BAB V - Sorry?

0 0 0
                                    

"Realitanya si kaya, tidak dapat bersama di miskin. Itu hanyalah bagian dari dongeng" -Zoe

"Woy anjir suara apan tuh," ucap salah satu dari ketiga orang yang ada di sana.

"Setan ajir," ucap salah satu lagi lalu menjatuhkan puntung rokok di lantai dan menginjaknya, setelah itu meninggalkan ruangan dan di susul kedua lainnya.

Setelah merasa tidak ada suara ruang cuci, Zoe melepaskan tangan kiri Arsen yang membekap mulutnya dan berjalan keluar. 

"Zoe, i know the feeling still here," ucap Arsen melihat punggung Zoe yang semakin menjauh.

"Ada atau tidak, tidak merubah apapun," balas Zoe sebelum benar-benar meninggalkan ruang cuci. 

Zoe berjalan ke arah lapangan sekolah, mencari wastafel di dekat lapangan kemudian membasuh wajahnya dengan kasar. Zoe ingin menangis, tetapi ia sudah cukup banyak mengeluarkan air mata akhir-akhir ini. Bahkan cuaca secerah ini, tetapi hatinya selalu dirundung kegelapan.

Eleanora Zoe Cesca, berarti cahaya kehidupan yang bebas. Nama yang indah, namun bukan di berikan oleh orang tuanya. Zoe tumbuh dan hidup di Panti Asuhan Elizabeth. Ia sudah berada di sana sejak bayi. Orangtuanya? Entahlah Zoe sendiri tidak tau.

Nama itu diberikan oleh seorang Ibu yang bernama Helena. Anak-anak panti biasa memanggilnya bunda Helen, salah satu pengurus dari panti asuhan yang telah berpulang ke hadapan Tuhan beberapa waktu lalu.

Lalu Arsen?

Pernah mendengar bahwa orang kaya sering melakukan donasi?

Ya, Brawijaya Group. Perusahaan yang setiap bulannya mendukung panti asuhan Santa Elizabeth. Di mana setiap bulannya pasti akan dilakukan sesi foto bersama untuk di unggah di website Brawijaya Group, meningkatkan citra akan perusahaan yang rutin melakukan kegiatan sosial.

Zoe bertemu dengan Arsen disana. Zoe menyelamatkan Arsen saat hampir tenggelam di kolam ikan panti. Sebenarnya kolamnya tidak terlalu dalam, namun saat itu sedang hujan deras sehingga debit air meninggi. Arsen kemudian jatuh terpeleset daat bermain sehingga kakinya terluka dan hampir tenggelam.

Zoe masih ingat dengan jelas kejadian saat mereka umur 6 tahun. Pertemuan pertama mereka yang terbilang cukup dramatis.

Sejak saat itu Arsen dan Zoe menjadi lebih dekat dan sering menghabiskan waktu bersama, dan akhirnya apa yang diharapkan? Tidak ada, realitanya si kaya tidak dapat bersama si miskin. Itu hanyalah bagian dari dongeng.

Silvester Leo

Lab Komputer ASAP

Zoe memeriksa pesan yang baru saja masuk ke dalam handphonenya. Wah, ia tidak percaya bahkan sekarang ada lagi orang-orang yang seenaknya menyuruh. Tetapi mau tidak mau Zoe menghampiri Leo. Sepertinya akan ada sesuatu yang mulai Ia rencanakan.

---

Zoe membuka pintu lab komputer namun tidak menemukan apapun, tidak ada orang. Bahkan Zoe sempat berpikir lagi bahwa bukan lab ini yang Leo maksud, tetapi Lab komputer hanya ada satu ini. Sebelum hendak kembali, Leo keluar dari persembuyiannya.

"Zoe, sini." Leo melambaikan tangan ke arah Zoe dan memberi kode agar mendekat ke arahnya.

Apa ini? pertanyaan yang muncul di benak Zoe saat setelah masuk ke dalam ruangan server. Ia tidak tahu kalau di dalam ruang komputer masih ada ruangan lagi.

"Ini ruangan gue sama prof Hugo buat penelitian," jelas Leo yang mengetahui raut kebingungan di wajah gadis itu.

Zoe hanya mengangguk, Ia mulai paham, Leo memang masuk ke sekolah ini melalui beasiswa untuk kemampuannya di bidang komputer. 

"Dulu pas kelas 10 bertiga sama kakak kelas, sekarang tinggal gue sama prof, dan sekarang prof lagi ada penelitian di luar negeri 3 bulan. So, gue sendiri yang mengelola ruangan ini." Jelas Leo menambahkan informasi kepada Zoe.

"Jadi, apa rencana yang lo bikin?" Tanya Zoe sembari mendudukan tubuhnya di sofa ruangan. Bahkan ia sedikit terkejut, sofa ini sangat nyaman.

"Wah, kau baru saja duduk di sofa seharga 85 juta."

"Hei, yang benar saja," ucap Zoe yang berniat berdiri karena merasa tidak enak. Ya, jiwa miskinnya merasa ternodai.

Leo hanya tersenyum, "Tenang, tenang," ucap laki-laki tersebut kemudian berjalan ke arah papan tulis digital. Ia menampilkan struktur bagan dari keluarga Arsen. Sehingga membuat banyak pertanyaan kembali bermunculan di otak Zoe, ada apa dengan keluarga Arsen?

"Leo, apa ini?" Tanya Zoe yang masih sulit untuk mencerna.

"Balas dendam."



Evolusi MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang