6

2.7K 184 33
                                    

Nuwun sewu para Nimas sing paling ayu✨

Kalian pada nungguin ya???
Makanya di vote lahhhh dan di komen juga, jangan jadi pembaca gelap saja tinggalkan jejak di part ini ya Nimas!🤝

Selamat Menikmati

*****

Rahayu bangun dari tidurnya meringis kesakitan, dia pun duduk melihat kakinya yang bengkak memerah. Rahayu meraih balsem di nakas samping ranjang mengolesi dengan pelan ke kakinya.

Tok…tok…tok…

“Nduk wis tangi tah?” (Nak sudah bangun?) Ramlah mengetukan kamar Rahayu

“Wis buk” (sudah buk) saut dari dalam kamar

Ramlah membuka pintu kamar putrinya “isih lara tah sikile” (masih sakit kakinya) tanyanya

“iya buk”

“Buk, bapak budhal masjid yo” ( Buk, bapak berangkat masjid ya) pak Zuli menyusuli istrinya ke kamar Rahayu.

“dhurung sembuh tah nduk?” (belum sembuh ya nak?) lanjut Zuli menghampiri Rahayu

“urung pak, isih nyut-nyutan” jawab Rahayu

“Ra usah kerja hari ini, biar bapakmu sing bilang kowe ijin ra masuk kerja ke Datuk atau juragan di masjid” ujar Ramlah

“njih buk”

“Iyo wis bapak berangkat” pamit bapak mengusap kepala Rahayu lalu menyodorkan tangannya ke ramlah
Pak Zuli pun berangkat solat subuh di masjid.

“iso mlaku dewe to ra nek jeddhing?” (bisa jalan sendiri Ndak ke kamar mandi?) Ramlah menuntun Rahayu ke keluar kamar
“iso buk”

“ibuk tinggal solat dulu” pergi ramlah masuk dalam kamarnya
“Nggih buk”

Setelah itu Rahayu pun masuk ke kamar mandi untuk wudhu menunaikan solat subuh.

*****

“Datuk, juragan” sapa pak Zuli menghampiri dua orang yang baru keluar masjid.

Datuk dan juragan menghentikan jalannya menoleh pada zuli yang menyapanya.

“kowe zul, ada apa?”

“kulo nyuwun sewu Datuk, dino iki Rahayu ijin ra iso masuk kerja dulu soalnya kakinya sakit Datuk” (saya mohon maaf Datuk, hari ini Rahayu ijin ndak bisa masuk kerja dulu soalnya kakinya sakit Datuk)

“anakmu kerja di peternakan tah?”
“nggih, baru masuk wingi Datuk” (iya, baru masuk kemarin Datuk) ujar pak Zuli

Datuk hanya menganggukkan kepalanya “iya wis, suruh anakmu istirahat dulu sampai sembuh” ucap Datuk

Damar yang menerima kabar Rahayu sakit pun terpejat begitu juga Bahri yang baru saja keluar menghampiri majikannya dan pak Zuli.  Sedangkan Damar memikirkan kejadian kemarin yang membuat keadaan Rahayu sakit, Apa karena kejadian kemarin Rahayu sakit? Pikirnya.

“sakitnya parah apa ndak pak?”

Bukan Damar yang bertanya tapi Bahri. Bahri mendengar Rahayu sedang sakit dengan raut wajah yang cemas pun bertanya secara spontan.

“ndak hanya bengkak saja, kowe ra usah jemput Rahayu hari ini ra masuk” jawab pak Zuli

“kalau begitu saya pamit dulu datuk,juragan” pamit pak Zuli “Bahri” ucapnya sambil menepuk pundak pemuda itu.

Damar yang melihat interaksi pak Zuli dan Bahri begitu sangat dekat.

Wajah cemas Bahri mengetahui Rahayu sakit, dan tadi dia mendengar Bahri akan menjemput Rahayu semuanya tidak lepas dari tatapan damar. Di dalam hatinya ada sekidit cemburu pada bahri yang memiliki kedekatan dengan pak Zuli ayah dari Rahayu.

“Ayo pulang” Ajak Datuk membuyar lamunan Damar. Mereka pun berjalan menuju mobilnya di parkiran.

“Romo baru tau kalau anaknya Zuli kerja di kandang” ujar datuk “pasti ibuk kemarin sing nerima” lanjut Datuk.

“enggih Romo, soale wingi Damar ke ladang pagi sekali” jawab Damar

“ndak biasanya Ramlah ngasih ijin anaknya keluar, pasti Rahayu sing maksa bapaknya iku” ucap Datuk

Sesampainya di halaman rumah, Bahri membukakan pintu duduk datuk dan menuntunnya. Damar yang keluar dari mobil memanggil mang Idris, abdi kebun rumahnya.

“Mang, kemarin sebentar“
“iya Den” Idris menghampiri Damar.

“Nanti mang Idris ke apotik tumbas obat pereda nyeri bengkak sama jajan di toko terus antar ke rumah pak Zuli, nggih” suruh Damar pada mang Idris

Datuk dan Bahri yang mendengar perintah Damar pada Idris pun menatapnya dengan heran.

“siap Den”

Damar yang melihat Datuk menatapnya meminta penjalasan.

“wingi sore dek Rahayu jatuh gara-gara kuda Damar lepas di ladang, ndak ada hal lain Romo” jelas Damar

Datuk tersenyum, kelihatan sekali putranya sedang salah tingkah. Damar memang masih dengan ekspresi biasa tetapi rona di mukanya terlihat jelas di netra Datuk yang sudah berumur.

Dia setuju-setuju saja jika Damar menaruh hati pada anaknya Zuli yang cantik itu, Anak gadis Zuli tidak hanya cantik rupanya saja hatinya pun sangat cantik dan santun.

“Anaknya Zuli cantik, kalau awakmu suka Romo bisa lamar buat kowe” ucap Datuk

“Romo jangan aneh-aneh” tungkas Damar

“yo wis kalau kowe ra mau, biar romo lamar buat Bahri”

Bahri tadi kaget ketika datuk melamar gadis pujaannya untuk Damar anaknya namun dia merasa senang ketika tuan datuknya mengatakan akan melamar rahayu untuknya.

Sedangkan Damar meninggalkan romonya yang tersenyum melihat anaknya yang kesal.

~Bersambung~

Cerita baru jangan lupa tinggalkan jejak termanis kalian, Nimas

semoga para Nimas sehat dan cepat kaya raya✌️

tolong beri kritik dan saran yang positif di komentar ya, biar tambah semangat Ndoro nulisnya😗👌

Salam dari Ndoro
Agendafrky,

GARWA JURAGAN [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang