tindas

158 17 0
                                    

Pagi mentari menyapa mereka dengan lembut cahaya matahari yang menyinari dari jendela kamar nya masing-masing, pagi hari datang dimana orang orang akan beraktivitas seperti biasanya dengan penuh semangat

"Selamat pagii gempa" Sapa taufan yang sudah bangun lebih dulu

"Selamat pagi kak, bisa kah tolong bangunkan yang lainnya? " Ucap gempa, dan di angguki oleh taufan, taufan pun segera pergi membangunkan saudara yang lainnya

Semua sudah siap untuk berangkat sekolah, mereka masih sarapan, tapi tidak dengan hali ia pergi lebih dulu meninggalkan yang lain karena ada urusan sebentar

"Selesai makan kita segera pergi ke sekolah jangan sampai telat, jadilah anak disiplin" Ucap gempa

Mereka mengangguk dan segera pergi ke sekolah, pagi yang cerah dan indah sangat segar di hirup udaranya, tak ada yang lebih segar dari cahaya mentari pagi dan tak ada yang lebih tenang dari malam hari dengan langit di penuhi bulan dan bintang

"Kami duluan, kalian bertiga pergi lah ke kelas"

"Baik kak gempa" Ucap thronie dengan pose hormat kepada gempa

Gempa solar dan ice pergi dulu dikarenakan mereka berbeda kelas dengan taufan blaze dan thronie

"Taufan, gausah ikut bareng kita, lo lewat lorong itu aja" Ujar blaze menunjukkan lorong dimana anak anak nakal nongkrong disitu

"Tapi kenapa aku gaboleh ikut kalian, lagian juga kita satu kelas kan"

"Di bilangin gausah ngeyel deh, kita gamau di ejekin karena punya kakak kayak lo penuh dengan kekurangan" Kata blaze sambil melipat kedua tangannya di dada

"Betul betul, tak boleh pakai" Tambah thronie

Taufan sedikit terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh blaze dan thronie, tapi Taufan memikir kembali benar juga pasti mereka malu punya kakak seperti aku sulit berjalan berbeda dengan saudara ku yang sempurna

"Baiklah aku tidak ikut dengan kalian" Balas Taufan, membuat blaze dan thronie tersenyum

"Nah bagus, ayo thronie nanti kita telat masuk kelas"

"Ayoo" Mereka segera berlari meninggalkan Taufan, Taufan hanya menggelengkan kepalanya pelan lalu berjalan menuju lorong gelap itu walaupun siang hari tapi tak ada cahaya yang masuk untuk menerangi tidak terlalu gelap juga

Taufan memang lah anak yang berbeda dari saudara lainnya, Taufan memiliki kecacatan sejak lahir ia tak bisa berjalan secara normal pada umumnya Taufan berjalan pincang seperti menyeret kakinya sedikit, karena itu Taufan susah untuk beraktivitas bahkan ia tak bisa berlari karena kakinya, walaupun begitu Taufan tidak pernah mengeluh ia Terima apa yang telah di berikan oleh Tuhan itu indah walaupun terkadang Taufan merasa insecure dengan saudara

"Wah wah anak cacat, tumben sekali lewat kesini mau cari mati?" ucap siswa nakal yang menghalangi Taufan

"Jangan ganggu aku, aku sedang buru buru menyingkir lah" Balas Taufan

"Hei bocah, kalau lo mau lewat sini bayar dulu ke kita"

"Emang kalian siapa? Ini bukan sekolah bapak kalian jangan seenaknya malakin" Balas Taufan

"Berani lo sama  kita hah? " Ucap salah satu anak buah nya

"Kenapa? kita sama sama makan nasi kenapa harus takut sama kalian anak berandalan" Taufan tak kalah dari mereka berlima

"Kurang ajar ya lo, ngelunjak"

"Hajar dia sekarang"tambah bos dari mereka

Taufan memang tak bisa bela diri, jika di pukul Taufan hanya bisa menjadikan tangannya sebagai temeng, pagi pagi Taufan sudah babak belur di buat preman sekolah ini, bercucuran darah dari bibir yang pecah dan hidung yang mimisan akibat pukulan keras dari salah satu  komplotan preman itu

AKU DIANGGAP APA? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang