-Typo bergentayangan-
"Alam semesta berada dibawah kendaliku, kekuatan agung ini adalah simbol kebesaran ku, tundukkan kepalamu kepada sang suci ibu dari seluruh kehidupan, yaitu aku. " -Aqiel'Leardo Kaidan
Tinggalkan jejak vote and comment
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamar yang tadinya dipenuhi oleh darah dan mayat manusia kini sudah terlihat bersih dan wangi bahkan tidak ada bekas bekas penyiksaan yang telah Aidan lakukan, tentu itu semua tidak luput dari campur tangan Kei.
Aidan yang tadinya bermandikan darah kini sudah terlihat bersih dan wangi kembali, dirinya juga terlihat tengah melamunkan sesuatu.
Oh ya sebelum Aidan menyiksa mainannya ia sudah memasang sihir anti suara itu sebabnya sekeras apapun teriakan didalam kamar Aidan tidak akan terdengar oleh para penjaga jadi Aidan bisa leluasa tanpa harus terganggu.
"Kei bisakah kau saja yang mencari seluruh data kebusukan tua bangka itu, aku sedang malas bergerak. " perintah Aidan kepada sistem miliknya.
Kei menatap jengah tuanya yang seenak jidatnya menyuruh dirinya sedangkan Aidan hanya bermalaz malasan.
[Maaf tuan tapi misi anda tidak bisa diselesaikan oleh sistem, anda harus menyelesaikan misi sendiri] alibi Kei agar dirinya tidak disuruh suruh oleh tuan nya ini.
Aidan berdecak ia sungguh malas untuk bergerak namun seringai kecil terbit dibibir mungilnya.
"Ahh baiklah aku akan menyelesaikannya lagipula aku sudah memiliki pion yang bagus. " Kei menghela nafas melihat tuanya tersebut.
Sudah terlewat 3hari lamanya setelah peristiwa penyerangan Aidan sampai saat ini juga orang suruhan viscount Geraldine belum juga datang menghantarkan kabar tentang kematian Aidan, dan saat dirinya berkunjung ke istana untuk melakukan rapat pagi seperti biasanya untuk rapat pagi yang rutin diadakan seminggu sekali oleh Raja guna melaporkan setiap keluhan para warga. Dan saat itu pula dirinya menatap Aidan yang justru bersantai dengan tenang ditaman istana tanpa ada luka sedikit pun di badannya dan itu membuat viscount Geraldine geram.
Melihat itu membuat viscount geraldine geram merasa tertipu, mengapa para pembunuh itu tidak membunuh nya atau jangan jangan ia ditipu oleh para pembunuh tersebut dan membawa kabur semua harta emas yang ia berikan.
Jika viscount geraldine yang tengah marah marah tak jelas karena rencananya gagal kembali kini lain halnya dengan Aidan.
Aidan hanya tersenyum manis saat berpapasan dengan pria tua tersebut namun bagi penglihatan kepala keluarga Geraldine senyuman Aidan adalah sebuah hinaan baginya dan ia semakin geram dan segera ingin memusnahkan Aidan yang menjadi batu penghalang bagi rencananya.
Aidan sih tidak mempermasalahkan tatapan mata pria tua tersebut yang tahu rencananya telah gagal, lagian apa pedulinya Aidan lebih memilih untuk segera pergi menemui seseorang untuk menagi janji.
Hingga kini Aidan telah berada didalam gang yang tiga hari lalu dimana ia menyelamatkan seseorang dari pria berpakaian hitam yang mengincar nyawanya.
"Aku tidak suka basa basi aku ingin kau menjadi orang ku. " ucap Aidan to the point
Pria dengan rambut hitam tersebut hanya diam sembari menatap wajah Aidan yang tertutup topeng ditambah jubah membuat nya tidak bisa mengenali sosok didepannya, pria tersebut terdiam menimang permintaan Aidan yang sedikit membuatnya bingung.
"Ekhm, Maksud nona? Orang nona? " ucap pria tersebut.
"Tentu saja mak— tunggu kau baru saja panggil aku apa? " tanya ulang Aidan guna memastikan sesuatu.
"Nona ingin menjadikan saya sebagai bawahan nona? " Aidan yang mendengar pria tersebut memanggilnya dengan sebutan nona sontak wajahnya memerah padam dan tangannya menggepal erat.
Aidan sungguh merasa terhina dengan sebutan nona dimana pria didepannya secara tidak langsung mengatakannya seorang wanita. Aidan paling tidak suka jika disamakan dengan wanita walaupun kenyataannya ia memang cantik bagi seorang pria bahkan wanita bisa jatuh hati saat melihat wajah Aidan.
Kei yang memang sedang melingkar dileher Aidan dapat melihat wajah merah tuanya meskipun tertutup oleh topeng tetap Kei bisa merasakannya, Kei hanya menatap kasihan terhadap pria tersebut karena sudah berhasil membangunkan singa betina ditubuh tuanya.
[1.. 2.. 3..]
"Nona kenapa diam apakah ada yang salah? " tanya ulang pria tersebut saat tidak mendapatkan respon apapun dari Aidan.
"SIALANN!! aku seorang pria, bajingann!! Beraninya kau memanggilku Nona!! " dengan suara yang meleking Aidan berteriak tepat diwajah pria didepannya.
Pria tersebut menutup kedua telinganya, sungguh teriakan Aidan sangat keras bahkan beberapa burung mulai berterbangan dan Kei yang melingkar dileher Aidan juga sudah terjatuh ke tanah akibat teriakan Aidan.
"Tunggu.. Apa aku salah? Ia bilang ia seorang pria? Tapi bagaimana mungkin? Akhh suaranya sangat mengerikan telinga ku sampai berdengung" batin pria tersebut.
"Akh maafkan saya non– tuan maafkan saya tuan saya kira anda seorang wanita"
Aidan dengan nafas memburu nya menatap tajam pria didepannya, jika saja ia tidak membutuhkan pria dihadapannya sudah pasti Aidan cincang tubuhnya tersebut.
"Huh! Kau beruntung kali ini karena aku menyukai potensimu jika tidak aku sudah memotong kecil seluruh tubuhmu dan melemparkan kelaut" ancam Aidan yang mana membuat sosok didepannya menelan ludah nya merasa ngeri.
Glek!
"Ampun tuan! Saya tidak mauu!! "
"Huhh! Sudahlah sekarang beri jawabanmu, kau akan menjadi bawahanku iya atau iya pilihlah" ucap Aidan dengan sedikit ngegas
"Bukanya sama saja.. Ah sudah lah daripada ia marah lagi"
"Baiklah tuan saya ingin menjadi bawahan anda. " Aidan yang mendengar itu tentu saja senang, tidak sia sia waktu itu ia menolong pria tersebut.
"Baiklah Neon Abelion mulai sekarang kau adalah orang ku dan jangan mencoba mengkhianati ku" Aidan bermirk menatap wajah tegang Neon.
"Ba-bagaimanaa.. Kau tahu namaku!! "
"Heh! Aku tahu semua tentang mu bahkan dendam mu sekalipun"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.