Pon memasuki kamar ganti ruang recital utama. Ia melihat Spy dan Prof. Lee masuk ke ruangan, menghampiri Pon dan Michael. Spy sangat tampan dengan jas hitamnya. Michael terkejut melihat Prof. Spy karena Jasnya seperti berpasangan dengan jas Pon. Pon pura - pura tidak melihat. Ia tahu Michael merasakan sesuatu keganjilan antara dia dan Prof. Spy.
"Sudah siap, Pon? Michael?" tanya Spy.
"Siap, Prof.", jawab Pon dan Michael serempak. Kedua profesor itu tersenyum bangga. Kedua solois yang akan tampil hari ini adalah pianis berbakat dan bertalenta tinggi.
Tepuk tangan gemuruh penonton dan MC yang memanggil nama Michael menghentikan Pon dan Michael yang sedang asik berbicara, tepatnya menghentikan Michael yang sedang berbicara. Pon hanya menjadi pendengar setia sejak tadi. Pon memang tidak banyak bicara namun ia selalu menghormati lawan bicaranya.
"Wish me luck, buddy!" jerit Michael tertahan. Ia sangat bahagia hari ini. Pon dapat melihat wajahnya yang berseri - seri sangat bersemangat. Tentu saja, penampilan mereka adalah prestasi yang tidak dapat diraih semua mahasiswa jurusan musik. Bahkan jika mereka bisa tampil seperti ini mereka akan berkesempatan mendapat beasiswa melanjutkan S2 di Luar negeri.
Setelah Michael pergi, Pon sendiri di ruang ganti. Ia membuka HPnya dan mulai berselancar di instagram. Tanpa ia sadari seseorang datang dan memeluknya dari belakang, mengendus lehernya. Pon berjingkat. Tanpa melihatpun ia tahu itu Spy. Itu dalah kebiasaan Spy di rumah.
"Kamu pasti merindukanku kan, Baby Pon?" bisik Spy meggetarkan tubuh Pon. Pon berbalik dan beribisik.
"Bagaimana jika ada orang yang melihat, Profesor?" goda Pon. Spy merasa Pon selalu tampak sexy jika sedang menggodanya.
"Biar saja. Aku bahkan ingin mengumumkan pada dunia bahwa kau milikku. Kekasih kecilku", jawb Spy sambil tetap tersenyum dan menatap Pon dalam.
Spy masih menatap Pon sambil memeluk pinggangnya. Ia sangat mengagumi keindahan Pon. Pon terlihat sangat tampan sekaligus cantik memakai jas hitam itu. Ia tidak suka membayangkan sebentar lagi Pon akan menjadi pusat perhatian seluruh penonton konser. Spy memang sangat posesif, namun Pon menyukainya. Begitupun Pon. Ia juga posesif. Setiap saat Spy pergi dengan koleganya Pon akan selalu memantau kegiatannya dan meminta Spy mengirim PAP.
***
Pon mendengar namanya dipanggil MC. Spy yang masih memagut bibir Pon melepaskan pagutannya. Ia mendesah kecewa. Ia merasa belum puas berciuman dengan Pon. Pon memahami kekecewaan Spy namun ia harus tampil. Sekali lagi Pon melumat bibir Spy lembut dan melepaskan diri dari pelukan Spy.
"Wish me luck, Phi" kata Pon berjalan meninggalkan Spy. Spy mengangguk tersenyum, mengikuti Pon keluar ruangan dari belakang. Ia juga harus melihat penampilan kekasihnya itu.
Pon berjalan menuju panggung dengan penuh percaya diri. Penampilannya yang kharismatik dan elegan sangat memukau dan membuat hadirin terpesona. Tepuk tangan riuh menyambut Pon naik keatas panggung. Pon berdiri menghadap penonton, tersenyum dan membungkuk memberi hormat dan kemudian berjalan menuju piano. Pon duduk dengan elegan, untuk beberapa saat ia memejamkan kedua matanya seolah - olah berdoa untuk kesuksesannya hari ini. Lalu, ia mulai menarikan jari - jari rampingnya di atas tuts piano, memainkan Nocturne Chopin. Hadirin senyap. Takjub mendengar permainan piano Pon dan ekspresinya yang penuh penghayatan.
Spy menyaksikan Pon bermain dua Nocturne Chopin dengan sempurna. Tentu saja tidak ada kesalahan. Penampilan Pon diakhiri dengan tepuk tangan riuh para hadirin. Bahkan mereka semua berdiri sebagai tanda penghargaan untuk Pon. Spy sangat bangga dengan kekasih kecilnya itu, dadanya sesak, air mata haru meleleh dari sudut matanya. Pon berdiri menghadap penonton tersenyum sangat manis dan membungkuk memberi penghormatan. Lalu ia berjalan meninggalkan panggung. Tepuk tangan riuh penonton masih menggema.
Lady Rose yang duduk di sebelahnya membisikkan sesuatu kepada Spy, "Saya ingin bertemu pemuda itu".
"Baik, Lady", jawab Spy sambil berdiri berpamitan.
"Akan saya antar ke ruang VVIP", sambung Spy. Lady Rose mengangguk, tersenyum manis. Spy terkejut. Setahunya Lady Rose tidak pernah tersenyum?
***
![](https://img.wattpad.com/cover/367035739-288-k35119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Buat Pon
FanfictionPon Thanapon, seorang mahasiswa jurusan musik spesialisasi piano di sebuah universitas ternama di Thailand jatuh cinta kepada dosennya, Prof. Spy Hemmawich yang terkenal killer. Mampukah Pon meraih hati sang professor?