kekacauan

133 13 2
                                    

waktu terus berjalan namun, entah mengapa rasanya malam ini waktu berjalan sangat lambat dengan cuaca yang sangat dingin, beberapa orang kini tengah duduk di kursi panjang tersebut menunggu seseorang yang sedang berada di dalam ruangan operasi

"Fang, ayo pulang"  Ajak kaizo, Fang menatap kaizo sebentar

"Aku disini aja, mau nungguin taufan" Balas Fang, kaizo mengangguk paham ia mengerti taufan adalah sahabat adiknya

"Baiklah, aku pulang dulu aku akan kembali lagi nanti" Ucapnya dan di angguki oleh Fang, lalu kaizo pergi

Waktu sudah menunjukkan pukul 00:00 tepatnya, operasi sudah berjalan satu jam yang lalu namun belum ada tanda tanda dokter keluar dari ruangan operasi tersebut.

Sementara disisi lain

walaupun hari semakin malam rumah sakit ini tak kunjung sepi ada saja orang yang belum tertidur dan masih sibuk dengan kegiatan nya, begitu juga dengan pemuda satu ini ia terduduk di teras rumah sakit entah apa yang ia pikirkan saat ini, rasanya lelah dengan keadaan ingin pulang tapi pulang kemana?

sebenarnya perasaan apa ini? pikir nya

"Hali" panggil seseorang yang mengejutkan nya dari lamunan, halilintar kini tersadar dan melihat siapa yang memanggilnya

"Bang kaizo" kaizo hanya terkekeh melihat ekspresi halilintar yang sedikit kaget lalu kaizo menepuk pundak halilintar "lo ga masuk? buat liat kondisinya Taufan sama ice? " halilintar tampak diam sejenak

"Bentar lagi gue masuk bang" balasannya "btw lo mau kemana? " tanya halilintar pada kaizo
"Gue mau pulang sebentar ada urusan, nanti gue ke sini lagi" halilintar hanya mengangguk saja dan kaizo meninggalkan halilintar kini halilintar sendirian lagi di tempat duduk itu.

Kembali posisi awal

"Blaze" Panggil gempa, nama yang terpanggil memalingkan pandangan menatap gempa dengan raut wajah yang sedikit bertanya

"Apa? " Balasannya singkat

"Kamu bisa ceritain apa yang sebenarnya terjadi pada ice dan taufan? " Blaze berdiam sejenak  menghela nafas nya dan membenarkan duduk nya menatap gempa dengan seksama, solar dan thornie juga tertarik atas pertanyaan yang di ajukan oleh gempa dan rasa penasaran mereka muncul

"aku juga kurang tau cerita nya gimana, jelas nya pas kita udah sampai sana ice udah berbaring dengan keadaan tertusuk pisau sementara kak taufan aku kurang tau apa yang terjadi sama dia, kak hali yang nemuin kak taufan dengan kondisinya sekarang" Jelas nya

"mungkin mereka emang di begal, akhirnya dengan rasa emosi dan amarah kami berdua preman itu kami hajar dan mungkin beberapa dari mereka ada yang mati" Tambah nya

Gempa solar dan thornie hanya terdiam dan menyimak saat blaze menjelaskan hingga satu pertanyaan muncul di kepala solar yang masih membuat nya bingung

"Mereka kena begal dimana? " Tanya solar pada blaze, blaze yang merasa di tanya oleh adiknya kini menolehkan pandangan pada solar

"Lo tau kan, jalan yang emang udah dilarang itu sama warga kalau itu jalan bahaya" Jelas blaze, solar sedikit kaget mendengar nya

what?! jalan itu? kok bisa? ngapain lewat jalan itu? pembegalan yang cukup sadis, oh tidak ini sudah sangat sadis. Pikir nya

"Napa lo malah melamun gitu, kesambet? " tanya blaze sementara yang bertanya di tatap sinis oleh solar

"Kesambet mata lo, engga gue cuma bingung kenapa mereka lewat situ? sebelumnya ada yang terjadi pembegalan gak di jalan itu? " Tanya solar yang semakin penasaran

AKU DIANGGAP APA? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang