BAB 5. TAK PUNYA NAMA 2.

4 3 0
                                    

BAB 5.
TAK PUNYA NAMA 2

DIMENSI MIMPI DAN DIMENSI REALITA TERKINI

Kira-kira lama waktu orang menanak nasi, si Anak Lelaki Tampan berusia dua belas tahun itu barulah membuka matanya.

Ia heran saat membuka mata, ia tidak melihat panorama langit - ia menyadari, naluri batinnya merasakan bahwa ia sedang berada di alam terbuka - dan sebagai gantinya ia melihat rimbunnya daun aneka bentuk dan warna serta kanopi aneka jenis pohon purba raksasa yang saling tumpang tindih antara dahan dan ranting dari banyak jenis pohon, sehingga udara menjadi gelap dan lembab.

Anehnya, mengapa matanya mampu melihat segala sesuatu yang berada di dalam kegelapan seperti kemampuan melihat saat siang hari?

Telinganya apakah sedang tuli? Ia tidak mendengar suara desisan angin, denging serangga, gerakan fauna-flora tidak terdengar juga, mengapa?

Yang ia dengar malah gema suara-suara yang telah terekam di dalam mimpi. Seperti suara roh-roh yang saling berbicara, ada juga suara-suara perintah, suara-suara pembagian tugas, suara-suara mandat pemberi warisan...Eh, warisan apakah itu? Siapa mereka? Eh, siapakah aku ini?

Seketika ia merasa pusing luar biasa. Mual. Bingung. Heran. Kosong. Hampa. Sedih merasa terkucil dan dikucilkan agar hidup sendirian,...

Apakah aku ini jadi ancaman pembawa malapetaka bagi banyak pihak? Mengapa?

Heh, siapakah namaku?

"Jika aku bertanya, siapakah namamu?Kamu akan menjawab apa?"

"Tak Punya Nama!"

"Jadi namamu adalah... Tak Punya Nama?!" Suara dalam pikiran.

"Ho ho ho ho ho ho ho...unik juga namamu itu!" Suara yang lain di dalam naluri batin.

"Eh, Siapa kalian ini? Agaknya seperti asing tapi sepertinya juga pernah kudengar dan kurasakan kehadiran kalian berdua?"

"Kami sesungguhnya ada tujuh bukan dua!" Terdengar suara seperti dekat tengkuk.

"Betul! Aku ingat mimpiku, kalian ada Tujuh, bahkan aku masih ingat dari mimpiku, bahwa kalian dianugerahi gelar oleh Tiga Leluhur Kalian sebagai Tujuh Elite Dahsyat!"

"Memang Majikan Muda juga mendengar tugas kewajiban Tujuh Elite Dahsyat?" Tanya suara di atas kepalanya.

"Nah, nah, kini semakin terang mimpiku, saya bahkan tahu tugas utama kalian yaitu melindungi dan menyertai perjalananku, dan aku juga tahu posisi kalian di mana..He he he he he he he...Jangan dianggap aku panik terhadap bayangan, hantu, setan, siluman...Bukankah Kalian yang Tujuh Elite Dahsyat adalah Siluman Purba Prima Digdaya?"

Tujuh Elite Dahsyat: "............."

"Kalian kan siluman? Apakah tahu nama orang tuaku, keluarga besar-ku, leluhurku, dan di mana mereka berada?"

Tujuh Elite Dahsyat: "............."

"Mengapa aku bisa berada di kelebatan rimba aneh ini? Siapakah yang membawa diriku sampai di tempat yang seram ini?"

Tujuh Elite Dahsyat: "............"

"Anehnya, agaknya, aku malah nyenyak tidur dengan nyaman dan aman di meja batu aneh ini, sehingga banyak mimpi yang aneh-aneh tentang kalian yang aneh! Apakah diriku ini juga serba aneh?"

Tujuh Elite Dahsyat: "????????????"

"Mimpiku? Ada kehadiran Tiga Leluhur yang gaib, betul?"

Tujuh Elite Dahsyat: "Betul!"

"Ada kehadiran Roh Agung Suci melindungi aku, betul?"

Tujuh Elite Dahsyat: "Betul!"

"Apakah aku adalah Putra Mahkota Leluhur Kaisar Siluman Purba?"

Tujuh Elite Dahsyat: "Salah!"

*******

Apa alasan kejadian yang aku alami ini?

Ah, aku akan mengembara di jagad raya ini untuk mencari dan menemukan jawaban atas semua pertanyaan tersebut, supaya kelak bisa membuka tabir gelap rahasia hidupku ini!

Aku tak peduli akan diserbu aneka wujud bahaya maut, akan tetap melaju menyerbu, ke satu titik tujuan penghabisan!

Elite Dahsyat Merah, "Tapi, hendaknya dirimu lebih waspada dan berjaga-jaga agar tidak menjadi anak kegelapan yang darahnya mendidih penuh kemurkaan, penuh dendam kesumat, jadi rajin sadis, senang berbuat keji, dan jangan terbiasa menghancurkan pihak yang usil secara ganas dan brutal, atau dirimu akan menjadi anak yang berwajah dingin beku penuh aura kegelapan?"

Tak Punya Nama: "............"

"Semoga saja, Majikan Muda akan mengalami proses hidup di jalan terang dan membina diri menjadi anak yang bertumbuh mandiri secara bijak dan bajik dan menolong - membantu - mendukung - membela banyak orang yang lemah tersingkir tak berdaya dan terus-menerus diperlakukan tidak adil oleh pihak yang kuat dan kuasa..." Kata Elite Dahsyat Jingga penuh semangat dan harapan.

Tak Punya Nama: "????????????"

"Marilah kita dukung Majikan Muda agar berhasil melacak asal-usulnya dan menemukan jawaban penyebab penderitaan hidupnya ini...Bahkan semoga berhasil menghancurkan konspirasi kekuatan jahat penyebab utama kesengsaraannya dan penderitaan banyak pihak!" Terdengar suara Elite Dahsyat Kuning dengan nada penuh keyakinan.

Tak Punya Nama: "..........."

Elite Dahsyat lainnya: "Ya! Ya! Ya! Ya! Ya! Ya!

Sambil duduk di altar batu bintang, Tak Punya Nama merasa telah menerima banyak ilmu pengobatan, ilmu meracik obat atau meracik racun, ilmu menguasai pelbagai jenis senjata, ilmu meringankan tubuh untuk lari cepat dan terbang, ilmu beladiri tangan kosong maupun bersenjata, ilmu sihir maupun ilmu pengendali manusia, fauna-flora, materi padat - cair - gas...dan...ilmu-ilmu kedigdayaan prima dahsyat prima gaib.

"Sambil mengembara aku akan melatih Warisan Tiga Leluhur Purba Rimba Siluman..."

"Sebaiknya begitu," tanggapan Elite Dahsyat Ungu yang terdengar di dalam Inti Naluri Batin Tak Punya Nama.

Mendadak wajah Tak Punya Nama semakin tampan menawan. Halus lembut. Harum. Segar. Elegan. Teduh. Misterius.



ANAK YANG DISEGEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang