awal makian

278 13 2
                                    


PRANKK-
piring yang pecah akibat lemparan dari seseorang ke dinding, yang sedang penuh dengan amarah bermanik ruby merah darah yang sedang menatap ganas bermanik biru shappire, tidak berkata apa apa hanya saja ia menundukkan kepalanya menghindari tatapan tajam dari sang kakak, tubuh nya bergetar hanya bisa bersandar ke dinding dan menatap ke bawah

"Jangan pernah bentak gempa"- ucap sulung bernada dingin

"M-maaf kak tad"- belum selesai bermanik biru shappire berbicara sulung sudah memotongnya lebih dulu

"SEKALI LAGI GUE LIAT LO BENTAK GEMPA, gak segan buat hukum lo berat berat"

Halilintar adalah sulung dari 6 saudara nya, tak cukup puas melemparkan piring ke dinding dimana taufan berdiri hali mengambil gelas dan melemparkan lagi tepat dimana taufan berdiri beberapa pecahan mengenai tangan taufan warna merah segar yang mengalir perlahan tidak membuat taufan menangis ia tau kalau dirinya salah, setelah puas hali meninggalkan nya dapur berantakan banyak serpihan-serpihan beling

Bagaimana dengan yang lainnya apakah mereka membantu? Sayang nya tidak mereka melihat jijik pada taufan dan melontarkan kata kata jahat buat taufan

"Menjijikkan"

"Mati aja lo sana"

"Pembawa sial"

"Gak guna jadi sulung"

Seperti itulah yang di dapatkan oleh taufan, taufan hanya bisa mengambil nafas nya dalam dalam

"Gempa maafin upan ya, tadi upan gak sengaja kelepasan bentak kamu - ucapnya lemah

Tidak ada jawaban dari gempa, ia meninggalkan taufan sendirian di dapur yang berantakan, taufan mengambil nafas nya dalam dalam dan mengeluarkan nya sedikit kasar, rasanya ia lelah hatinya yang sakit dan tangan nya yg perih akibat tangan nya yg terluka

Taufan segera membersihkan beling kaca itu agar tidak ada yang terluka nanti setelah 15menit taufan membersihkannya ia duduk dan mengambil obat p3k di laci dan beralih mengobati luka nya

"Woi"

"Apa? " Jawab nya dengan wajah bingung

Ya, itu adalah solar adik ke5 taufan, solar melemparkan uang ke wajah nya taufan, membuat taufan sedikit kaget dan bingung

"Kenapa? Bisa sopan sedikit gak sama yang lebih tua?" Jawab taufan

"Siapa lo ngatur gue?, lo cuma numpang dirumah ini gak usah sok sulung gue gak mau punya kakak kayak lo" Balas solar yang menyilang kan tangannya di dada dan bersandar di pintu dapur

"Oke, baiklah jadi apa mau mu"

"Belikan kuas dan pewarna buat melukis"

Taufan mengangguk ia segera berdiri membereskan p3k dan pergi ke toko serba ada, tidak terlalu jauh dari rumah nya mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 8menit saja, maybe?

Tak lama akhirnya taufan kembali dengan membawa peralatan melukis titipan solar

"Aku pulang, ini solar titipan mu"

"Ck, lama amat beli ginian doang"

"Maaf solar tadi toko nya ramai antri deh kasirnya"

Solar tidak mengucapkan terimakasih pada taufan ia segera pergi ke kamar nya, taufan yang melihat itu hanya menggeleng kan kepalanya pelan, kenapa sikap solar seperti itu?

AKU DIANGGAP APA? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang