7

5.9K 264 336
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak💃

upnya seminggu 2x
hari Rabu dan Jumat yaaa😚

target vote dan komen 300++
jika saat hari up belum sesuai target, maka upnya di undur

Selamat menikmati, Nimas✨

*****

Suara salam dari depan teras rumahnya menghentikan aktivitas bu Ramlah yang sedang memasak di dapur. Bu Ramlah melihat siapa yang bertamu pagi ini, Saat pintu terbuka oleh bu Ramlah terlihat mang Idris berdiri depan pintu dengan plastik di pegangnya.

" Loh Kowe mang, Ada apa mang?" tanya bu Ramlah.

"mau anter titipan dari Juragan" jawab mang Idris.

"Apa ini mang?" bu Ramlah menerima bungkusan plastik lalu membuka melihat isinya

"walah buat Rahayu toh. kandhani ke Juragan matur suwun nggih, Mang" (walah buat toh, bilangin ke juragan terimakasih ya, mang) ucap bu Ramlah.

"iya, tak langsung balik yo" pamit mang Idris

Setelah kepulangan mang idris, bu Ramlah menutup pintu rumahnya Kembali.

Rahayu sedang duduk selonjoran diatas kasur kamarnya. Ia asyik membaca buku resep masakan milik sepupunya mbak Lastri.

Pintu kamarnya pun terbuka. Bu Ramlah masuk kedalam kamar Rahayu membawa plastik hitam besar dari Juragan.

"Tadi siapa Buk" tanya Rahayu pada ibunya yang masuk ke kamarnya.

"Suruhannya Juragan, anter iki" ramlah menunjukkan plastik yang di bawanya.

"buat Bapak?"

"ora buat kowe, Nduk" jawab Ramlah memberikan bawaannya pada Rahayu.

Rahayu menerima plastik itu. Ia mengeluarkan isi dalam plastik hitam pemberian dari Sang juragan.

"salep pereda nyeri, jajannya akeh tenan Buk"

*****

"Sudah di terima mang?" tanya Damar.
"Sampun Raden" ucap mang idris yang baru balik.

Damar merogoh saku untuk mengambil dompet, dia mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah memberikannya pada mang Idris.
"ini Mang"

"suwun Raden" Mang Idris menerima upah yg diberi Juragan untuknya.

Damar hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"kalau begitu Kulo pamit ke belakang, Raden" pamit mang Idris yang di tanggapi anggukan kepala.

Damar mendengar suara langkah orang yang berjalan mendekatinya. Ia terus mengelus-elus kudanya, seolah Ia mengetahui orang yang datang padanya.

Bahri berdiri tepat di belakang Damar yang mengelus kuda miliknya.
"Juragan, kulo nyuwun ijin badhe medal sekedhap" (Juragan, saya minta izin mau keluar sebentar) ucap Bahri.

"Nyangndhi?" (kemana) tanya Damar.

"Badhe ningali rencang, Juragan" (Mau jenguk teman, Juragan)

"sopo?" tanya Damar menyidik.

"Dek Rahayu, Juragan" jawab Bahri.

Damar menarik nafas dengan kasar guna meredakan emosinya. Apa katanya, Dek Rahayu? Mendengar itu membuat Ia bertambah emosi.

Dia memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan hatinya yang kini bergemuruh karena cemburu. Namun ketika ia membuka matanya kembali, sorot matanya kembali dingin. Lalu Damar memutar tubuhnya menghadap Bahri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARWA JURAGAN [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang