TINGGALKAN JEJAKMU DI SINI 📌
RAMEIN KOMEN OYY 📌
VER SEDANG MEMAKSA 📌
happy reading dear
Hope u all like this story :)Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 jam yang lalu, dan tampaknya Rafael sangat menikmati tidurnya hingga tidak sadar jika malam telah tiba.
Bel pulang sekolah dibunyikan pada jam 3 sore. Dan sekarang jam telah menunjukkan pukul 07.15 malam.
Rafael mulai membuka matanya, ia merasa heran karena posisi tubuhnya yang aneh.
Bagaimana tidak aneh, ia terbangun dengan posisi tubuh tersungkur ke lantai perpustakaan yang dingin.
Ia bangkit dari posisi anehnya dan berusaha berdiri dengan tergesa gesa.
Kretek!
Seluruh tubuhnya terasa pegal dan sakit karena posisi tubuh yang salah saat tertidur pulas.
Ia bergegas menuju pintu keluar perpustakaan dan harapannya sirna karena ternyata pintu tsb telah terkunci.
Ia ingin mendobrak pintu itu, tetapi ia terlalu malas untuk itu. Karena masih mengantuk, akhirnya ia melanjutkan tidurnya di lantai perpustakaan yang dingin dengan posisi tubuh berbaring dengan satu tangan yang ia jadikan bantal.
Ia menatap langit langit perpustakaan yang gelap dengan perasaan aneh dan bingung.
"Akhirnya aku tertidur setelah seminggu terjaga. Entah itu karena materi kalkulus atau karena orang yang membacakannya?" ucap Rafael dengan senyum miring.
Ia memutuskan untuk menutup matanya dan tertidur lelap di perpustakaan sampai hari esok tiba.
_____
06.20
Terlihat seorang gadis sedang sibuk berolahraga di ruangan gym pribadinya.
Gadis itu terlihat sangat bersemangat dengan bulir bulir keringat yang membasahi seluruh tubuhnya.
"Sepertinya ini sudah cukup," ujarnya.
Gadis tersebut berjalan menuju lantai 3 tempat kamarnya berada.
Ia menyiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah dengan cepat, mulai dari mandi hingga sarapan.
Dan di sinilah ia berada, kelasnya.
Ia mendudukkan pantat sexy-nya ke kursi dengan anggun.
Ia mengeluarkan sebuah buku tebal berjudul "Tian Xin sang Alchemist" lalu membacanya.
Di tengah tengah kegiatannya, fokusnya teralihkan dengan sebuah tangan yang berada di mejanya.
Ia mendongak untuk mengetahui siapa pemilik tangan tersebut.
"Terima kasih," ucap seorang remaja laki laki pemilik tangan tsb.
"Untuk apa?" Ucap Asha bingung.
"Kau telah membuatku tidur lelap kemarin," ucapnya senang.
"Kau tidak sedang bercanda kan?" Ucap Asha heran.
"Menurutmu?" Tanya-nya balik.
Asha memilih untuk tidak menjawab dan kembali memfokuskan dirinya untuk menamatkan sebuah novel yang baru ia beli kemarin.
Rafael tidak keberatan dengan sikap Asha. Ia memilih untuk mendudukkan dirinya ke tempat duduknya dan mengeluarkan ponselnya yang berada dalam saku bajunya.
Ia terlihat sedang mencari nomer seseorang dan setelah menemukannya, ia menelpon orang tersebut.
"Feb, tolong bawakan tas yang telah disiapkan bibi Ratna ya. Aku tidak menerima protes darimu," ucap Rafael santai dan langsung mematikan hp-nya.
____
Sedangkan di sisi lain, Febrian Aditama. Orang yang telah menerima panggilan dari Rafael terlihat sedang menyumpah serapahi kerabat jauhnya itu.
"KENAPA NGGAK DARI T--"
Perkataannya terputus karena Rafael telah menghentikan panggilan secara sepihak.
"Ya tuhan, kenapa aku harus memiliki sepupu menyebalkan seperti dia?"
"Padahal aku sudah dalam perjalanan menuju sekolah"
"Haishh shibbal," ucapnya kesal.
___
Pembelajaran dilakukan seperti biasa. Tapi ada suatu hal yang sedikit berbeda.
Karena sekarang ini, salah seorang pemuda bukannya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, ia justru fokus memperhatikan seluruh gerakan gadis yang ada di depannya.
Mulai dari menganggukkan kepala, menggaruk tengkuk, menundukkan kepala, menulis dengan bahu menyender ke kursi, dan lain lain.
Rafael merasa itu bisa menjadi hiburan tersendiri untuknya.
Entah kenapa setiap tingkah gadis itu, selalu melekat di pikirannya.
Ia sangat penasaran bagaimana cara gadis itu tertawa, bagaimana gadis itu tersenyum dan lainnya.
Saat membayangkan jika Asha benar benar tersenyum kepadanya, ia menyunggingkan senyum tipisnya.
Hah, tampaknya dia sangat penasaran.
Brakk!
Lamunannya berhasil terbuyarkan oleh gebrakan yang diberikan oleh Bu Susi, guru matematika yang terkenal galak dan disiplin.
"Hey kamu! coba kerjakan semua soal yang telah ibu tulis di papan tulis. SEKARANG JUGA!" ucap Bu Susi garang.
Rafael maju ke depan dengan santai, ia mulai mengerjakan soal soal di papan tulis dengan mudah dan tepat.
Sebenarnya ia cukup pintar. Tetapi karena malas, ia jarang aktif di kelas.
Dan saat semua orang melihat ia mampu menjawab semua pertanyaan sulit dengan benar, semua penghuni kelas tak terkecuali Asha berdecak kagum dengan kepintarannya.
"Bagaimana sekarang, ibu Susi tercinta?" Ucap Rafael santai.
"Hmm.. ternyata kamu pintar juga," ucap Bu Susi tercengang.
Rafael berjalan menuju tempat duduknya dengan santai tanpa menunggu Bu Susi mempersilakannya.
Saat ia melewati bangku milik Asha, ia menoleh ke arahnya dan tersenyum tipis.
Asha yang melihat senyuman itu lantas heran.
Ada apa dengan bocah itu?
Vote and comment guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
not just ordinary gurl
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA 📌 Natasha Margareth adalah seorang gadis dari keluarga yang cukup terpandang di negaranya. Ia dibesarkan dengan kemewahan sejak dini, tetapi dibalik semua itu ternyata ia kekurangan kasih sayang dari keluarganya. Orang tuanya...