimana latar belakang keluarga nya.

Seperti sekarang, aku dan Dara tengah menikmati semilir angin dengan dua gelas matcha dan chocolate kesukaanku. Matcha nya punya Dara ya, aku mana doyan minuman rasa rumput itu. Kalo Dara baca pasti dia tidak terima..

Cafe DreamyDrip menjadi cafe favorit kita dari jaman SMP, selain makanannya yang oke tempatnya ngga kalah oke. Bagi yang suka tempat minimalis tapi terkesan aesthetic boleh mampir, cafe nya dominan hijau dengan jendela yang luas menatap langsung jalanan yang ramai membuat siapa saja betah apalagi kalau hujan. Kenapa jadi promosi sih

Aku dan Dara berteman dari SD, dari yang pacaran sama mantanku dia tau. Kalo mau tau aku, tanya aja sama Dara. Dari orok juga kita udah biasa bareng, mandi bareng, makan bareng, main bareng dan semacamnya sampai kita pisah karena sekolah SMP aja.

"Gimana sekolah kamu?" tanya Dara sembari menyuapkan milk crepe miliknya

Mengaduk chocolate sembari memandang ke arah jendela yang sudah terlihat rintik hujan, senangnya kalau hujan tiba. "Biasa ajaa ngga ada yang menarik" jawabku singkat. Memang betul, sejauh ini masih biasa-biasa saja

"Anggara gimana?" Dara kembali bertanya sembari memotret hamparan jalan yang sudah basah karena hujan mulai turun melalui jendela.

Aku mengernyit. "Apa nya gimana?"

Meletakkan handphone nya lalu kembali menyuapkna milk crepe. "Ya maksudnya baik apa engga, terus gimana dia loh" ucapnya

"Ngga gimana-gimana, baik mungkin ngga tau belum terlalu deket juga" jawabku

"Jadi mau deket?" tebakknya meledek

Aku melotot sebal. "Apaan ngga ya!,"

"Jomblo kok dia, setauku terakhir pacaran kelas sembilan sebelum lulusan," kata nya. Aku diam, buat apa Dara memberitahuku?

"Ohhh" responku yang masih biasa saja, bingung juga mau menanggapi apa

Dara terlihat kesal, meletakkan sendoknya lalu menatapku penuh selidik. "Kamu ngga naksir sama Anggara?"

Aku tersedak mendengarnya, baru saja seminggu aku sekolah bagaimana tiba-tiba naksir Anggara?Lantas aku menggeleng sebagai jawaban, terlihat Dara menghela nafas nya kembali meminum matcha kesukaannya

"Yaudah, padahal dia pas SMP baik loh. Kalo di sekolah suka ngajar ngaji gitu pas jam nya ngaji" penuturan Dara membuat aku sedikit shock, seminggu ini dia lihat Anggara ngga ada vibes-vibes suka ngaji, eh astagfirullah maaf Gar

"Terus?" aku tanyakan lagi aja soal Gara

"Dia tu anak pertama kan?" aku mengangguk mengiyakan

"Kok tau? perasaan aku belum cerita" Dara terlihat kaget. Aku juga kaget, matilah aku gimana bisa aku spontan menjawab. Padahal aku tau dari Ody, entahlah dia tau darimana

"Tau dari temenku," jawabku menetralkan

"Punya adek cewe paling baru dua tahunan, lucu tau kapan-kapan main kesana" ajakannya ini kaya ngajak mau liat kebun strewbarry aja

"Oh yaa?!"

Tiba-tiba aku excited mendengarnya, maklum dari dulu aku pengen punya adek cewe yang gemes-gemes, terus dipakein baju pink, di iket rambut lucu-lucu. Tapi malah ibu bilangnya "Kamu mau emang nyuciin popoknya?" dan kata ayah "Gausah lah, ayah ibu udah tua, udah mau pensiun juga ayah tuh, takut ngga bisa bahagiain kalian nanti malah repot" Ya bener sih, tapikan ayah ibu juga masih 45 tahun, kayaknya masih cocok aja

Dara mengangguk. "He em, makanya deketin aja Anggara nya. Mumpung jomblo, aku dukung seratus persen"

Sentari mengerucutkan bibirnya. "Iyaya, sekarang dia pacarku. Puas kamu?" kelakarnya membuat Dara shock sedikit

"Awas ntar naksir beneran tau rasa kamu"

Sentari bergidik. "Temenku aja naksir sama dia, masa aku naksir juga males bersaing"

"Ngga papa siapa tau kamu yang menang" Ujar Dara meyakinkan.

Kalau dipikir-pikir setelah pertemuan aku dan Anggara yang eye contact di Gor sekolah entah kenapa setiap malam aku malah jadi kepikiran. Penasaran juga sama Anggara yang katanya suka ngajar ngaji dulunya, apalagi setelah interaksi penggaris itu. Dan perasaan aneh tidak sukanya terhadap Thea yang katanya tiba-tiba naksir Anggara, masa iya aku cemburu?

Kalau aku cemburu, tandanya aku suka sama Anggara? Hah....??!

304 Days of Admiring YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang