EKSPEDISI DIMULAI

49 11 0
                                    

Hari dimulai dengan saat indah dan baik, matahari bersinar dengan sangat terang tanpa adanya adanya hujan ataupun mendung. Saat ini, seorang Jisung hermawan seperti tidak melambangkan sebuah matahari yang sedang bersinar, dirinya sedang memasang wajah masam di depan cermin. Suara tarikan nafas yang berat terdengar dari Jisung yang masih diam di depan cermin.

"Gua males buat pergi tapi, gua mau pergi jalan-jalan sama yang lain." gerutu Jisung.

Terdengar dering dari handphone milik Jisung, dirinya mengambil handphonenya lalu mengambil tas dan barang-barang yang akan dirinya bawa. Tertulis nama 'Bang Mark' di handphone Jisung yang membuat Jisung terburu-buru untuk keluar kost, Jisung membuka pintu kamar kost-nya lalu keluar dengan barang-barang bawaannya. Jisung mengunci pintu kost-nya sambil mengangkat telepon dari Mark.

"Halo Bang Mark." ucap Jisung sambil mengunci kamar kost-nya.

"Cepetan turun, kita semua udah di depan." 

"Sebentar, ini lagi mau turun." balas Jisung. Sambungan telepon Jisung matikan. Jisung melihat dari lantai atas, dia melihat ke-7 temannya sedang berdiri di depan kost. Jisung dengan terburu-buru menuju lantai bawah.

Jisung melambaikan tangannya, Yeonjun membalas lambaian tangan Jisung. Jeno dan Mark mengambil barang bawaan yang Jisung bawa, Jisung melihat-lihat mobil yang akan dirinya tumpangi,satu kata yang menggambarkan mobil itu adalah bagus dan besar. Jisung melihat bagian bagasi yang sangat luas dan muat untuk menyimpan banyak barang. Jisung juga melihat ada beberapa barang yang diikat di atas mobil. Jeno menutup pintu bagasi lalu kembali mengumpul dengan lainnya.

"Kita bagi misi, gua, Jeno, Jaemin sama Haechan yang bakal bawa mobil. Soalnya cuma kita berempat yang bisa bawa mobil terus, Haechan duluan yang bakal mobil terus Jaemin, Jeno, dan terakhir gua yang bawa. Kita bakal gantian 4 jam sekali," ucap Mark. Jisung dan yang lain ikut menyimak dengan baik. "ini peta yang bakal nuntun kita ke hutan di Ajaya Timur. Buat Haechan, pake maps buat ke kota Charadiyya pas udah sampe, arahin lagi ke kota Iravadali-" sebelum Mark menyelesaikan omongannya, Jeno memotong ucapan Mark.

"Bang, lu yakin bakal lewat Iravadali?" Tanya Jeno sambil menatap Mark.

"Cuma itu satu-satunya jalan yang bagus, lagian nih, Iravadali bukan kota yang mati di film-film horor. Kota itu cuma sepi doang," jawab Mark dengan sedikit meninggikan nada suaranya. Jeno hanya mengangguk malas sebagai respon dari jawaban Mark.

"Lu aja kali yang terlalu penakut, Jen," ledek Haechan sambil tertawa. Jeno menatap sinis Haechan yang berani meledeknya dan berniat membalas namun, Jeno ditahan Mark.

"Udah sekarang kita masuk mobil. Yeonjun sebangku sama Jisung, Renjun sama Karina, Jeno sama gua, Haechan sama Jaemin. Kalau Haechan sama Jaemin sudah giliran nyeteri, tukaran tempat sama kita berdua," ucap Mark sambil menunjuk Jeno. Haechan dan Jaemin mengangguk tanda paham.

Mereka ber-8 mulai masuk ke dalam mobil, Jisung dan Yeonjun masuk terlebih dahulu karena kursi mereka paling belakang diikuti dengan urutan yang tadi Mark sebutkan. Pintu ditutup dan dikunci dengan rapat, mesin mobil mulai dinyalakan dan Haechan mulai mengendarai mobil ini menuju titik poin pertama, kota Charadiyya. Musik mengiringin perjalan mereka menuju kota itu, mereka masih bisa bersenang-senang karena masih menggunakan aplikasi petunjuk arah. Perjalanan panjang selama 20 jam dan tidak menggunakan pesawat mereka akan dimulai.

"Bang Mark, kita kenapa pake mobil dan kenapa ga pake pesawat?" Tanya Jisung dengan nada yang sedikit keras karena musik yang kencang.

"Pertimbangannya banyak, Ji. Barang-barang yang kita bawa pasti banyak karena kita ekspedisi lebih dari satu bulan, belum lagi kita bawa tenda. Kalau kita naik pesawat, pasti bakal ribet dan mahal banget karena baranhg-barang kita yang banyak," jawab Mark. Jisung dibelakang sana mengangguk paham. 

Solstice & EquinoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang