3

6.5K 181 2
                                    

Nuwun sewu para Nimas sing paling ayu

Piye kabare?
Apik ora ceritaku?

sebelum maos crita Ndoro, jangan lupa follow dan di vote agar Nimas Ndak ketinggalan informasi, nggih👌

Kasih lah vote crita Ndoro ini, biar Ndoro semakin semangat nulis ceritanya ya Nimas😗🤸

*****

Siang hari waktu istirahat, biasanya pekerja makan dan ada yang sholat.

Makan siang pekerja sudah di tanggung oleh nyi rengganis, sebelum istirahat Rahayu memberi pakan dan membereskan ember yang berisi susu sapi di bawa ke Gudang penyimpanan karena malamnya langsung di bawa ke kota.

"Dek Rahayu kok masih di kendang?" tanya mas Bahri.
"iya mas, baru selesai tadi" jawab Rahayu.

Melihat rahayu menenteng dua ember berisi susu yang berat bahri merasa kasian, pemuda mana yang tidak menaru hati pada gadis cantik seperti rahayu di desa.

Tadi saja banyak yang membantu rahayu dari memerah membersihkan kandang, mungkin karena merasa tidak nyaman Rahayu menolak bantuan mereka dengan sopan.

"Biar saya bantu dek" Mas Bahri mengambil alih satu ember yang di pegang Rahayu.

"Suwun mas" ucap Rahayu menunduk tersenyum.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju gudang melewati kendang kuda, Rahayu berhenti sejenak melihat kuda putih yang di mandikan kang Deden.

"Jarannya cantik ya dek" ucapan mas Bahri mengagetkan Rahayu.

"Njih mas, apik tenan"

"Jaran kuwi kesayangan juragan, Wis 4 tahun di tinggal ndak di tunggangi tapi ojo di ragukan kecepantan si putih kuwi dek" ujar mas Bahri yang senyumi Rahayu.

Kang Deden terlihat telaten sekali memandikan kuda putih itu. Kuda kesayangan juragan sangat gagah sekali dari kuda-kuda lainnya, hanya keluarga Kusumo yang punya kuda, dan kendaraan mewah di desanya.

"Mandiinnya seng bersih den nanti kena marah juragan tau rasa kowe" bercanda mas bahri melihat deden telaten sekali.

"Iyo ca', wong juragan arep nunggang jaran iki...kowe arep nandi karo Rahayu kok berdua ae" sambung kang deden

"Bantu bawa ini ke gudang" Bahri mengangkat tangannya yang menenteng ember.

"Dek rahayu ndak minta tolong ke kang deden tah dek?" Goda bang Deden sambil tersenyum.

"Suwun kang wes dibantu mas Bahri" jawab Rahayu

"Nyolong Start kowe Ca'!" ucap kang Deden pada mas Bahri yang hanya ditanggapi tawa oleh Bahri

"Yo wes den aku ke gudang dulu, ayo dek" pamit mas Bahri dan mengajak Rahayu.

*****

Nadia Ranti dan Rahayu duduk di gazebo menikmati makan siangnya, Lapar yang melanda kedua temannya sudah tidak bisa dibendung lagi jadi nadia dan ranti sudah makan duluan mereka hanya duduk menunggu Rahayu makan.

Mereka berdua saling pandang liatin Rahayu menikmati makan dengan tatapan penuh pertanyaan yang harus di jawab oleh Rahayu.

"Dek Yu, kamu tadi jalan berduan sama mas Bahri saka ngendi?" Ranti mulai bertanya karena penasaran tadi dia melihat Rahayu jalan berdua sama Bahri.

"Mas Arif juga bantuin kowe kan bersihin kandang?" Sambung Nadia yang memandang penuh selidik.

"Dari gudang narok ember susu, Mas Bahri tadi bantu bawain bak" Jawab santai rahayu mengunyah makannya.

"Yen mas Arif bantuin Rahayu mbak, tapi wis rahayu tolak kok...Ya dari mas Arif nya maksa mau bantuin ya ndak enak kalo nolak lagi apalagi ngusirnya bak" Lanjutnya

"Para lanang kuwi caper kanggo kowe dek" ujar Ranti.

"Dek Rahayu kan serupo karo manuk ing kandang sekalinya keluar yo banyak pemburu seng ngicar wong dek Rahayu memang ayu, tapi kudu hati-hati kowe dek" Nadia memujinya dan mewanti-wanti Rahayu bagaimana pun Rahayu sepupu teman si Lastri.

"Iya bak"

"Nanti sebelum mulih aku karo nadia ndelok matahari tenggelam nang sawah, kowe di jemput opo mau pulang karo kita yo ndelok sisan" ajak ranti pada rahayu yang mencuci tangannya.

"Suwe ora bak?" tanya Rahayu.

"Ora, kita ndelok lan menikmati suasana sore sambil makan gorengan wak retno yang enak top markotop" Nadia menjawab menunjukkan dua jempolnya.

*****

Suasana kandang sore hari sudah sepi, terlihat laki-laki usia matang sudah siap dengan pakaian lengkap berkuda.

Pemuda itu menuju kandang kuda warna putih mengeluarkan kudanya, deden yang melihat juragannya menuntun kuda keluar dari arena menghampiri juragannya.

"Juragan ndak berkuda di lapangan?" Tanya Deden.

"Saya pengin nunggang kuda sambil menikmati suasana sawah disore hari" Juragan menjawab sambil mengusap kepala kudanya lalu naik ke punggung kuda tidak menunggu jawaban dari Deden. sang Juragan meninggalkan area itu.

"Buka gerbangnya pak saya mau keluar" perintahnya pada dua penjaga gerbang.

"Nggeh den" Pak Iskandar berlari membuka gerbangnya, Melihat Juragannya sudah jauh menutup Kembali gerbang.

"Raden tambah ganteng lan gagah yo dar, ketok banget turunan Datuk lan nyi" Ujar pak Joyo memuji anak dari majikannya.

"Siapa yang bisa menandingi pesona anak Datuk lan Nyi, apalagi putra kesayangan mereka Raden Damar Abimana Broto Kusumo beliau itu sudah ganteng sejak lahir keturunan darah biru pula"

"Ndak heran kalo anak datuk memang titisan pangeran wong semasa den Najib hidup saja banyak wedok yang suka karo aden Najib meskipun den Najib nakal tapi beliau berani bertanggung jawab" tambah Joyo.

"Nah Iyo, Apalagi ini kakaknya yang ganteng lan baik sisan kurang idaman apa den Damar dimata para gadis desa yo pasti di incar kuwi yo toh?" pertanyaan pak kandar mengundang gelak tawa mereka.

Gerbang kediaman Kusumo tertutup kembali.

~Bersambung~

Cerita baru jangan lupa tinggalkan jejak termanis kalian dan VOTE

semoga para Nimas sehat dan cepat kaya raya✌️

tolong beri kritik dan saran yang positif di komentar ya, biar tambah semangat Ndoro nulisnya😗👌

Salam manis dari
Ndoro, Agendafrky

GARWA JURAGAN [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang