"Ayo Daren perkenalkan dirimu," suruh bu silvi wali kelas XI MIPA 1. Beliau mengajar pelajaran bahasa Indonesia.
"Pagi semua, perkenalkan nama gue Daren Adi Wijaya, biasa di panggil Daren." Salam kenal semua," sapa Daren memperkenalkan diri di depan kelas. "Gue berasal dari SMA Bintara."
"Salam kenal juga Daren," balas beberapa murid di kelas XI MIPA 1.
"Baik anak-anak, apakah ada yang mau di tanyakan?" ucap Bu Silvi kepada mereka.
"Saya Bu." Salah satu siswi mengangkat tangannya.
"Silahkan jika kalau mau bertanya," lanjutnya.
"Daren, Daren, kalau boleh tau udah punya pacar belum?" tanya Queen. Sorot mata tertuju padanya, sebelum seisi kelas menyorakinya.
"Dih apaan si, caper banget njir," balas siswi lainnya.
"Belum," jawab Daren singkat.
"Sabi lah ya, sama gue," kata Queen sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Huuuuu." Beberapa sorakan di lontarkan seluruh siswa siswi di dalam kelas untuk Queen.
"Sudah-sudah jangan ribut! Malu-maluin tahu nggak!" jelas Bu Silvi memberitahu mereka.
"Kalau begitu kamu boleh duduk di ... Sebelah Lexsa," suruh Bu Silvi seraya menunjuk kursi kosong di sebelah cewek berpenampilan rapi yang tak lain adalah Lexsa.
"Hallo Sa," sapa Daren.
Pipi Lexsa memerah, saat tau dirinya satu bangku dengan Daren. Karena tidak mau kelihatan salah tingkah, Lexsa memilih untuk mengalihkan pandangannya ke buku paket.
"Baik anak-anak, kita lanjut materi yang kemarin ya, yaitu pernyataan argumentatif."
"Baik Buu," balas seluruh siswa di dalam kelas.
***
Jam istirahat pertama sudah di mulai, guru meninggalkan kelas dan seluruh siswa-siswi akan melakukan rutinitasnya yaitu mengisi perut di kantin dan koperasi sekolah.
Sedari tadi mereka berdua hanya diam, tanpa memulai obrolan, mungkin karena mereka masih sama-sama canggung. Akhirnya Daren memutuskan untuk mengawali pembicaraan.
"Sa," sapa Daren kepada Lexsa.
Lexsa yang awalnya masih menulis di bukunya, reflek menoleh ke arah Daren yang baru saja memanggil namanya. "Iya kenapa Ren?"
Daren mengeluarkan bekal dari dalam tasnya, dan memberikannya untuk Lexsa. "Lo pasti laper kan? Makan gih, ini buatan nyokap gue, gue jamin lo pasti suka," jelas Daren.
"B-buat gue?" tanya Lexsa menunjuk dirinya sendiri.
Daren hanya mengganguk sekilas, yang menandakan bahwa dia memberikan bekal makanannya untuk Lexsa. "Iya itu buat lo."
Tap--omongan Lexsa terpotong oleh Daren yang lebih dulu mengatakannya.
"Tenang aja, gue belum laper kok," ucap Daren kepada Lexsa. "Jangan lupa di habisin," lanjutnya.
"M-makasih ya Ren," balas Lexsa, lalu membuka kotak bekal itu untuk dirinya makan. Saat di buka kotak bekal itu betapa senangnya Lexsa karena ini makanan favoritnya. Yaitu nasi goreng ayam suwir, entah karena sengaja atau ngga sengaja tiba-tiba saja Daren memberikannya kotak bekal yang berisi makanan favoritnya.
Lexsa langsung memakan nasi goreng itu dengan lahap. "Masakan nyokap lo enak juga Ren," jelas Lexsa kepada Daren.
Gimana rasanya nggak enak coba, jelas-jelas nyokap Daren adalah sosok chef terkenal yang hampir mendunia. Baginya masakan nasi goreng nyokapnya belum seberapa di banding masakan udang saus padang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU ANAK YANG TAK DI INGINKAN
Teen Fiction"Anak yang Tak Diinginkan" adalah kisah tentang seorang gadis remaja bernama Lexsa, yang tumbuh dalam keluarga yang tidak pernah benar-benar menerima kehadirannya. Ibunya, seorang wanita karier yang sibuk, selalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang me...