subtitute role

1.2K 29 1
                                    

Happy reading✨

Ellena Meysha, ia harus kembali ke Indonesia karena Ellana Maysha, sang kembarannya yang sedang dalam keadaan kritis.

"Ma, Gimana bisa Ella kayak gini? Ella sakit ma? Kok gak pernah kabarin Elle disana ma?!" Ellena yang saat ini sudah menangis tersedu-sedu melihat kondisi kembarannya itu.

Sang mama juga tidak sanggup untuk menjelaskan situasi yang terjadi, akhirnya papa yang akan menjelaskan situasi itu kepada Elle.

Dibawanya Ellena ke tempat yang sepi dan tenang, agar papa dapat menceritakan semuanya dengan jelas.

"Coba kamu tenangkan diri dulu jangan sampai asma kamu kambuh, tarik napas lalu buang." Ellena mengikuti arahan sang papa hingga lebih baik.

"Cerita paa."

"Jadi adik kamu itu dia ternyata menyembunyikan penyakitnya dari kita sem-." Belum selesai papa berbicara, Ellena sudah memotong papa.

"Iya Ella sakit apa paa, bisa sampai kritis gini paa?!!"

"Gagal ginjal nak, selama ini dia selalu melakukan cuci darah sendiri tanpa mau keluarga tau, sampai tadi dikabarin kalo kondisinya memburuk nak."

Ellena tidak sanggup berbicara dan merespon papa karena ia saat ini kembali menangis dalam pelukan sang papa.

"Doain semoga adik kamu cepat kembali sadar ya nak." Dan dijawab anggukan oleh Elle.

Hampir 24 jam setelah Ellena tiba namun Ella masih dalam keadaan kritis. Ellena sungguh berharap agar Ella cepat sadar dan pulih kembali. Ia teringat ucapan Ella sebelumnya yang sangat menunggu kepulangan Elle setelah wisuda nantinya dan memberikan kabar baik. Namun sebelum wisuda Ellena sudah harus pulang dan melihat kembarannya itu terbaring lemah dan tidak sadarkan diri di brankar Rumah sakit.

Ellena selama ini ia berkuliah diluar negeri, bisa dibilang selama berkuliah itu ia hanya pulang tiga kali termasuk saat ini. Ellena dan keluarganya yang selalu memberi kabar melalui telephone ataupun keluarganya yang menyusul Ellena keluar negeri. Ellena saat ini sedang menunggu waktunya wisuda di minggu depan.

"Om, Ella udah siuman." Seorang lelaki yang datang memberikan info. Ellena dan papa pun segera kembali keruangan setelah menemani Ellena untuk mencari udara.

Mereka tidak diperbolehkan untuk masuk bersamaan, jadi mereka masuk secara bergantian yang didahului dari mama dan Ellena.

Saat Ellena melihat keadaan kembarannya itu, ia kembali menangis dan terus menangis hingga tidak sanggup untuk berbicara.

"Nak mama mohon kamu tetap kuat ya, kamu pasti sembuh kok! Kamu harus lawan penyakit kamu ya! Jangan nyerah gitu aja ya nak." Mama yang terus meyakinkan Ella dengan terus menggenggam tangannya sambil menangis.

"La gue yakin lo kuat, lo bilang mau kasih gue kabar baik kan nanti setelah wisuda, ayo sembuh makanyaa." Ucap Ellena yang sudah tidak sangup berbicara lebih lagi karena terus menangis, dadanya hampir terasa sesak kemudian ia memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

Ellena duduk dikursi yang tersedia, dan menenangkan dirinya sendiri agar asma nya tidak kambuh.

"Tenangkan diri kamu, jangan sampai menagis tersedu kamu punya asma kan." Ucap lelaki sebelumnya sembari memberikan sapu tangan pada Ellena.

"Thankyou." Ucap Ellena menerima sapu tangan itu, dan mencoba mengontrol dirinya sendiri.

"Papa mana?" Tanya Ellena saat melihat sekitarnya sudah tidak ada papa.

"Om Wisnu temani tante Rita ke dalam."

"Terus lo siapa? kenapa tau orangtua gue?" Tanya Ellena setelah sedikit lebih baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Shoot (Salmon Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang