Chapter VI Canggung Vs Bingung

143 5 0
                                    

Pon dan Michael dipanggil Prof. Spy di ruangannya. Prof. Lee juga ada di sana. Prof. Spy mempersilahkan Pon dan Michael duduk dan menjelaskan maksud ia memanggil mereka.

"Pon, Michael, kalian dua solois terpilih untuk konser amal kampus 1 bulan kedepan. Prof. Lee akan mendampingi Micahel berlatih dan Pon dengan saya", jelas Spy.

"Kita akan berlatih di Ruang A1 Michael", kata Prof. Lee.

"Pon dan saya di Ruang B2, di dekat ruang recital. Kamu tahu kan, Pon?" sambung Spy.

"Khrap, Prof", jawab Pon dan Michael hampir bersamaan.

"Ok, Michael, kita ke ruang latihan sekarang?" tanya Prof. Lee.

"Baik, Prof", jawab Michael sambil berjalan mengikuti Prof. Lee. Ia melambaikan tangan kepada Pon sebagai ucapan selamat tinggal.

Spy diam -diam menghela napas. Ia berusaha menetralisir detak jantungnya, namun gagal. Semakin ia akan berbicara kepada Pon semakin ia berdebar - debar. Spy tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, kepada siapapun, laki - laki atau perempuan. Pon masih menunduk, menunggu Spy berbicara. Sebenarnya ia merasa canggung bertemu dengan Spy, apalagi sekarang hanya mereka berdua. Ia masih iingat bahwa Spy adalah pianis misterius puajannya. Ya Tuhan ia ingin berlari saja rasanya.

"Pon, eh..kita latihan sekarang?" tanya Spy.

"Terserah Prof. saja, saya ikut", jawab Pon.

"Ok, kita ke B2?" sambung Spy sambil berjalan ke mejanya mengambil buku notasi Chopinnya. Spy keluar dari ruangannya diikuti Pon yang berjalan dengan canggung di belakang Spy.

Spy meminta Pon berjalan di sebelahnya. Keduanya merasa canggung satu sama lain. Disisi Spy, ia bingung mengapa Pon menjadi lebih diam dari sebelumnya, sedangkan Pon merasa tidak nyaman karena takut Spy mengetahui persaan sukanya pada dosen killernya itu.

"Pon, ini daftar permainanmu. Pelajari dulu. Hari ini kamu main satu lagu saja, saya akan memperhatikan detail permainanmu", jelas Spy memberikan booklet notasi kepada Pon.

Pon membuka notasi yang dimaksud Spy. Nocturne No. 17. Pon merasa beruntung karena ia sering memainkan itu di rumah. Ia tersenyum. Lagi - lagi Spy tertegun melihat Pon tersenyum. Spy merasa mood Pon akan bagus jika berhubungan dengan Chopin.


*** 

Elegi Buat PonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang