cahpter 12

49 1 100
                                    

࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ִ ۫ ּ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ִ ۫ ּ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪

𑁍⃞🔮 Selamat membaca ya, semoga suka 𑁍⃞🔮 ֪

j⍺ᥒɡ⍺ᥒ ᥣuр⍺ 𝖿𝘰ᥣᥣ𝘰w juɡ⍺ ⍺kuᥒ іᥒ𝘴t⍺ɡr⍺𝗆 Lᥱᵡ𝘴⍺ & D⍺rᥱᥒ

@lexsadanendra
@darennmahendra
@naajiiibbbb_ ( іᥒ𝘴t⍺ɡr⍺𝗆 ⍺uth𝘰r )

ᴋ⍺ᥣі⍺ᥒ juɡ⍺ ᖯі𝘴⍺ ᖯᥱrіᥒtᥱr⍺k𝘴і 𝖽ᥱᥒɡ⍺ᥒ 𝗆ᥱrᥱk⍺ ᥣᥱw⍺t DΜ іᥒ𝘴t⍺ɡr⍺𝗆 Ⴘ⍺^^ th⍺ᥒk u ⍺ᥣᥣ

࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ִ ۫ ּ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪ ִ ۫ ּ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۫ ּ ֗ ִ࣪ ִ ۫ ּ ֗ ִ ۪ ⊹ ˑ ִ ֗ ִ ۫ ࣪

Terlihat suasana langit kini semakin menggelap, angin berhembusan dari berlawanan arah dengan sangat kencang, sehingga membuat surai hitam milik Lexsa sedikit berhamburan ke atas.

"Sa tunggu!" Darenn menarik pergelangan Lexsa cukup kencang, sehingga membuat tubuh kecil Lexsa jatuh di pelukannya.

Kini mereka berdua pun saling beradu pandangan satu sama lain. "Cantik juga nih cewek," gumam Daren dalam hati.

"Lexsa menegun salivanya kasar, ya Tuhan, pemandangan macam apa ini, d-dia ganteng banget jika di lihat dari dekat," ucap Lexsa dalam hati. Kini pipinya semakin memerah dan terlihat sangat kaku.

Nafas gusar milik Daren menyapu kasar di wajah Lexsa, yang membuat Lexsa sedikit geli dan beralih untuk melepaskan pelukannya dari Daren.

"Eh, maaf," ujar Daren.

Lexsa hanya tersenyum kikuk. "Ada apa Ren?" tanya Lexsa penasaran.

"Anu, ini kan mau turun hujan, lebih baik gimana kalau lo, gue anterin ke rumah," ucap Daren menawarkan untuk menghantarkan Lexsa pulang ke rumahnya.

Lexsa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Makasih, tapi gausah Ren, lagi pula pak Tarno udah mau sampai kok."

Daren membuka lebar mulutnya hingga berbentuk O sambil mengangkat kedua alisnya ke atas. "Yaudah kalau gitu gue tunggu di sini! Sampai jam 16.30 belum datang juga, lo harus pulang bareng gue." "Nggak ada penolakan," lanjutnya.

Lexsa memutar malas kedua bola matanya. "Hufttt, "iya, iya."

****

Di tengah perjalanan menuju sekolah Lexsa, tiba-tiba mobil pak tarno mendadak berhenti di pinggir jalan.
"Aduh kenapa nih mobil tiba-tiba berhenti." Pak Tarno membuka pintu mobil dan segera mengecek dasbor depan mobil.

Pak Tarno menggaruk kasar kepalanya yang tidak gatal itu. "Duh, gimana nih pasti non Lexsa udah nunggu lama," ujar pak Tarno panik. "Apa saya bilang aja ya ke non Lexsa kalau mobilnya mogok di jalan," lanjutnya.

Pak Tarno merogoh-rogoh saku celana dan bajunya, sudah hampir 10 detik pak Tarno mencarinya namun hasilnya nihil, handphone miliknya tidak ada di saku celana dan bajunya. "Loh handphone saya dimana?"

Pandangan pak Tarno beralih ke mobil, dan ia segera mencarinya di dalam mobil, barang kali handphonenya ketinggalan di dalam mobil.

Dan benar saja ternyata handphone miliknya tertinggal di dalam mobil. "Alhamdulillah untung aja ketemu," ujar pak Tarno menarik nafas dalam-dalam.

Pak Tarno menekan tombol handphone miliknya untuk menyalakan handphonenya, tetapi sayanganya handphone miliknya itu baterainya lowbat, alahasil dirinya tidak bisa menghubungi Lexsa. "Astaga, saja ada ada, gimana nih caranya ngehubungin non Lexsa?" Ia sangat bingung, ia beberapa kali menolah-noleh ke kanan kiri, berharap ada orang lewat untuk membantunya menghubungi non Lexsa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU ANAK YANG TAK DI INGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang