BAB VII - Birthday Cake

0 0 0
                                    

Musik klasik mengalun begitu indah dari piano yang dimainkan oleh Rachel. Hari ini adalah hari terpenting bagi Rachel, namun hari terburuk bagi Arsen.

Makan malam begitu mewah tersedia bagi keluarga Adhinata Gentari Group dan keluarga Brawijaya Group. Dua keluarga konglomerat negeri ini bersama dengan putra putri mereka. 

Arsen duduk di sebelah ayahnya. Jika bertanya ibunya dimana, ibunya diasingkan sejak ia kecil. Bahkan ayahnya telah menceraikan ibunya sejak lama, namun tetap saja menyimpan Ibu di persembunyian. Sehingga kemanapun Arsen hanya bersama ayahnya atau terkadang di dampingi oleh sekretaris ayahnya. Sehingga disinilah ia sekarang, bersama ayahnya, ayah dan ibu Rachel, serta Rachel.

Rachel mendapatkan tepung tangan meriah dari ayahnya dan juga orangtuanya ketika menyelesaikan permainan pianonya. Ia kemudian terduduk di sebelah Arsen.

"Bagaimana? pemandangan calon pemimpin negeri ini?" Tanya George, ayah Rachel kepada Erick, ayah Arsen.

Keduanya kemudian tertawa bersama menikmati candaan tersebut.

Begitu juga dengan Rachel yang sepertinya juga menikmatinya.

Arsen hanya tersenyum simpul, Ia bahkan sudah muak dengan basa-basi ini.

George dan Erick selanjutnya membahas perihal bisnis mereka, menyisakkan Arsen dan Rachel di seberang. Mereka tidak membahas apapun, sibuk dengan handphone masing-masing. Hingga pada saat Rachel menerima sebuah video dari Jane dengan judul 'Birthday Cake'.

Rachel kemudian membukanya dengan volume cukup lirih, dimana Arsen yang berada di sebelahnya masih dapat mendengarkan

---

"Happy Birthday our pricessss!" Ucap Jane, Leona dan Vena dengan sumringah.

Zoe hanya terdiam.

"Heiii, cepet ngomong!" Jane mencekram wajah Zoe dengan kasar namun Zoe memilih untuk menepisnya. Jujur ia sedang lelah dengan permainan seperti ini.

Jane tidak memperdulikannya, Ia kemudian kembali menghadap ke kamera.

"For our princess birthday, kita akan menyiapkan kue ulang tahunn.. wuuuu," Jane bertepuk tangan dan disambut oleh Leona juga Vena.

"First step, pecahkan telur," ucap Jane dengan mengkode Leona dan Vena untuk melemparkan telur ke arah Zoe. 

Gadis itu hanya menutup wajahnya menggunakan tangan dan membiarkan Jane, Leona dan Vena untuk melemparinya. Zoe sudah pasrah, Ia sedang tidak ingin mencari pembelaan apapun. Bahkan terhadap dirinya saja ia tidak dapat menegakkan keadilan? Ironis bukan?

"After that, tambahkan gula."

Jane mengguyurkan satu gayung gula dari atas kepala Zoe dan gula-gula tersebut menempel pada tubuh zoe akibat dari telur yang dipecahkan sebelumnya.

"Tambahkan tepung."

Leona dan Vena kini berganti menumpahkan tepung ke tubuh Zoe hingga tepung-tepung tersebut menempel padanya. Kemudian di pakaikannya topi ulangtahun.

"Terakhir tambahkan air"

Mereka bertiga kemudian menyiram Zoe menggunakan selang air, hal ini membuat penampilan Zoe benar-benar sudah tak karuan dibuat oleh ketiganya dan Zoe hanya terdiam tanpa perlawanan.

---

Video tersebut masih terputar, namun Arsen yang tidak sengaja melihatnya terkejut lalu berusaha mengambil handphone milik Rachel.

Sial, gadis itu dengan cepat mengangkat tinggi handphonenya sehingga ketiga orang dihadapan mereka menatap dengan terkejut.

Arsen mendengus ke arah Rachel.

"Permisi Ayah, om, tante, saya bawa Rachel keluar sebentar," ucap Arsen kemudian menarik begitu saja pergelangan tangan Rachel dan membawanya ke tangga darurat.

Sesampainya di tangga darurat, Arsen mengusap wajah kasar lalu menatap Rachel dengan penuh amarah seolah ingin memakannya hidup-hidup. Ia sudah bersabar selama ini, dan kali ini kesabarannya telah habis.

"LO GILA!" Teriak Arsen sembari menunjuk wajah Rachel.

Rachel hanya menyeringai lalu menatap Arsen dengan tajam, seolah tak mau kalah. Ia menepis tangan Arsen yang menunjuknya.

"Why? Because it's Zoe?!" Tanya Rachel mengintimidasi. Ia tahu masa lalu Zoe dengan Arsen, walaupun ia baru mengenal Arsen secara penuh dalam setahun ini.

"Kampungan lo masih main begituan!"

"Arsen!" Rachel menyentak tak mau kalah. "We both same, kita sama. Lo kek ga pernah bully orang aja,"

"Emang enggak!"

Rachel tertawa tak percaya. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke arah bahu kiri Arsen.

"Enggak?! Lo emang gapernah kotorin tangal lo, tapi lo secara verbal sama aja udah ngebully mereka. Lo sadar kan posisi lo dimana? atau lo pura-pura bego?"

"Apa maksud lo?" Tanya Arsen menuntut penjelasan lebih.

"Lo itu pusat kuasa! Sedikit aja lo bilang gasuka sama orang, orang itu bakal abis dimainin bawahann lo!" Jelas Rachel ke Arsen dengan nada tingginya.

"Ati-ati ya kalau ngomong, gue gapernah sedikitpun nyuruh siapapun!"

"ARSEN! Lo bego atau pura-pura bego?! Itu cara kerja dunia kita!" Rachel menepuk tangannya dua kali seolah menyagarkan Arsen. "Hey, lo harus sadar. Makannya kenapa kita di jodohin? Gaada orang yang bakal jatuhin kita!"

"Mau lo gasetuju, gaakan bisa. Lo berharap sama Zoe? Lo mau kondisi Zoe berakhir seperti mama lo?"

"JAGA YA MULUT LO!" Arsen memperingatkan Rachel yang mulai keterlaluan.

"Hey, i just told the truth. Lo yang harusnya sadar!"

Arsen sudah habis kesabaran dengan Rachel. Percuma saja ia melanjutkan pembicaraan mereka. Arsen juga sudah lelah dengan dunianya.

Laki-laki itu kemudian menuruni tangga hingga basment untuk mengambil mobil Lamborghini Aventador berwarna merah miliknya. Ia membuka pintu dengan kasar dan memukul pukul bagian stang mobil dengan keras. Ya, Arsen kini membenci kehidupannya. Kehidupan yang di damba-dambakan oleh berjuta-juta manusia lainnya. Tetapi Ia tidak menikmatinya.

Untuk apa kaya jika sakit jiwa? Apa yang dinikmati?

Arsen kemudian memacu mobilnya, membelah jalanan kota. Ia membuka kaca mobil untuk membiarkan udara malam menerpanya. Ia tidak membiarkan pedal gasnya terlepas seolah membiarkan semesta melakukan apapun padanya.

Hingga secercah memori nya bersama Zoe terputar di otaknya. Arsen langsung menginjak gas begitu saja hingga mobil berhenti, beruntung sudah tengah malam sehingga tidak ada kendaraan lain selain miliknya.

Arsen menarik napas berat kemudian membanting stir dan menuju ke sekolahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Evolusi MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang