Jgeeer jgeeer
Suara gemuruh petir itu, menandakan akan terjadi hujan yang sangat deras.
Lexsa berjalan sendiri pulang ke rumahnya setelah di tinggal oleh supir dan adik angkatnya. Langit mulai menggelap dan awan hitam mulai menutupi bulan, membuat jalanan semakin gelap.
Tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya. Tetesan air hujan jatuh dengan lebatnya, membuat Lexsa terpaksa berlari menuju tempat berteduh terdekat. Saat ia mencari tempat berteduh, petir menyambar di langit dan gemuruh petir menggema di sekitarnya. Lexsa merasa takut namun tetap berusaha tenang.
Namun di satu sisi, keluarga Lexsa tidak begitu memperdulikan kehadirannya,malahan sekarang mereka semua lagi asik mengobrol satu sama lain di meja makan.
Setelah beberapa saat, hujan mulai reda dan Lexsa melanjutkan perjalanan pulang. Langit masih gelap dan jalanan masih terlihat sangat sepi. Namun, Lexsa merasa ada sesuatu yang mengawasinya dari kegelapan. Ia merasa seolah diikuti oleh sesuatu yang tak terlihat.
Dengan langkah cepat, Lexsa terus berjalan menuju rumahnya. Namun, tiba-tiba sebuah bayangan muncul di hadapannya. Lexsa terkejut dan berteriak, namun ternyata itu hanyalah seekor kucing hitam yang tersesat di tengah hujan.
Lexsa merasa lega dan tersenyum. Ia kemudian menggendong kucing itu dan membawanya pulang bersamanya. Di tengah malam yang gelap, hujan dan gemuruh petir, Lexsa menemukan teman baru yang akan menemaninya pulang ke rumah.
"Pasti kamu kedinginan ya meng." Ucapnya sambil mengelus-elus lembut bulu kucing itu.
Angin yang masih lebat itu, membuat surai hitam milik Lexsa sedikit berterbangan, Lexsa memutuskan untuk lebih cepat pulang menuju rumahnya, agar tidak kehujanan lagi di tengah jalan.
Di rumah keluarga danendra.
"Pasti habis ini kak Lexsa bakal kena marah sama papah dan mamah." Gumam Lena sambil tersenyum smirk.
Cakra selaku abang kandung dari Lexsa danendra, baru menyadari kalau adeknya Lexsa sampai saat ini belum juga pulang ke rumah.
"Mah, pah, kok Lexsa belum pulang ya," Ujar Cakra.
Sontak membuat kedua orang tua Lexsa menoleh ke kanan kiri, untuk memastikan ada kehadiranya di rumah. Tapi nihil keberadaan Lexsa tidak di temukan di dalam rumah.
"Lena, bukanya tadi Lexsa pulang bareng lo." Cakra menatap Lena dengan tatapan serius.
Lena yang sedang meminum secangkir teh, tiba tiba saja tersedak karena kaget. "Hah, engga jadi kok." Lena berusaha pura-pura tidak tau kejadian yang sebenernya, kalau sebenernya dia yang meninggalkan Lexsa di sekolah.
"Adek kamu tu ya, selalu aja cari masalah di keluarga ini, dasar anak pembawa sial." Ucap Luna kesal kepada anak kandungnya sendiri, Lexsa.
Tok tok tok
Seluruh anggota keluarga danendra, yang awalnya sedang membicarakan Lexsa di kejutkan oleh ketukan pintu di tengah malam, Cakra berdiri perlahan-lahan dan melangkah menuju pintu. Dengan hati-hati Cakra membuka pintu dan menemukan Lexsa dengan wajah pucat dan basah kuyup berdiri di depannya.
"Dari mana aja lo, sampai basah kuyup gini." Cerocos Cakra sambil menarik pelan seragam milik Lexsa.
Dengan cepat Cakra memanggil kedua orangtuanya. "Mah, pah, liat nih, anak yang baru saja di omongin udah di hadapan Cakra.
Orangtua mereka berjalan menuju pintu dan melihat dengan jelas, seragam milik Lexsa sangat basah.
"Darimana aja kamu?." Tanya Luna kepada Lexsa.
Tak ada jawaban dari Lexsa sama sekali, yang membuat Luna selaku ibunya, mengulang pertanyaannya dengan nada yang membentak.
"DARIMANA AJA KAMU, JAWAB!"
Tubuh Lexsa bergetar kaget karena teriakan dari ibunya, mata Lexsa menyorot ke arah Lena sambil bergetar saat ingin mengatakan yang sebenarnya.
Namun Lena yang baru saja di tatapnya itu, membalaskan tatapan tajamnya ke arah Lexsa, membuat Lexsa sedikit mengalihkan padangannya.Karena Lexsa tidak mau adeknya di marahin sama orangtuanya, Lexsa terpaksa berbohong dan tidak mengucapkan yang sebenarnya.
"L-lexsa, T-tadi ada kegiatan sekolah mah." Ucapnya terbata-bata karena terpaksa berbohong sama orangtuanya.
"Alasan aja kamu, malam ini juga, kamu tidur di LUAR." Luna mendorong tubuh Lexsa, lalu menutup pintu rumah dengan cepat.
"Mah, tapi kasian Lexsa mah," Ujar Cakra.
"Diam! kamu CAKRA," Bentak Luna.
Lena anak angkat dari keluarga danendra, merasa puas karena melihat keluarga ini hampir hancur lebur. Dan ia juga berharap kalau semua harta milik keluarga danendra akan jatuh di tangannya.
"Mah, pah, bukain pintunya." Pinta Lexsa di balik pintu, berharap salah satu dari mereka ada yang membukanya, namun nihil Lexsa di tinggalkan dan di biarkan tidur semalaman di luar oleh keluarga nya.
Lexsa menyandarkan kepalanya di depan pintu sembari mengosok-gosok tubuhnya yang basah kuyup karena hujan.
Karena pintu rumah tak kunjung di buka oleh keluarganya, Lexsa memutuskan untuk berbaring di lantai depan pintu yang terlihat basah akibat hujan di sertai angin yang begitu kencang.
Bi Ina selaku pembantu di keluarga danendra yang kebetulan sedang mengeluarkan air dari halaman rumah pintu belakang, di kejutkan oleh pemandangan yang tidak biasa, kali ini majikannya sangatlah keterlaluan hingga membuat bi Ina sedikit kecewa padanya.
Tidak menunggu lama akhirnya bi ina membawakan secangkir teh hangat dan roti bertoping coklat kacang di atasnya, untuk di berikan kepada Lexsa.
"Ya Allah non, kenapa non Lexsa teh tidur di depan." Ucap bi Ina sambil meletakan makananya di depannya.
"Lexsa ngga boleh masuk sama mamah, bi." Ujarnya sedikit lirih karena mukanya terlihat pucat, sepertinya ia sakit.
"Gustii, meni kasihan pisan kamu non, ayo ikut bi Ina lewat pintu belakang, biar non teh ngga kedinginan," Jelas bi Ina.
"Makasih bi, tapi ngga usah bi, nanti mamah marah." Pinta Lexsa kepada bi Ina.
"Kalau non Lexsa tidur di luar, bi Ina juga ikutan tidur di luar." Jelas bi Ina kepada Lexsa, bagaimana mungkin dirinya membiarkan Lexsa tidur di luar, sedangkan di luar sangatlah dingin.
"Jangan bi, bi Ina harus tidur di dalam, biar ngga sakit." Jelas Lexsa lalu meminum teh dan sedikit memakan roti yang telah di bawakan oleh bi Ina.
Bi Ina tidak tinggal diam, ia beranjak pergi lalu mengambilkan handuk, baju ganti, beserta bantal & guling termasuk selimut untuk Lexsa.
Selang beberapa menit, bi Ina sudah membawakan semuanya, dan Lexsa di suruh ganti baju oleh bi Ina lewat pintu belakang.
Sambil menunggu Lexsa berganti baju, bi Ina tentunya sudah membawakan kasur lipat untuk Lexsa tidur di luar, ia tidak akan membiarkan anak majikannya itu sakit, apalagi Lexsa sudah di anggap oleh bi Ina sebagai anak perempuan nya, karena di desa bi Ina mempunyai anak keduanya adalah cowok, yang satu sudah kuliah, dan yang satu seumuran sama Lexsa.
Setelah Lexsa selesai berganti baju, bi Ina meminta Lexsa untuk meminum obat agar Lexsa tidak jatuh sakit. Dan setelah itu bi Ina membiarkan Lexsa tertidur dengan nyaman walaupun di luar rumah.
Tbc
Kalau suka sama ceritanya jangan lupa komen dan vote ya, terimakasih kepada kalian yang sudah berkenan membaca cerita ini..
Dan tentunya cerita ini di buat murni oleh Author tanpa adanya penjiplakan.
See u next chapture guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU ANAK YANG TAK DI INGINKAN
Roman pour Adolescents"Anak yang Tak Diinginkan" adalah kisah tentang seorang gadis remaja bernama Lexsa, yang tumbuh dalam keluarga yang tidak pernah benar-benar menerima kehadirannya. Ibunya, seorang wanita karier yang sibuk, selalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang me...