Lilin sudah di tiup oleh ice, kue juga sudah di potong dan dibagikan kepada mereka
"Ayo kita abadikan momen ini"
"Taufan, fotokan kami ya" Tambah solar
"T-tapi aku juga ingin ikut foto bersama kalian" Ujar taufan
"Udah lah gausah, kalau lo ikut foto terus yang fotoin kita nanti siapa" Kata blaze yang sedikit menekankan suaranya
Taufan tidak bisa membantahnya, ia hanya bisa mengambil nafas dan mengeluarkan nya keliatan nya oke aja, tapi sebenarnya taufan juga ingin ikut untuk foto bersama saudara nya
"Baiklah" -kata taufan mengangguk
"Yang bagus fotonya" Kata thronie
Jepretan demi jepretan di ambil dengan banyak gaya dan penuh senyuman ceria di wajah saudara nya, namun tidak dengan taufan, ia mungkin terlihat tersenyum namun siapa yang tahu isi hatinya seperti apa?
"Wah bagus fotonya, nanti gempa cuci terus di pajang ya"
"Iya gem, ini bagus buat kenangan" Jawab hali
Tak ada satupun dari mereka yang menghiraukan taufan, taufan masih setia memandang foto yang ia ambil tadi ibu jari nya mengelus layar ponsel milik nya andai saja aku ada disini
"Di ultah hali aku tidak ada, di ultah gempa aku tidak ada, di ultah thronie aku tidak ada, di ultah solar aku tidak ada, di ultah blaze aku tidak ada, dan sekarang di ultah ice aku juga tidak ada difoto ini" Batinnya, jujur saja rasanya sangat sedih memiliki saudara tetapi serasa orang lain tidak akrab tidak hangat tidak ada kasih sayang,
"Aku dianggap apa? " Gumamnya kecil
Mereka asik dengan kue nya memakan bersama dan canda tawa, tidak dengan taufan ia tidak memakan kue nya
"Ice, maaf ya kak gak bisa kasih kamu hadiah yang mewah maupun yang bagus, kak cuma bisa kasih boneka chibi ini, lihat ini mirip dengan mu bukan" Ucap taufan sambil tersenyum dan menunjukkan boneka pemberian taufan, tidak terlalu buruk suatu saat nanti pasti akan berguna
Anggap aja gini ya boneka di kasih upan:/ buat dedek icy kesayangan upann
"Gak elite banget hadiah nya" Sela solar dan menatap nya agak sinis
"Hadiah sampah gini bagusnya di buang di rongsokan aja"balas blaze
Belum sempat boneka itu ice Terima, blaze lebih dulu merebutnya dari tangan taufan dengan kasar
"Blaze, balikin hadiah nya" Ucap taufan
"Apa? Hadiah lo jelek, lo kira dia cewek apa di kasih boneka begini"
Blaze segera membuangnya lewat jendela depan, dan boneka itu jatuh kotor karena terjatuh di lumpur
"Blaze, apa yang kamu lakukan"
"Sampah"
"Kenapa?marah" Tambah blaze
"Gak sepatutnya kamu seperti itu zee"
"Gausah panggil gue sebutan zee ataupun aze, gak pantes"
Taufan sudah tampak kesal, dengan sifat blaze yang sudah kurang ajar terhadap taufan ia tak bisa lagi menahan emosinya, tak terasa tangan nya telah terangkat ingin menampar seseorang di depan nya
PLAKK//sebuah tamparan keras yang taufan Terima di pipi kanan nya, ia memegang pipinya yang dirasa merah dan perih, siapa yang menampar taufan? tentu saja si sulung IYA, dia halilintar
"Udah gue bilang kan, jangan pernah sakitin adik gue, kenapa lo gak pernah dengerin? " Ucap halilintar dengan nada dingin nya
Taufan asik merintih kesakitan, dengan tangannya yang di cengkram kuat oleh hali, taufan berusaha untuk melepaskan cengkraman itu namun tidak ada hasil, hali semakin menguatkan cengkraman nya membuat taufan semakin kesakitan
"Kak jahat.. Hiks" Mata yang tadinya hanya berkaca kaca, kini air matanya telah jatuh membasahi pipi gembul nya
"Coba bilang sekali lagi" Ucap hali
"Kak jahat, kak hali jahat, HALI JAHAT, masih kurang? " Balas taufan
PLAKK//lagi tamparan yang keras mendarat di pipi kiri taufan lebih sakit dan pedih ketimbang yang awal, halilintar tidak bisa mengontrol emosi nya
Perasaan apa yang menyelimuti mu sehingga kau begitu benci pada taufan ada rasa sayang, namun rasa sayang itu kalah dengan rasa benci nya, masih dengan emosi nya hali berjalan maju dan mendorong tubuh taufan dengan keras sehingga taufan terjatuh kebelakang kepala nya terbentur pinggiran meja
Lagi taufan merintih kesakitan, kepalanya merasa sakit, ia masih dengan tangisan nya masih terisak
Sedari tadi saudara nya hanya terdiam tidak membantu ataupun melerai anatara kedua sulung ini, begitu dengan gempa ia lebih memilih melindungi adiknya yang lain ketimbang disuruh melerai mereka, walaupun gempa di kenal galak jika urusan halilintar marah gempa tidak berani
Hali kembali mencengkram kera baju milik taufan dengan kuat sehingga taufan merasa tercekik susah untuk bernafas, tak hanya itu hali juga menjambak rambut lembut milik taufan dengan kuat
"Dengar ya taufan, seharusnya berterimakasih karena gue udah mau besarin dan rawat lo sampe sekarang, dan lo sendiri bilang gue jahat? "
"Otak lo kemana taufan? " Tambah hali
"Sunshine thronie takut" Bisik thronie yang sembunyi di balik badan solar
"Tak apa, ada solar disini" Balasannya untuk menenangkan thronie
"Hiks... Aku dianggap apa sama kalian? "Timpal taufan yang masih berderai air mata
"Cih menjijikkan"
"Hali cukup"
"Sudah jangan bertengkar seperti ini, kamu tidak liat semua adik mu ketakutan" Tambah gempa
Hali berhenti untuk memukul taufan yang ke3 kalinya, akhirnya hali mengalah dan melepaskan taufan, taufan lega karena bisa bernafas secara normal kembali, taufan berdiri dan keluar dari rumah untuk mengambil boneka yang di buang blaze lalu masuk lagi dan pergi ke kamar nya
"Ck, sudah lah kak aku tidak mood makan, aku ingin tidur saja" Kata ice, lalu pergi ke kamar nya, blaze yang melihat ice pun ia segera berlari kecil mengikuti ice begitu juga dengan solar dan thronie
Hanya tersisa gempa dan hali saja di ruangan tengah, gempa rasanya lelah kenapa keluarga nya seperti ini, gempa pun membersihkan meja dan lainnya yang berantakan karena kericuhan tadi
"Aku bantu gem" Kata hali namun tidak di jawab oleh gempa
Hari hari taufan tidak lah seindah ataupun semenyenangkan apa yang di bayangkan, dirumah sangat berisik dan menyakitkan bagi nya rasanya ingin pergi dari sana, membunuh mental dengan caci makian dari saudara sendiri
-kata orang rumah itu tempat ternyaman tapi kenapa rumah ku menyakitkan
Taufan akhsara-
See u...
Slow update yaa..
Next chapter selanjutnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DIANGGAP APA? (END)
Fantasisetiap manusia punya sabar yang terbatas tidak semestinya sabar tanpa batas, seseorang juga bisa lelah dengan keadaan yang tidak adil sedang berada di pihak nya