Chapter 07

293 52 6
                                    

"Bawa aku, sakiti aku, bermainlah denganku, aku akan membiarkanmu melakukan apapun yang kamu mau, tapi tolong jangan menjauh dariku."

~

Kamis 06:30

Pagi itu Jennie tiba di sekolah lebih awal dari yang diperkirakan. Dia menuju ke ruang kelas untuk menunggu Rosé datang, tapi suara tawa keras yang datang dari dalam kelas membuatnya berhenti di balik pintu untuk mendengar suara itu dengan seksama.

"Ide yang bagus Lisa, aku sangat ingin melihat reaksi gadis idiot itu!"

Itu adalah suara Jisoo, teman menyebalkan Lisa. Rupanya mereka juga datang lebih awal dan itu membuat Jennie memutar matanya dengan kesal. Dia sedang tidak mood untuk menghadapi dua gadis yang tak tertahankan itu, meskipun perasaan geli-geli menyenangkan timbul di perutnya ketika mendengar suara Lisa.

"Ini akan menjadi pertunjukan terbaik yang pernah kau lihat selama bertahun-tahun Jisoo... si bodoh itu tidak tahu apa yang akan terjadi padanya." Kata Lisa dan mereka berdua tertawa secara bersamaan. Tawa mereka terdengar jahat dan Jennie bertanya-tanya, siapakah korban yang akan menjadi sasaran kelakuan buruk duo gadis gila itu.

Jennie kemudian membuka pintu dengan perlahan dan seketika mata kedua gadis itu tertuju padanya. Senyuman luar biasa terbentuk di wajah licik mereka, tapi mata Jennie hanya tertuju pada si rambut abu-abu. Gadis itu mengangkat alis sambil berjalan perlahan ke arahnya.

"Hai Jennie," kata Lisa dengan sopan, tetapi nadanya salah dan Jennie mengetahui itu. Jadi dia dengan gugup mundur beberapa langkah.

"Aku akan mengambil bukuku." Kata Jisoo sambil mengedipkan mata ke arah Lisa, lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Jennie mulai ketakutan. Dia juga merasakan kegugupan tumbuh di dalam dirinya. Mungkin Lisa sudah tahu kalau dia menyukainya dan dia sekarang pasti akan menghajarnya.

Jennie benar-benar ingin melarikan diri.

"H-halo," katanya dengan suara tergagap. Dia yakin saat ini wajahnya lebih mirip tomat matang dibandingkan dengan wajah manusia.
Pipinya mendidih, dan darahnya juga mendidih dengan intensitas yang sama.

"Aku ingin minta maaf karena kemarin aku pulang lebih dulu... aku memiliki masalah keluarga yang harus diselesaikan, jadi aku terpaksa meninggalkanmu."

Lisa menghela napas sambil menatap bola mata kucing Jennie. Sedangkan tatapan Jennie tertuju pada bibir Lisa yang tebal dan berwarna merah muda terang yang sangat cantik seperti segala sesuatu yang ada di tubuh Lisa.

Jennie menggigit bibir bawahnya dengan keras. Pada jarak tiga meter, dia bisa melihat setiap detail wajah Lisa dengan sempurna.

Segala sesuatu tentang gadis itu adalah kesempurnaan yang hakiki. Lisa benar-benar memiliki kecantikan yang luar biasa dan Jennie membenci dirinya sendiri karena begitu mudah jatuh kedalam pesonanya.

"T-tidak apa-apa... aku mengerti," jawab gadis bermata kucing itu dengan ragu-ragu.

Lisa mendekat lalu meraih salah satu rambut coklatnya untuk di mainkan dengan bercanda. Menyebabkan sedikit getaran merambat di punggung Jennie.

Aroma kayu dari parfum Lisa yang segar, smoky, dan creamy perlahan memenuhi lubang hidung Jennie dan jika dia lebih dekat lagi dengan gadis itu, dia pasti akan melakukan tindakan yang akan dia sesali.

Namun entah kenapa Jennie tidak bisa berjalan pergi, dia merasa seolah-olah tubuhnya bukan miliknya lagi, dia bahkan hampir tidak bisa berdiri dengan kakinya yang kini terasa lemah.

"Aromamu seperti Raspberry." Lisa berbisik dengan suara serak dan sangat pelan, sehingga hanya bisa didengar telinga Jennie.

Bisikan itu menyebabkan bulu-bulu kecil di lengan Jennie berdiri. Dia merasa seperti sedang terkena sihir yang menyenangkan.

SOME THING I'LL NEVER KNOW (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang