Suara petir bergemuruh memekakkan gendang telinga. Cahaya kilat terlihat jelas dari balik jendela. Suasana yang seharusnya tenang, harus terganti dengan kegelisahan. Kavi duduk meringkuk di sudut kamar sembari menutup rapat kedua indera pendengarannya. Tubuhnya yang kurus bergetar hebat.
"KAK KAVI!"
Gedoran pintu disertai teriakan seorang pemuda dari luar kamar sama sekali tak mampu membebaskan Kavi dari jeratan ketakutan. Mata bulat itu terpejam erat. Bayangan masa lalu itu terus nengejarnya tanpa henti.
"Kak, buka! Ini gue, Nathan."
Pemuda itu bernama Nathan Danesha. Tanpa memedulikan tubuhnya yang mungkin saja akan ngilu, Nathan nekat mendobrak pintu kamar saudaranya.
Mata pemuda berdarah Australia-Indonesia itu berembun. Namun ini bukan saatnya menangis. Sang saudara bisa saja nekat melukai dirinya sendiri lagi. Dan di tengah usaha mendobrak pintu, sebuah ide yang bisa dipastikan akan berhasil tercetus di otaknya.
"Kak Kavi, Kakak sayang Kara nggak? Apa Kakak nggak kasihan sama Kara?"
Nathan menggigit bibirnya, satu kebiasaan yang ia lakukan ketika gugup. Lantas ketika suara pintu yang dibuka membuat pemuda itu tersenyum lega. Hingga tanpa sadar embusan napas pelan keluar.
Namun senyumnya tak bertahan lama. Hatinya mencelos saat pandangannya menangkap sosok sang kakak di hadapannya. Kavi tampak kacau dengan mata yang bengkak karena terlalu lama menangis dengan bibir yang pucat.
Kedua tangan Nathan terulur membawa tubuh rapuh Kavi ke dalam pelukan hangatnya. Bibirnya tak bosan membisikkan berbagai kalimat penenang pada sang kakak.
"Mau Kara, Nath. Gue mau adik gue kembali."
𝙏𝙗𝙘
KARA ALTAIR SENJA
KAVI ARIES SENJA
NATHAN DANESHA
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M SORRY, BROTHER
Teen FictionJutaan kata maaf dariku pun tak akan pernah mengembalikanmu ke dalam hidupku. Penyesalan ini membunuhku secara perlahan. Kesempatan itu berulangkali kauberi agar aku mampu menggenggamnya. Namun dengan bodohnya aku sia-siakan. Saat itu aku justru sib...