Hai hai.Apa kabar,nih?
Maaf suka lama updatenya.Soalnya gak tau kenapa kalau gak mood.Gak ada kata kata yang bisa di tulis.Selamat membaca.
Jangan lupa vote,komen,dan sarannya ya😊Pagi yang indah.Suara lantunan ayat suci Al-Qu'ran bersahutan dimana mana.Perempuan yang baru membuka matanya di buat tersenyum.
"Indahnya bangun di lingkungan pecinta Qur'an."gumam Nisya setelah membaca doa bangun tidur.
Suara gemercik air membuat Nisya tau.Suaminya tengah berada di sana.Di sampingnya hanya tinggal Omar yang tampak sangat pulas.
"Kita beruntung,Omar."tangan Nisya mengusap lembut kepala keponakannya.
"Oh,sudah bangun rupanya."
Nisya segera mengangkat wajahnya.Netranya menangkap sesuatu yang begitu indah untuk di pandang.
Wajah bersih berseri dengan tetesan air wudu.Senyum manis juga tatapan teduh yang mampu menggetarkan jiwa.Dan...
"Jangan terlalu terpesona.Waktu tahajud akan sia sia jika kamu hanya diam mengagumi ciptaan Allah ini."
Nisya gelagapan karena terlalu lama menganggumi suaminya."Siapa sih yang mengagumi.Orang aku lagi ngumpulin nyawa.Masih ngantuk."elaknya.
Rafka hanya terkekeh."Baiklah kalau tidak mau mengaku.Wudu sana!!Kita shalat bersama."
Dengan penuh semangat,Nisya segera melaksanakan perintah suaminya.Dia selalu semangat jika di ajak shalat bersama suaminya.
Selain suaranya yang sangat sopan di dengar.Surah yang akan suaminya baca pun,bukan surah pendek.
"Kenapa gak shalat di mesjid?Bukannya di sini sudah di biasakan shalat tahajud bersama?"tanya Nisya yang tengah bersiap shalat.
"Iya,memang benar.Tapi untuk sekarang,lagi mau shalat sama istri aja.Makmumnya cuma satu dan seumur hidup.Di mesjid makmumnya terlalu banyak dan orang asing."
Nisya tersipu mendengar gombalan receh suaminya.Dia mulai terbiasa dengan ucapan ucapan nyeleneh lelaki,yang awalnya tidak ia sangka akan begitu.
.
.
.
Selepas shalat subuh.Nisya segera pergi ke dapur.Karena menurut info dari suaminya.Bundanya akan mulai ke dapur setelah selesai jamaah."Assalamualaikum,bunda."
"Waalaikumsalam,sini sayang!!"
"Nisya bantuin ya,bunda.Tapi Nisya gak jago masak.Cuma bisa makanan instan."
Zalfa tersenyum teduh."Gak papa sayang.Suami kamu jago masak.Jadi kamu gak perlu risau.Sudah ada koki handal."
Nisya membalas senyuman mertuanya."Bunda gak papa kalau punya menantu gak bisa masak?"
"Gak masalah.Yang penting kalian gak kelaparan aja."
Keduanya mulai asik memasak.Nisya sudah seperti asisten pribadi saja.Menuruti semua perintah Zalfa.
"Assalamualaikum."
Suara heboh terdengar dari arah pintu.Memang biasanya pukul setengah tujuh,santri baru bubar dzikir dan hafalan.Terutama yang sekolah.
"Waalaikumsalam."
"Wah wah wah.Kakak ipar rajin banget.Pagi pagi sudah ada di dapur."
Nisya tersenyum kikuk.Apalagi ada abi Faiq juga di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Sambung
Teen FictionSeorang santri yang mengabdikan dirinya untuk sang guru.Sikap ramah dan sikap lemah lembutnya membuatnya mampu meluluhkan hati cucu sang kyai yang telah kehilangan sosok ayahnya. Hingga akhirnya lama kelamaan sang kiyai pun menyampaikan keinginannya...