BERTEMU

57 14 0
                                        

Jisung melihat wilayah sekitar mereka yang sangat indah, banyak pohon-pohon tinggi yang sudah jarang dirinya lihat di kota. Banyak hewan-hewan liar disekitar mereka yang menambah kesan natural dan alami. Matahari sudah bersinar sedari tadi namun sama sekali tidak mencerminkan matahari pagi hari. Jisung menepuk pundak Mark yang sedari tadi diam.

"Apa seluruh wilayah di Ajaya Timur seperti ini?" Tanya Jisung sambil menatap Mark.

"Hanya di daerah ini. Aku memilih tujuan ke daerah ini untuk melihat surga yang dikatakan ibuku, surga yang tidak memiliki malam, surga yang hanya memiliki tawa tanpa kesedihan," jawab Mark sambil tersenyum ke arah Jisung.

Di lain sisi-sisi, Renjun dan lainnya masih sibuk untuk melihat-lihat lingkungan sekitar yang masih terasa baru untuk mereka, beberapa dari mereka sibuk melihat jam untuk memastikan sekarang jam berapa.

"Bang Mark, sekarang jam berapa?" Tanya Renjun dengan sedikit berteriak. Mark melihat jam tangan di sebelah kiri.

"Menurut jam, sekarang masih pukul dua dini hari," jawab Mark sambil sedikit berteriak.

Semua terdiam saat mendengarkan jawaban dari Mark, Jisung juga terkejut seperti teman-temannya yang lain namun dirinya memutuskan untuk diam. Mereka semua berlari menuju Mark untuk berkumpul kembali. 

"Semua ini sangat aneh, jam tiga dini hari sudah ada matahari. Semua seperti tidak masuk akal di sini," ungkap Karina sambil mendudukkan dirinya di tanah.

"Kalau tidak aneh, kita tidak mungkin pergi ke sini. Daerah ini tidak pernah dieksplor selain kedua orang tuaku, kita akan menjadi orang pertama yang memberikan informasi ini ke dunia," balas Mark sambil tersenyum lebar. Jisung yang melihat senyum Mark merasa takut dan terganggu.

"Kalian bangun tenda terus tidur, kalau kalian mau tidur," perintah Mark. Mereka semua mengangguk.

Mereka semua mulai meninggalkan Mark dan Jisung. Mereka berjalan menuju mobil untuk mengambil tenda mereka yang berada di dalam mobil. Jeno dan Jaemin mengambil beberapa barang yang ada di atas mobil, mereka menyusun kursi dan meja yang mereka bawa. Renjun, Haechan, Karina, dan Yeonjun membangun tenda mereka masing-masing. Sedari tadi Jisung memperhatikan dari jauh.

"Kenapa ga bangun tenda, Ji?" Tanya Mark.

"Gua nanti bangun tendanya, Bang. Gua udah ga ngantuk," jawab Jisung. Mark mengangguk sebagai respon.

"Gua mau ke Haechan dulu," pamit Mark ke Jisung. Jisung diam tidak merespon.

Mark menepuk pundak Jisung sebelum pergi meninggalkannya. Jisung memperhatikan Mark sebelum menghilang dari pandangannya. Jisung membalikkan badannya, dirinya bisa melihat betapa bahagianya mereka tanpa dirinya. Mark mengobrol dengan Haechan sambil tertawa, Jeno dan Jaemin yang sedang bercanda berdua, Renjun, Karina, dan Haechan yang sedang memasang tenda sambil mengobrol. Jisung membalikkan badannya, Jisung menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Jisung menidurkan badannya di atas tanah, Jisung menyentuh tanah dan rumput yang dirinya tiduri.

"Gua selalu bilang 'terlalu malas untuk merasa iri' tapi, hari ini, hati gua ga bisa diajak malas-malasan," gumam Jisung. Jisung menatap matannya, dirinya merasakan semilir angin yang sangat sejuk di sekitarnya. Secara tak sadar, mata Jisung mulai tertutup dan dirinya kembali masuk ke alam mimpi.

Jisung memang tidur tapi beberapa temannya tidak tidur. Mark dan Haechan berjalan beriringan menuju dalam hutan, Jeno dan Jaemin berada di dalam mobil dengan tendanya yang bergerak, Renjun, Karina, dan Yeonjun berada di dalam tenda mereka masing-masing entah apa yang mereka lakukan.

Langit mulai cerah, entah sekarang sudah jam berapa. Burung-burung mulai bertebangan di atas mereka, Jisung masih tidur dengan nyenyak di atas tanah. Jika dilihat dari atas, Jisung dan teman-temannya yang lain terletak di tengah-tengah sebuah simbol, entah itu simbol apa, apakah baik untuk mereka atau berakibat buruk. 

Solstice & EquinoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang