09

21K 1.4K 155
                                    

Heyowwww....
Nungguin ya?
⚠️Tembus 100komentar gw update lagi!

Nungguin ya? ⚠️Tembus 100komentar gw update lagi!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Braaakkk

Pintu seberat 50 kilogram itu akhrinya terbuka lebar karena dobrakan kuat Cederix. Pria itu terengah tidak menghiraukan bahunya yang memar. Matanya menajam seketika melihat tubuh Deluna yang terkapar dilantai.

"Deluna, Selir Deluna!" Paniknya mengangkat tubuh Deluna yang semakin membuat Cederix gemetar.

Setengah wajah pucat bak salju di penuhi darah segar. Dengan gemetar Cederix berteriak memanggil semua orang. Sungguh bahkan dihadapkan perang selama 10 tahun tidak pernah membuat Cederix setakut ini.

Zachary terdiam menatap kakaknya yang selama ini tanpa perasaan dan ekspresi bisa menampilkan raut seperti itu. Keringat dingin bercucuran dan gestur tubuh gusar menatap Deluna yang sedang mendapat perawatan.

"Syukurlah pendarahan Selir Deluna bisa dihentikan. Saat ini Selir hanya perlu istirahat selama satu hari satu malam untuk memulihkan kondisinya. Yang Mulia bisa menjaga Selir namun hati-hati agar tidak sembarang orang masuk kedalam kamar Selir Deluna." Ucap Sang Tabib undur diri.

Untungnya semua tanggap sehingga Selir Deluna segera mendapatkan penanganan medis. Zachary yang masih setia berdiri menunggu Cederix sekaligus penasaran dengan apa yang selanjutnya pria itu lakukan, pemuda itu hanya bisa diam tanpa menimbulkan suara.

"Zac, kita tunggu sampai Selir Deluna sadar. Kau gantikan aku selama aku merawat Selir Deluna." Ucap Cederix datar tanpa mengalihkan perhatiannya pada Deluna.

"Baik, Yang Mulia."

"Selidiki siapa saja yang membuat Selir Deluna seperti ini. Kurung dia di penjara bawah tanah dan lumuri guillotine dengan jeruk nipis, pastikan jangan sampai benda itu bisa memenggal dengan mudah.  Guillotine itu harus tumpul agar ia bisa membuat penggunanya menjerit meraung putus asa." Ucap Cederix menyunggingkan smirk menakutkan.

"Apa ini sudah dipertimbangkan? Karena hukuman penggal itu terlalu beresiko untuk selir-selir kakak." Ucap Zachary sesopan mungkin.

"Hahaha, guillotine itu bentuk belas kasihku Zac. Tidak seharusnya mereka menargetkan Deluna. Seandainya aku yang mengeksekusi langsung, mungkin akan lebih sadis lagi." Ringan Cederix menatap lembut wajah Deluna yang tenang.

"Bagaimana jika kerajaan para Selir itu memberontak? Apa ini sangat merugikan?"

Kini Cederix mengalihkan pandangannya menatap tajam kearah Zachary hingga membuat pemuda itu tertunduk. Cederix kembali menatap Deluna sembari mengelus rambutnya perlahan.

"Habisi saja semuanya." Putus Cederix diakhir kalimatnya dengan mudah bahkan tanpa beban mengecup pucuk kepala Deluna.

Zachary hanya menatap tidak percaya. Gila, memang ia akui kakaknya gila. Namun setelah ia mengetahui bagaimana pria itu jatuh cinta pada akhirnya, ternyata Cederix semakin gila.

Selir Deluna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang