83. Balas dendam Neon

1K 157 13
                                    

Part yang paling clo tunggu tunggu sih ini mah.

"Kamu ingin kemana, ayo ikut aku, aku akan kenalkan kamu ke kakek dan ayahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu ingin kemana, ayo ikut aku, aku akan kenalkan kamu ke kakek dan ayahku." Mendengar itu Neon tersenyum dan mengangguk pasrah saat tangannya diseret oleh Rebecca, niat hati ingin segera menyusul Arthur dan memeluk tubuh kekasihnya itu namun Neon sadar bahwa ia tidak bisa melakukannya sekarang dikarenakan rencana yang Aidan susun untuknya.

Kini keduanya telah berdiri didepan singgasana dimana raja berada, dengan senyuman miliknya Rebecca mulai menyeret Neon hingga keduanya berdiri tepat didepan raja William.

"Kakek bukankah kau berjanji akan memberi ku apapun yang aku inginkan saat usiaku 17tahun." Dengan semangat Rebecca menagih janji sang kakek.

Raja William hanya tersenyum dan mengangguk, dirinya memang pernah mengucapkan janji tersebut.

"Tentu saja, katakan apa yang ingin cucuk cantikku ini inginkan." 

"Aku menginginkan nya sebagai pendampingku."

Mendengar ucapan lantang Rebecca membuat suasana pesta menjadi senyap, bahkan Arthur yang hampir keluar menjadi terhenti sejenak.

Raja William tentu terkejut mendengar permintaan cucu nya, menatap Neon dari atas hingga bawah dengan tatapan menilai.

"Bagaimana jika kita tanyakan langsung kepadanya, apa ia ingin atau tidak." Mendengar usulan raja membuat alis Rebecca menyatu merasa sedikit tidak terima dengan jawaban sang kakek namun ia tutupi dengan senyuman nya dan menatap wajah tampan Neon.

Arthur masih diam ditempatnya guna mendengar  keputusan Neon, hati kecilnya mengatakan bahwa Neon pasti akan menolaknya dan ia yakin itu.

"Saya menerimanya." Bagaikan ditikam pisau, Arthur meremat dadanya dan langsung pergi begitu saja.

Mendengar itu Rebecca langsung memeluk tubuh Neon dengan erat dan Neon juga membalas pelukan Rebecca membuat raja William tersenyum.

"Baiklah jika itu keinginan cucu tercinta ku, maka kalian aku resmikan sebagai sepasang kekasih."

Para tamu yang mendengar nya turut senang dan bahkan bertepuk tangan sembari mengucapkan selamat kepada keduanya, Aidan menyeringai, satu persatu telah berhasil dan tinggal satu langkah lagi maka semuanya telah selesai.

"Baiklah satu tahap lagi, ah aku harus menjemput bocah pirang itu untuk melihat pertunjukan teater gratis." Dengan senyuman yang terukir diwajah indahnya Aidan berjalan dengan kedua tangan yang berayun, bahkan bibirnya bersenandung membuat siapa saja yang melihatnya terpesona, inilah yang dinamakan kecantikan dewi bulan dan lebel ini lebih cocok untuk Aidan sang pangeran kerajaan Amoraxe.

Angin malam yang berhembus membawa sensasi dingin saat menyentuh kulit, Arthur pria dengan rambut emasnya itu kini duduk diatas kursi taman yang menghadap langsung kearah air mancur yang memantulkan cahaya bulan.

Star Of Word Life AIDAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang