Keesokan harinya, Soobin melihat kursi milik Yn yang masih kosong. Tak biasanya gadis itu jam segini belum datang.
"Rin, Yn di mana?" tanya Soobin
Karina yang sedang bermain ponsel menatap Soobin yang bertanya padanya.
"Gatau. Kayaknya ngga masuk"
Soobin menghela nafasnya dan duduk di kursi.
'Semoga dia baik-baik aja'
Sedangkan Yn saat ini berada di dalam rumah, tepatnya di dalam kamarnya. Setelah kejadian semalam, Yn memilih tidak masuk sekolah karna luka bekas tamparan ayahnya masih terlihat.
Tokk
Tokk
Tokk
"Nona, aku mau antarkan sarapan"
Yn yang mendengar suara Rian pun segera membukakan pintu dan membiarkan Rian masuk.
"Kau harus sarapan meski suasana hatimu tidak baik"
Yn memilih duduk di balkon kamarnya. Ia menatap Rian yang menaruh sepiring sarapan dan segelas susu.
"Rian, kenapa kau sangat baik denganku? Apa karna gaji yang kau terima dari ayahku?"
Rian menatap Yn yang tengah menatapnya datar.
"Mungkin awalnya iya. Tapi setelah bekerja cukup lama, saya sadar kalau saya betah bukan karna gaji, tapi karna nona"
"Karnaku? Kenapa? Bukankah aku memperlakukanmu seenaknya?"
"Saya mengenal nona dari nona masuk SMP. Meskipun masih dianggap baru mengenal, saya memahami sifat nona. Nona sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri"
Yn menatap Rian yang masih menjelaskan jawabannya itu.
"Saya tau nona itu gadis yang ramah seperti nyonya. Tapi nona bersikap dingin dan seenaknya karna didikan tuan. Tatapan mata nona saat pertama bertemu saya dengan sekarang sangat berbeda"
"Berbeda?"
"Dulu nona menyimpan banyak kebahagiaan di mata indah itu. Tapi, semakin beranjak usia, mata indah itu berubah. Nona menyimpan banyak beban dan tidak bisa melepaskannya"
Yn terdiam. Apa yang dikatakan Rian ada benarnya juga.
"Nona, aku harap kau tidak menyimpan luka lebih banyak lagi"
"Bagaimana bisa? Ayah tidak pernah membebaskanku"
"Bersikaplah berani"
"Maksudmu?"
"Tuan memintamu untuk meneruskan perusahaan. Kau bisa bernego dengannya untuk membiarkanmu memilih pendamping hidup"
Yn kembali terdiam mendengar ucapan itu.
"Bukankah nona menyukai Mark?"
Yn menatap Rian sedikit terkejut.
"Dari mana kau mengenalnya?"
"Aku tak sengaja bertemu dengannya di minimarket, saat itu ada Sung Min yang hampir memukul Mark"
"Sepertinya nasibku dan Mark sama-sama selalu diberi pukulan"
"Bukankah berarti jodoh?"
"Jangan memprovokasiku Rian. Aku gamau Mark terluka lebih banyak hanya karnaku"
"Lalu aku membiarkan nona memendam lebih banyak luka? Nona, saya pikir Mark memiliki kemiripan dengan Jaemin. Mereka sama-sama bisa mengambil hati nona. Bukankah berarti mereka orang yang bisa nona percaya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chaeyoung Internasional High School [Mark x Yn]
Fiksi PenggemarTerlahir kaya itu takdir yang tidak bisa dinikmati semua orang. Menjadi kaya seharusnya kita senang bukan? Berbeda dengan Nam Yn yang merasa menyesal terlahir di keluarga konglomerat ini. Kok bisa? Kaya bukan berarti hidupnya bahagia, dia kesepia...